Quote:
Komisi VI DPR RI siang tadi memanggil Ekonom senior Faisal Basri untuk memberikan masukan terkait upaya penyelamatan ekonomi Indonesia di tengah pandemi virus Corona (COVID-19).
Dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan DPR itu, Faisal menilai penanganan virus Corona yang dilakukan pemerintah lebih condong ke arah ekonomi ketimbangan penanganan kasus COVID-19.
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang Menterinya kini ditunjuk sebagai Ketua Pelaksana Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) pun angkat suara. Staf Khusus Kementerian BUMN, Arya Sinulingga membalas tudingan itu dengan menunjukkan data tingkat kesembuhan pasien dari COVID-19.
"Ini kan fakta ya yang tidak bisa dibohongi jadi kesembuhan terus naik sementara yang meninggal terus turun. Ini kan menjawab kalau mengatakan kesehatan tidak ditanggulangi mana bisa seperti ini datanya. Bener nggak?" ujar Arya kepada detikcom, Senin (31/8/2020).
Baru-baru ini, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 merilis data tingkat kesembuhan dari COVID-19. Menurut data Satgas Penanganan COVID-19, tingkat kesembuhan di Indonesia lebih tinggi dari rata-rata dunia.
Tingkat kesembuhan dari COVID-19 hingga 27 Agustus sebesar 72,8% atau sebanyak 118.575 kasus. Angka tersebut meningkat dari sebelumnya sebesar 71,5% artinya masih lebih tinggi dari rata-rata dunia yang sebesar 69,34%.
Sementara itu untuk kasus aktif, persentasenya sebesar 22,9% atau 37.245 kasus. Sedangkan rata-rata dunia sebesar 27,24%. Dengan demikian jumlah kasus aktif di Indonesia juga masih rendah dibanding rata-rata dunia.
Melihat data itu, Arya menegaskan bahwa segala upaya dan program pemerintah dalam menangani kasus COVID-19 tetap berjalan sebagaimana mestinya bahkan membuahkan hasil.
"Artinya infrastruktur kesehatannya, tenaga kesehatannya, obat-obatan pendukung serta pelayanan kesehatannya semua bekerja," tegas Arya.
SUMBER
100% BENAR BANGET
