Kaskus

Hobby

999999999Avatar border
TS
999999999 
Antara Corona dan Sepeda, Cuma Latah Apa Seterusnya?
Antara Corona dan Sepeda, Cuma Latah Apa Seterusnya?




Bagi yang udah berkeluarga, pernah ngalamin gak anak merengek minta sepeda? Merengeknya lebih dahsyat dibanding saat dia minta iPhone?

Ngalamin juga gak, sepeda untuk anak sudah, giliran emaknya alias istri yang minta beliin sepeda lipat?

Dengan nyari obyekan sana-sini. Kebeli tuh sepeda lipat untuk istri.

Apakah ini berakhir?

Belum. Karena finalnya adalah: Mereka berdua merengek ngajak gowes bareng!

Gusti... Gue dari SD sampe SMP tiap hari ke sekolah naik sepeda sampe betis bongsor! Gak pengen lagi sebenernya sepedaan.

emoticon-Tepar

Jika kalian mengalaminya, berarti kita senasib. Mau gak mau gue beli 1 sepeda lagi untuk gue sendiri. Dan 3 kali beli sepeda gue gak habis pikir dengan harga sepeda yang luar biasa mahal. Naiknya mungkin 100% lebih!

Antara Corona dan Sepeda, Cuma Latah Apa Seterusnya?
Source: Freepik


Tren penggunaan sepeda meningkat di masa pandemi ini. Saat kesadaran akan pentingnya tubuh yang sehat demi imun yang kuat terus terupgrade. Dan hal ini bukan hanya di Jakarta saja (maaf samplenya Jakarta. Menyesuaikan dengan domisili saja) bahkan terjadi secara global.

Di Jakarta, berdasar catatan dari ITDP (Institute for Transportation & Development Policy), jumlah penggunaan sepeda di Jakarta meningkat hingga 1.000%. Edan!

Sedangkan secara global, data dari Cycling Scotland, terjadi peningkatan penggunaan sepeda di Edinburgh (Skotlandia) sebanyak 252% di weekday dan 454% di weekend. Wow!

Di Amerika, sesuai data dari Eco-Counter, di kawasan Barat Amerika, peningkatan pemakaian sepada naik sekitar 100%. Amazing!

Pertanyaannya adalah, Indonesia ini cuma latah atau memang akan seterusnya? Setelah pandemi sepeda akan tetap menjadi tren?



Menurut gue sih, ibarat tren batu akik yang pernah super duper heboh, kali ini pun kurang lebih sama. So far, sepeda hanya digunakan sebagai sarana olahraga, rekreasi, cuci mata, daripada gabut. Untuk benar-benar menggantikan transporasi sih menurut gue belum ya. Hal ini disebabkan juga karena fasilitas untuk pesepeda terutama di kota-kota besar belum memadai. Secara, kalau maksa sepedaan buat transportasi resikonya gak main-main, yakni nyawa! Gimana enggak, masih banyak jalur sepeda campur dengan motor dan mobil. Kadang malah rombongan sepeda juga sampai ke tengah menyisakan 1 jalur untuk mobil. Lah motor mau dikemanain?

Menurut Bike to Work, di berbagai wilayah Indonesia pada Januari 2020 saja setidanya ada 29 kecelakaan yang melibatkan pesepeda. 58% diantaranya menyebabkan kematian.

So, kalau boleh berharap sih, tren sepeda bisa berlangsung seterusnya. Karena dibanding jogging gue pribadi lebih seneng sepedaan. Meski awalnya segan karena bosan dari kecil udah sepedaan, lama-lama seru juga.

Tapi kalau disuruh memprediksi, gak lama lagi juga orang akan bosen. Gak usah nunggu pandemi berakhir yang bisa jadi masih lama, gak akan lama lagi sepeda juga gak se-hype sekarang. Dan harganya akan kembali normal. Bahkan bisa jadi akan murah karena ramai-ramai menjual sepedanya buat beli beras emoticon-Big GrinAh, itu mah gue... emoticon-Malu (S)

Sumber Data:
BBC Indonesia
Diubah oleh 999999999 01-09-2020 00:38
0
473
1
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan