Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ngopitalisAvatar border
TS
ngopitalis
Pandemi dan Candu Media Sosial
Pandemi dan Candu Media Sosial

Masa pandemi merubah perilaku dan gaya
sebagian masyarakat kita dalam bermedia sosial.
Dulu dianggap tidak penting, sekarang menjadi candu.

Sebelum Pandemi..

Media sosial, bagi sebagian orang yang sibuk bekerja, hanya dianggap sebagai selingan untuk mengisi waktu saat ada kesempatan saja. Tidak menjadi kebutuhan yang penting. Dalam penggunaannya, medsos kerap dijadikan sebagai ruang untuk curhat atau berbagi informasi. Membuat status lalu membagikannya ke akun media sosialnya. Atau sekedar berkirim pesan dan saling berkomentar dengan sesama pengguna.

Memang besar dampaknya terhadap semua sendi kehidupan, terutama kaum pekerja. Hal ini tampak dari munculnya kebiasaan baru masyarakat kita, termasuk dalam hal bermedia sosial. Dari yang semula tak terlalu mementingkan, kini menjadi gandrung dengan media sosial.

Pandemi dan Candu Media Sosial

Bagaimana bisa Terjadi ???

Sejak kaum pekerja banyak dirumahkan, dan tidak bisa bekerja lain karena ada pembatasan. Sejak itulah kebiasaan baru itu muncul. Ekonomi lumpuh, bantuan tidak merata, serta aturan yang tidak menguntungkan kaum pekerja, membuat sebagian kalangan berdiam diri dirumah tanpa aktivitas berarti. Akhirnya, stres dan frustasi. Dan bermedia sosial menjadi aktivitas baru mengisi waktu panjang selama dirumah.

Demi membuang stres, salah satu yang sangat mungkin dikerjakan adalah bermedia sosial. Yang dulunya tidak peduli, menjadi gandrung. Yang dulunya gandrung, menjadi sangat gandrung. Banyak hal yang dilakukan orang dalam bermedsos, bukan lagi hanya berstatus ria, lebih dari sekedar itu mencari hal baru yang sebelumnya tidak diketahui. Bahkan skala interaksinya pun makin meluas, dan hampir semua pengetahuan medsos dikuasai. Itu semua demi hilangkan stres.

Pandemi dan Candu Media Sosial

Setelah Pandemi..

Kini, media sosial seolah menjadi hal yang tak terpisahkan dari kehidupan. Ada anggapan bahwa, medsos ada ruang kedua setelah dunia nyata. Alat telekomunikasi yang terus melekat, bukan lagi karena persoalan panggilan telp atau pesan, tapi demi media sosial. Dan ini menjadi candu masyarakat belakangan ini.

Fakta yang terjadi di lingkungan kami, banyak bermunculan akun medsos yang dibuat oleh pengguna baru. Sebelumnya, pengguna ini hanya berkebutuhan pada telpon dan pesan. Namun, akhirnya ikut pada kebiasaan baru bermedia sosial.

Pandemi dan Candu Media Sosial

Adapun dampak positifnya, selain menghilangkan stres, juga mendapat pengetahuan dan info baru tentang apa yang ingin diketahui. Bahkan, sebagian dari mereka bisa berkreasi atau mendapat pekerjaan baru dari bermedsos. Seperti berjualan online, atau membuat sesuatu yang bisa dikerjakan dirumah. Sementara negatifnya, orang-orang menjadi tidak mudah bersosialisasi, semua sibuk dengan medsos. Pada puncaknya, media sosial akan menjadi candu bagi mereka yang terjebak dan berpengaruh besar pada pola serta budaya yang ada.


*Ditulis berdasarkan perubahan sosial pada masyarakat
pinggiran kota di Situbondo, tentang tren media sosial.


Sumber Gambar
Sumber Gambar
Sumber Gambar
Richy211Avatar border
asmulfaisiAvatar border
tien212700Avatar border
tien212700 dan 4 lainnya memberi reputasi
5
648
27
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan