- Beranda
- Komunitas
- News
- Perencanaan Keuangan
Ogah Rugi, Tren Bisnis Kuliner di Era Pandemi dan Mungkin untuk Seterusnya


TS
lizzycaplan
Ogah Rugi, Tren Bisnis Kuliner di Era Pandemi dan Mungkin untuk Seterusnya

Quote:
Bisnis Kuliner adalah salah satu sektor yang merasakan getirnya efek dari Virus Corona. Bagaimana tidak, saat kebijakan PSBB diterapkan dan banyak pusat perbelanjaan dilarang beroperasi, banyak restoran yang mau tak mau juga harus tutup. Tak terhitung kerugian yang harus dialami. Saat sewa tempat harus tetap dibayar, restoran ini tidak memiliki pemasukan sama sekali. Efeknya, beberapa restoran membuat kebijakan tidak populer seperti merumahkan karyawannya tanpa gaji. Salah satu teman saya mengalaminya. Dia adalah chef sebuah restoran di kawasan pusat perbelanjaan di Jakarta. 3 bulan lebih dia dirumahkan tanpa gaji. Miris memang. Tapi banyak orang yang mengalaminya. Bahkan yang lebih buruk juga banyak.
Secercah harapan muncul saat pemerintah mencanangkan era new normal. Era kebiasaan baru. Era kehidupan baru. Di mana kita harus terbiasa dengan kehadiran virus corona di tengah-tengah kita.
Bagi pemilik restoran, ini semacam oase. Mereka tentu saja tak mau terus meneru merugi. Bagi segenap karyawan mereka, ini adalah harapan. Dirumahkan tanpa gaji apa bedanya dengan PHK? Karena sama-sama tidak memiliki penghasilan. Lebih mirip dengan pengangguran. Dan bagi masyarakat umum, ini adalah timing untuk mengusir kejenuhan setelah sekian lama terkurung dalam rumah. Waktunya bisa keluar untuk hangout. Baik sekedar santai menikmati kopi atau berburu kuliner enak.
Tapi bagaimana juga, virus corona masih ada. Nyata keberadaannya meskipun tak kasat oleh mata telanjang. Jadi, memang harus ada protokol kesehatan yang diterapkan agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Terutama jadi ajang penularan virus corona.
Secara sederhana, syarat mutlak bisnis kuliner di era pandemi ada 4 faktor:
1. Kebersihan Tempat (Restoran)
2. Kebersihan Karyawan Restoran
3. Kebersihan Makanan
4. Kebersihan Pengunjung
Saya coba jelaskan secara sederhana saja biar tidak terlalu panjang.
1. Kebersihan Tempat (Restoran)
Bersihkan restoran secara rutin dengan disinfektan. Meja, kursi, alat makan, dll. Jika perlu, tolak pembayaran tunai. Pembayaran non tunai semisal dengan QR Code akan lebih nyaman.
2. Kebersihan Karyawan Restoran
Karyawan yang bertugas wajib dalam keadaan sehat dan berpakaian bersih. Jika perlu lakukan swab pada karyawan untuk memastikannya. Karyawan yang sedang demam harus beristirahat secara mandiri di rumah.
Jika dirasa pengurangan kapasitas akan mengurangi pemasukan, bisa dengan memberi sekat kaca/plastik di setiap tempat duduknya.
Untuk restoran yang terbiasa crowded, mungkin bisa memberikan harga khusus lebih murah untuk makanan yang dibawa pulang. Misal dengan gerakan kampanye #MakanBersamaKeluarga.
3. Kebersihan Makanan
Olah makanan dengan higienis. Dan masak dengan benar.
4. Kebersihan Pengunjung
Pengunjung yang datang wajib mencuci tangan terlebih dahulu dan memiliki suhu tubuh di bawah 37.5 derajat. Untuk restoran premium bahkan perlu mewajibkan membawa bukti hasil swab test.
Ke-4 faktor ini saya rasa perlu diterapkan tidak hanya kini, tapi juga seterusnya. Dengan begitu, bisnis restoran tetap dapat berjalan. Karyawan mereka tidak perlu dirumahkan lagi tanpa gaji. Dan masyarakat pada umumnya tetap dapat kulineran tanpa rasa cemas.
Referensi:
makanabis.com
food.detik.com
Secercah harapan muncul saat pemerintah mencanangkan era new normal. Era kebiasaan baru. Era kehidupan baru. Di mana kita harus terbiasa dengan kehadiran virus corona di tengah-tengah kita.
Bagi pemilik restoran, ini semacam oase. Mereka tentu saja tak mau terus meneru merugi. Bagi segenap karyawan mereka, ini adalah harapan. Dirumahkan tanpa gaji apa bedanya dengan PHK? Karena sama-sama tidak memiliki penghasilan. Lebih mirip dengan pengangguran. Dan bagi masyarakat umum, ini adalah timing untuk mengusir kejenuhan setelah sekian lama terkurung dalam rumah. Waktunya bisa keluar untuk hangout. Baik sekedar santai menikmati kopi atau berburu kuliner enak.
Tapi bagaimana juga, virus corona masih ada. Nyata keberadaannya meskipun tak kasat oleh mata telanjang. Jadi, memang harus ada protokol kesehatan yang diterapkan agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Terutama jadi ajang penularan virus corona.
Secara sederhana, syarat mutlak bisnis kuliner di era pandemi ada 4 faktor:
1. Kebersihan Tempat (Restoran)
2. Kebersihan Karyawan Restoran
3. Kebersihan Makanan
4. Kebersihan Pengunjung
Saya coba jelaskan secara sederhana saja biar tidak terlalu panjang.
1. Kebersihan Tempat (Restoran)
Bersihkan restoran secara rutin dengan disinfektan. Meja, kursi, alat makan, dll. Jika perlu, tolak pembayaran tunai. Pembayaran non tunai semisal dengan QR Code akan lebih nyaman.
2. Kebersihan Karyawan Restoran
Karyawan yang bertugas wajib dalam keadaan sehat dan berpakaian bersih. Jika perlu lakukan swab pada karyawan untuk memastikannya. Karyawan yang sedang demam harus beristirahat secara mandiri di rumah.
Jika dirasa pengurangan kapasitas akan mengurangi pemasukan, bisa dengan memberi sekat kaca/plastik di setiap tempat duduknya.
Untuk restoran yang terbiasa crowded, mungkin bisa memberikan harga khusus lebih murah untuk makanan yang dibawa pulang. Misal dengan gerakan kampanye #MakanBersamaKeluarga.
3. Kebersihan Makanan
Olah makanan dengan higienis. Dan masak dengan benar.
4. Kebersihan Pengunjung
Pengunjung yang datang wajib mencuci tangan terlebih dahulu dan memiliki suhu tubuh di bawah 37.5 derajat. Untuk restoran premium bahkan perlu mewajibkan membawa bukti hasil swab test.
Ke-4 faktor ini saya rasa perlu diterapkan tidak hanya kini, tapi juga seterusnya. Dengan begitu, bisnis restoran tetap dapat berjalan. Karyawan mereka tidak perlu dirumahkan lagi tanpa gaji. Dan masyarakat pada umumnya tetap dapat kulineran tanpa rasa cemas.
Referensi:
makanabis.com
food.detik.com
Diubah oleh chou_david99 29-08-2020 10:09
0
340
Kutip
0
Balasan


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan