TS
jung.soojung
Knock, Knock.. Mr. Nadiem
"Knock, Knock.. Mr. Nadiem...."
Sesuai dengan judulnya, knock-knock atau biasa disebut dengan mengetuk pintu adalah gambaran yang saat ini penulis ingin lakukan jika dihadapkan dengan pintu milik Nadiem Karim. Betul, bapak menteri yang dulunya dikenal sebagai owner startup bergelar unicorn tersebut saat ini diberikan kepercayaan mengemban tugas di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Artikel ini ditulis sebagai bentuk kepedulian yang dalam terhadap sistem pendidikan yang dijalani oleh para guru dan anak didik generasi bangsa di tengah-tengah pandemi.
Quote:
Kepedihan belum usai karena virus, kegiatan ajar-mengajar terpaksa ditiadakan tatap muka. Semua mendadak digantikan dengan sistem pembelajaran daring. Oke. Baiklah. Penulis kan mengulas beberapa hal mengenai efektivitas melakukan pembelajaran daring saat pandemi. Setelah itu baru kita bahas mengenai apa yang sebenar-benarnya dialami oleh pengajar, anak didik, bahkan orangtua murid. Kegiatan yang semula diawali dengan bangun pagi, berangkat sekolah, pembelajaran tatap muka, mendadak harus dilakukan secara daring, membuat sekolah/kampus menjadi sepi. Lantas, apa manfaat dan kurangnya sistem pembelajaran daring?
Mengajar dan belajar dengan sistem daring memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Efektif karena siswa dan mahasiswa bisa belajar kapan saja. Materi disampaikan dalam bentuk file video/audio di mana materi tersebut dapat disimpan dan digunakan kapanpun.
2. Hemat ongkos. But.. enggak juga. Mahasiswa yang terlanjur balik kampung dan belum sempat pindahan sebagian harus tetap bayar kosan.
3. Daya kreativitas anak didik yang semakin berkembang. Iya, dong! Pandemi membuat segalanya jadi terbatas, tapi tidak untuk kreativitas.
4. Dan masih banyak lagi.
Belajar Daring pun Tak Mengapa, Meski di Rumah Siswa Harus Belajar, Tapi........
Quote:
Quote:
Knock..knock, Mr. Nadiem. Tidak semua anak didik memiliki akses gawai, lho. Memang betul di kota-kota besar anak didiknya pada gaul dan kekinian. Apa kabar dengan anak didik di pelosok? Apa kabar kepada guru honorer yang tidak punya cukup amunisi (entah berupa kuota atau smartphone yang memadai) untuk mengawasi belajar anak didiknya. Kalau hal seperti ini tidak diberikan perhatian secara maksimal, lantas, apa kabar jika pembelajaran daring ini benar-benar dilakukan dalam jangka panjang? Pemerintah harus memperhatikan lebih dulu, memastikan bahwa anak didik memiliki akses untuk belajar saat pandemi. Kalau waktu terus berjalan dan anak-didik kehilangan kesempatan untuk belajar, sorry to say but itu jahat sekali…
Apa yang dialami Thomas Roma mungkin dialami juga oleh wali murid di belahan kota yang lain. Tetapi semangat pengabdian guru juga muncul di saat genting seperti ini. Misalnya saja guru asal Madiun yang menggunakan HT untuk mengajar anak didik yang tidak memiliki smartphone.
Pembelajaran daring dipandang sebagai solusi yang tepat di tengah-tengah pandemi. Tetapi, kalau kita tidak peka dengan kondisi yang sebenar-benarnya, tanpa sadar kita melewatkan banyak kenyataan bahwa kesempatan belajar anak didik menjadi berkurang dan tidak maksimal. Indonesia bisa, lets gooo ~
Apa yang dialami Thomas Roma mungkin dialami juga oleh wali murid di belahan kota yang lain. Tetapi semangat pengabdian guru juga muncul di saat genting seperti ini. Misalnya saja guru asal Madiun yang menggunakan HT untuk mengajar anak didik yang tidak memiliki smartphone.
Pembelajaran daring dipandang sebagai solusi yang tepat di tengah-tengah pandemi. Tetapi, kalau kita tidak peka dengan kondisi yang sebenar-benarnya, tanpa sadar kita melewatkan banyak kenyataan bahwa kesempatan belajar anak didik menjadi berkurang dan tidak maksimal. Indonesia bisa, lets gooo ~
Quote:
sumber gambar : twitter Unicef IndonesiaQuote:
Knock, knock… Mr. Nadiem.. Tidak semua materi pembelajaran bisa diterapkan secara daring, lho. Misalnya saja ada beberapa mata kuliah yang menerapkan ujian praktik dan sulit apabila tidak dilakukan secara langsung. Bagaimana jika alat pembelajaran semacam fasilitas laboratorium yang memang harus dilakukan di tempat tertentu? Belum lagi kepada anak didik yang sibuk melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL)/magang yang terpaksa ditunda karena pandemi. Nah, bisa disimpulkan bahwa penanganan terhadap sistem belajar saat pandemi benar-benar harus diperhatikan. Meskipun begitu, ada juga mata pelajaran praktik yang bisa dilakukan secara daring oleh siswa. Misalnya praktik renang yang dilaksanakan secara daring. (Ini sungguhan dialami oleh murid dan sempat dibagikan di media sosial).
Quote:
Quote:
sumber gambar : twitter Unicef Indonesiamari bersama-sama berjuang, jangan sampai situasi darurat pandemi merampas hak belajar anak-anak bangsa. Segala sesuatu yang darurat memang menuntut kita untuk sigap dan kreatif, bukan hal yang aneh pula jika sistem daring yang selama ini diterapkan memunculkan banyak evaluasi, toh ini untuk kebaikan bersama.
Guru dan siswa dituntut untuk beradaptasi tanpa mengurangi semangat mengajar dan belajar. Anak didik sudah semangat, masa Mr. Nadiem mau diam-diam saja? Yuk, bersama-sama memperjuangkan hak belajar generasi bangsa, meski harus berjibaku dengan pandemi dan kemajuan teknologi.
Guru dan siswa dituntut untuk beradaptasi tanpa mengurangi semangat mengajar dan belajar. Anak didik sudah semangat, masa Mr. Nadiem mau diam-diam saja? Yuk, bersama-sama memperjuangkan hak belajar generasi bangsa, meski harus berjibaku dengan pandemi dan kemajuan teknologi.
Diubah oleh jung.soojung 22-02-2021 01:42
Bgssusanto88 dan aviep memberi reputasi
2
252
1
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan