Pandemi Covid membuat segala kegiatan jadi tersendat. Tak hanya kegiatan nyari duit yang tersendat, tapi kegiatan dalam dunia pendidikan pun juga tersendat.

Banyak sekolah dan kampus-kampus menerapkan Work From Home bagi karyawan dan tenaga pendidiknya. Alhasil, para siswa dan mahasiswa pun mau tak mau harus menjalani Study From Home.

Sejak awal-awal hebohnya Covid di Indonesia pada bulan Maret lalu, Nadiem Makarim selaku Menteri Pendidikan memang sudah menganjurkan supaya tenaga kependidikan bekerja/mengajar dari rumah saja dengan memanfaatkan teknologi yang ada (dilansir dari kompas.com).

Sebagai mahasiswa, ane pun merasakan suasana yang berbeda hampir 180 derajat dari kegiatan belajar mengajar sebelum ada pandemi dan sesudah ada pandemi. Kalau setelah pandemi semuanya serba online. Pada bulan Maret 2020 sejak awal diberlakukannya WFH di kampus ane, ane masih berstatus mahasiswa semester 8 yang harus gencar bimbingan skripsi.

Ane bimbingan via chat WA dan via email, belum lagi ane harus antri bimbingan dengan mahasiswa lain. Syukur-syukur chat ane gak tenggelam dan terlupakan di hp dosen ane. Tapi sedihnya respon dosen di bimbingan online cukup lama, ane pernah nunggu balasan chat dosen sekitar sebulanan. Pas ane tanyain dosennya, ternyata dia lupa meriksa skripsi ane. Intinya di bimbingan online ini kita harus lebih sabar.

Singkat cerita ane udah selesai nih bimbingannya dan sudah diACC untuk sidang skripsi. Ane sidang pada bulan Juni lalu.

Sidang skripsinya juga online Gan! Seumur hidup, baru kali ini ane akan merasakan sidang melalui vidcall.

H-5 sidang online, Ane pun diarahkan untuk menginstal beberapa aplikasi untuk kelancaran sidang, di antaranya yaitu google meet dan screencast o matic.

Untungnya sidang berjalan lancar dan ane lulus dengan nilai yang baik. Meskipun sempat ada kendala di mana koneksi internet dosen penguji ane yang agak putus-putus. Sehingga saat tanya jawab jadi kurang jelas suaranya dan harus diulang beberapa kali.

Sayangnya ane tidak mendokumentasikan sidang skripsi online yang telah ane lewati gan. Karena ane bukan orang yang suka foto-foto. Kira-kira seperti inilah ilustrasi saat ane sidang.


Sumber

Menurut ane, sidang skripsi online cukup menguntugkan bagi mahasiswa Gan. Hal itu karena pada saat sidang, kita tidak perlu print out draft skripsi kita untuk diberikan kepada dosbing dan penguji. Jadi di sidang skripsi online, kita bisa lebih hemat kertas dan tentu saja tidak keluar uang untuk print out skripsi yang tebalnya 100an lembar x 4 eksemplar. Tidak juga keluar uang untuk biaya konsumsi dosen 😆

Keuntungan yang kedua bagi mahasiswa adalah, kita bisa sidang skripsi sambil pasang contekan sticky notes tanpa ketahuan dosen, tujuannya untuk berjaga-jaga kalau kita blank dan gak bisa jawab pertanyaan, kita bisa melihat point-point penting skripsi kita di sana sambil jawab pertanyaan (biar kelihatan pro), hehee. Kayak gini nih gan.


Dokpri


Selain itu, mahasiswa juga jadi lebih memahami kecanggihan teknologi, karena diperkenalkan dengan berbagai software yang bermanfaat. Seperti ane yang dulunya belum mengenal apa itu google meet dan bagaimana menggunakannya. Sekarang ane jadi paham cara menggunakannya, belajar secara otodidakpun bisa.

Keuntungan terakhir yang ane rasakan saat sidang skripsi online adalah rasa nyaman. Iya, karena ane sidang skripsi di rumah sambil ditemenin keluarga. Support dari orang tercinta dan motivasi adalah yang terpenting.

Maka dari itu, sidang skripsi online pada saat pandemi adalah jalan yang tepat. Namun segala sesuatu tidak ada yang sempurna, pasti ada kekurangannya juga. Ada plus minusnya ya.

Kekurangan dari sidang skripsi online adalah adanya kemungkinan sinyal internet yang gangguan sehingga video sering ke-delay.

Maka sebelum sidang kita perlu mempersiapkan paket internet dari provider yang jarang gangguan, wkwk. Selain itu perlu memastikan bahwa kamera dan mikrofon laptop berfungsi dengan baik, minimal cek h-1 sebelum ujian. Paling penting jangan lupa isi baterai laptop supaya full saat digunakan. Coba deh bayangkan kalo saat sidang baterai laptopmu sudah sakaratul maut (low), tiba-tiba listrik mati, nah mau charge di mana? Di lubang hidung kah?

Kekurangan lain dari sidang online adalah kesulitan sinyal bagi mahasiswa yang tinggal di daerah terpencil, apalagi kalau mahasiswa ada yang tidak punya gawai/laptop tentu merasa kesulitan, solusinya tiada lain adalah meminjam punya teman.

Itulah cerita adaptasi ane dalam hal melakukan sidang skripsi online untuk pertama kalinya, beserta opini ane tentang plus minusnya sidang online.

Kalau di masa mendatang sidang maupun pembelajaran online seperti ini masih sering dilakukan, pasti akan sangat efektif dalam menghemat penggunaan kertas agar tidak mubazir. Karena kebanyakan kertas yang kita kumpul seperti draft saat bimbingan skripsi, draft skripsi saat sidang, tugas tugas esay pasti nantinya setelah selesai diperiksa, akan dibuang juga. Jadi kegiatan kuliah daring hingga sidang online secara tak langsung akan mendukung gerakan "save paper, save trees, save the world".


Sumber

Btw, sekarang ane sedang menunggu jadwal wisuda karena seharusnya ane sudah wisuda bulan Agustus ini, tapi tidak jadi karena pihak kampus WFH lagi semenjak salah satu dosen di kampus ane terkonfirmasi positif Covid. Seandainya diadakan wisuda online pun ane nggak keberatan.

Semoga pandemi ini cepat selesai ya~

Referensi:
Berita Kompas: Nadiem ajak guru & dosen work from home