"Zaman sekarang lebih penting pake masker ketimbang pake helm."
"Mendingan gue kentut daripada batuk. Bersin dikit dikira korona"
______

Begitulah kira-kira kalimat yang diucapkan netizen di tahun 2020. Setelah melewati hampir setengah tahun kondisi (darurat) pandemi, tatanan hidup manusia turut menerima perubahan. Gansis bisa rasakan sendiri : keluar rumah enggak pakai masker berasa seperti telanjang.

Pantas saja beberapa masyarakat beranggapan lebih aman menggunakan masker daripada helm. Soalnya pak polisi merazia pengguna kendaraan yang tidak mematuhi protokol kesehatan dan kegiatan
tilangan seolah-olah lenyap karena kegiatan tersebut dinilai mengundang keramaian.
Melalui kesempatan yang indah dan penuh kesusahan ini

(saya tahu betapa cicilan telah menyesakkan kita semua) alangkah baiknya jika saya mengulas sedikit hal-hal apa saja yang saya alami selama pandemi berlangsung. Memang betul hal-hal seperti memakai masker, cuci tangan, dan jaga jarak sudah banyak disebutkan kawan-kawan Kaskuser di thread 'Satu Pandemi, Berjuta Adaptasi'---saya ingin mengulas melalui pengalaman dan sudut pandang saya sendiri. Misalnya, pengalaman saya dalam memahami seluk-beluk virus dan mitos kesehatan yang tanpa sadar saya pelajari saat membaca berita, atau mengenai gaya hidup sehat yang
'dadakan' dilakukan pas kejadian pandemi lagi nge-hype.
Quote:
1. Dadakan Budaya Hidup Sehat Quote:
Seorang ibu menjemur kedua anaknya di bawah sinar matahari saat Self Isolation atau tinggal di rumah di Medan, Sumatera Utara, Minggu (22/3/2020) sumber : Foto Lifestyle KompasQuote:
HELEH. Kebiasaan tersebut lambat-laun turut memudar. Saya enggak lagi lihat tetangga duduk-duduk depan rumah sambil menikmati sinar matahari. Saya juga jarang lihat stok imb**st dan vit C mulai habis (APAAN SIH KENAPA DULU NORAK BANGET APA-APA DIBORONG) Tapi kebiasaan tersebut tanpa sadar mulai terbangun di kalangan masyarakat. Mereka yang awalnya males berjemur (boro-boro berjemur keluar rumah juga mager) mulai terbiasa menikmati sinar matahari. Mereka yang sebelumnya jarang mengkonsumsi vitamin C juga mulai dianjurkan sebagai bentuk 'menjaga imunitas tubuh di tengah-tengah pandemi.' Terus, sadar enggak sih orang-orang mulai dadakan gaya hidup sehat? Yang sebelumnya jarang cuci tangan dikit-dikit semprot handsanitizer.

Quote:
2. Dadakan Punya Starter Pack New Normal 2020
Quote:
Quote:
DI TEMPAT UMUM "ENGGAK PAKAI MASKER? Sorry, tidak ada
respectuntukmu."
Seperti yang sudah kita ketahui, masker jadi salah satu primadona yang nge-hype pas pandemi. Dimulai dari drama penimbunan masker medis (asli norok banget sih ini) dan pengenalan masker kain kepada masyarakat ; bukan bangsa Indonesia kalau tidak kreatif, orang yang sebelumnya dagang martabak bisa saja banting setir jadi pedagang masker. Gansis amati saja sekitar, pedagang masker kain menjamur dimana-mana. Bukan lagi untuk menerapkan protokol kesehatan, menjamurnya masker menjadi angin segar bagi pegiat
fashion dan pengusaha mikro menengah. Masyarakat juga diedukasi untuk terbiasa membawa barang pribadi sendiri saat keluar rumah : peralatan ibadah, tempat minum, masker cadangan, tisu, bahkan sendok/garpu kalau bisa bawa sendiri.
Quote:
3. Ini Nih yang Paling Sedih : Segalanya Mendadak Virtual
Quote:
sumber gambar : Pikiran RakyatQuote:
Kuliah/Sekolah? Daring.
Kerja? WFH.
Kesepian? VC sama teman-teman.
Seminar? Bukan, tapi webinar.
Ke gereja? Daring pula.
Bimbingan sama dosen---VC AJA MBAK.
Ngegibah? WA
Callgrup.
PACARAN? LDR.
KETEMUAN? NTAR ABIS PANDEMI.
..................
Setelah berjibaku dengan sosialiasasi #dirumahsaja, kebiasaan masyarakat terhadap komunikasi virtual, belajar virtual dan pacaran vortual pun tak terelakkan.
Tapi secara pribadi, saya mulai enggak betah, lho. Lama-lama jiwa sosial saya yang mendarah-daging mulai rindu dengan kehadiran teman kampus. Kangen nimbrung bareng. Kangen nonton konser. Kangen berkerumun.
Berhubung situasi masih darurat pandemi, dengan sangat bijak memang lebih baik mengurangi kegiatan yang berkerumun. Yok bisa yok! Kuliah dan sekolah sudah diminimalisir dengan daring. Yang LDR sabar-sabar aja dulu, ya...

Quote:
4. Pandemi Mengajarkan Satu Hal Penting : Menghargai Setiap Pertemuan itu Berharga
Quote:
Quote:
Pandemi merampas banyak kesempatan manusia, bahkan kesempatan sekecil pertemuan pun juga jadi imbasnya. Kita mulai jarang bertemu dengan teman, sahabat, atau keluarga besar. Jadi sangat menghargai pertemuan-pertemuan yang kemarin toh?

Rasanya... kalau pandemi benar-benar sudah berakhir, saya enggak mau lagi menyia-nyiakan kesempatan bertemu orang banyak. Sadar kalau ngobrol langsung itu enak! Sadar kalau kuliah tatap muka itu terbaik. Tapi di rumah saja pun ya enggak apa-apa karena dekat dengan keluarga.
Oke, deh. Kira-kira serba 'dadakan' apalagi nih yang dialami gansis saat pandemi?

Jangan lupa untuk terus menggunakan masker, cuci tangan, dan jaga jarak, yaa ~