Suasana pagi di negara antah berantah memang selalu ceria, bahkan selama pandemi ga pakai masker. Maklum banyak manusianya sudah kuat-kuat otot baja tulang besi mirip sama Jerinx lah, sampai-sampai di tempat banyak orang ia enggan untuk menggunakan masker, ya gimana ga kuat hampir rata-rata nama manusia di desa ini adalah tokoh pewayangan.

Ada Arjuna, Bima, Sakula, Nadewa dan Yudistira sering dikenal sebagai pandawa lima. Tapi mereka yang punya nama beken itu sudah hijrah ke negara Rahwana demi menengok sang raksasa untuk bertobat sebelum ajal menjemput maklum kabarnya mbah Rahwana ini positif covid, sudah 3 kali purnama nafas tersenggal tidak mati.



Melihat kejadian itu, pihak lawan jadi iba terkadang dalam dunia politik musuh tidak selamanya abadi. Siapa tahu Rahwana bisa tobat, ya gusti nu Agung ora sare.

Yang menarik dipagi ini adalah obrolan warga desa tumaritis tepatnya di warung kopi, seperti biasa para punakawan sedang terlibat konflik yang memang selalu dicari. Wong ndeso itu kan senang dengan cerita ngalor ngidul sampai gosip, biar mantap kasih bumbu micin dikit serupa lah dengan cerita Bu Tejo yang lagi viral.

"Reng, sampean tahu istilah open BO?"

"Tahu, aku." ucap Gareng penuh antusias.

"Apaaan?" Petruk seakan bingung dengan istilah yang disampaikan.



"Booking Online, ngono loh. Kalau sampean mau nginep di hotel-hotel harus booking dulu, saat ini bisa secara online disingkat jadi BO" Gareng menjawab dengan antusias.

Bagong yang baru datang, tiba-tiba nyeletuk.

"Salah itu Reng, yang bener itu Booking Out. Misal kamu sedang di karaoke, pemandu lagunya bisa dibooking di kamar atau di bawa keluar klub yaitu Booking Out. Sedangkan nih kalau untuk Open BO, bisalah diartikan slot masih kosong atau available (avail/open) untuk BO. " jawab Bagong Berapi-api.

"Ealahhh, jadi mana yang bener?" Petruk garuk-garuk kepala.

"Booking Online," ucap Gareng.

"Booking Out," ucap Bagong.

"Weslah, mumet otakku makin bingung aku," ucap Petruk sambil seruput kopi.



Tak lama pakde Unyil datang, ketiganya langsung sungkem kepada pemuka adat di desa tersebut.

"Loh, kalian masih disini? Pantes ditungguin ga nongol"

"Iya, Pakde." Ucap mereka serempak.

"Kenapa itu si Petruk kaya bingung gitu?"

"Ini pakde, si Petruk ga ngerti sama yang namanya open BO." seru Gareng.

"Anu pakde, tadi kan pagi-pagi pakde bilang ke saya untuk BO ke mbak Sri?"

"Oalahh itu toh, maksud saya itu Mbak Sri lagi jualan Oncom. Nah mbak Sri itu open BO alias bisa di Booking Oncom nya, lah masa sampean ga ngerti si Truk!"

"Lah, jadi BO itu Booking Oncom?"

"Iya toh, mosok Booking yang lain. Ya, udah Oncomnya pak de tunggu dirumah!"

"Yo wes pakde, nanti tak ketempat mbak Sri."

Setelah pakde pulang, Petruk meninggalkan kawannya untuk ke rumah mbak Sri.

Tiba di tempat mbak Sri, Petruk langsung ucapkan salam.

"Kulonuwun, mbak... mbak Sri."

"Iya, ono opo toh Truk?"

"Itu mbak, dapet pesen dari Pakde Unyil mau BO. Ini DP nya, benerkan mbak BO itu Booking Oncom?"

"Bener! Bentar ya Truk"

Lega hati Petruk sudah paham istilah Open BO.

Nampak, Mbak Sri berdandan cantik semriwing. Persis seperti perawan rasa janda.



Ilustrasi Mbak Sri

"Loh, mbak mau kemana? Oncomnya mana?"

"Mau ke tempat pakde Unyil, lah ini oncomnya" sambil memegang bagian tengah di selangkangan.

"Mbelgedes...$#$*@"

Tamat

************

Note: istilah Bahasa bisa dipahami, dimana masyarakat wilayah tersebut memang memaknai artian yang sama dalam sebuah istilah yang dilontarkan.

Semoga dapat terhibur, nama tempat dan daerah hanya fiktif semata, cerita humor hanya sekedar rekayasa. Mohon, maaf bila ada yang tersinggung karena tidak bermaksud untuk menyinggung, cerita ini hanya sebuah canda. Dalangnya pun juga bingung, yang penting kita bisa ketawa... ya, ee.



"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2020
referensi : klik
Pic : google