- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
3 Fakta soal Beli Jualan Teman yang Bisa Selamatkan Ekonomi RI


TS
Joko.Lee
3 Fakta soal Beli Jualan Teman yang Bisa Selamatkan Ekonomi RI
Quote:

Pandemi Corona (COVID-19) telah membatasi banyak aktifitas sosial ekonomi di masyarakat. Akibatnya ekonomi RI tumbuh minus dan terancam masuk jurang resesi.
Untuk menyelamatkan ekonomi dari dampak resesi dibutuhkan peran seluruh rakyat Indonesia. Salah satu caranya ialah dengan membeli produk lokal milik usaha mikro kecil menengah (UMKM). Produk UMKM bisa ditemui dari jarak-jarak terdekat kita yakni bisa dari jualan tetangga, teman bahkan keluarga.
"Peran masyarakat untuk saling membantu atau rakyat bantu rakyat itu bukan hanya sekadar slogan tapi memang sekarang sudah menjadi suatu urgent dan suatu kebutuhan untuk menggerakkan sektor-sektor usaha mikro, itu dampaknya langsung terasa kalau yang ada di sektor mikro, paling dekat dengan kita saja, tetangga, keluarga misalnya atau kerabat," ujar Ekonom di Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira kepada detikcom, Kamis (27/8/2020).
Sebab, kata Bhima saat ini usaha mikro dan ultra mikro masih mendominasi struktur UMKM di Indonesia secara menyeluruh. Untuk itu, perannya terhadap ekonomi RI cukup terasa.
"Nah ini kalau kita melihat struktur kita juga, umkm itu sebanyak 90% lebihnya terdiri dari mikro dan ultra mikro artinya omzetnya di bawah Rp 300 juta dalam setahun. Ini yang harusnya menjadi perhatian utama bagi kita untuk menolong karena banyak sekali usaha mikro yang terpaksa melakukan PHK terhadap karyawannya," tambahnya.
Biar optimal antara menyelamatkan ekonomi lewat beli jualan teman dan menyelamatkan kantong pribadi, ikuti saran berikut:
1. Jangan Nawar
Meski begitu, masyarakat diimbau untuk tidak menawar harga atau minta diskon saat membeli jualan teman. Tujuannya untuk mempercepat pemulihan ekonomi RI.
"Sembari membeli dagangan sebisa mungkin tanpa menawar karena ini salah satu bentuk stimulus juga, kalau belinya dengan tawar bahkan banyak sekali yang ingin membeli dari teman tapi ingin meminta bonus berlebihan ingin meminta harga yang diskonnya terlalu banyak, ini praktek yang harus dihindari," imbaunya.
Hal serupa juga disampaikan oleh Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah. "Memang sebaiknya nggak usah nawar. Bedanya berapa sih?" kata Piter.
Menurut Piter, membeli jualan teman punya pengaruh yang cukup besar untuk menyelamatkan ekonomi khususnya bagi sektor UMKM dulu.
"Sangat besar (pengaruhnya). Usaha mikro dan ultra mikro, termasuk diantaranya adalah pedagang nasi uduk tetangga kita, target pasarnya adalah masyarakat di sekitar lingkungannya. Usaha mikro dan ultra mikro tidak menargetkan pembeli dari luar lingkungannya Apalagi luar kota.
Jadi masyarakat di lingkungan usaha mikro termasuk kita semua sangat menentukan maju mundurnya usaha mikro dan ultra mikro," paparnya.
2. Sisihkan Uang Jajan
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal mengatakan bagi masyarakat yang memiliki uang lebih sudah saatnya membeli produk UMKM di lingkungan sekitarnya.
Dia meminta masyarakat yang memiliki uang lebih mulai melakukan konsumsi secara normal. Menabung boleh di tengah kondisi yang penuh ketidakpastian seperti ini, tapi jangan terus menahan konsumsi.
"Nah kalau saya pikir bagi masyarakat, utamanya yang menengah ke atas, lalu juga yang masih kerja di sektor formal masih bisa bekerja walau pandemi, saya pikir berkonsumsi secara normal saja," kata Faisal kepada detikcom, ditulis Kamis (27/8/2020).
"Menabung ya kalau ada sisa silakan, tapi jangan lantas juga konsumsinya terlalu banyak ditahan," ujarnya.
Faisal menilai, bagi sektor UMKM saat ini cuma membutuhkan pembeli. Menurutnya, bantuan dari pemerintah sudah banyak, namun pelaku usaha kecil ini masih butuh pembeli.
"Permasalahannya paling besar ini adalah sepinya order, makanya harus digalang untuk pembelinya," ujar Faisal.
Hal senada diucapkan Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede, dia menilai saat ini memang butuh kerja sama dan gotong royong dari masyarakat untuk mengungkit daya beli.
Bantuan pemerintah sendiri sudah banyak mengalir ke UMKM, namun tanpa pembelian produk para pengusaha kecil ini hal itu bisa jadi tidak efektif.
"Memang mau nggak mau sih dengan masih adanya virus ini jadi faktor membatasi konsumsi masyarakat, tapi semangat gotong royong ini mesti digaungkan supaya beban di pundak pemerintah bisa terbagi," kata Josua dihubungi terpisah.
"Masyarakat, apalagi yang menengah atas harusnya bisa kontribusi untuk beli produk usaha-usaha kecil ini," tambahnya.
3. Alihkan Belanja Bulanan ke Produk Jualan Teman
Mulailah belanja kebutuhan sehari-hari dari warung-warung kecil terdekat rumah dan lainnya.
"Cuma mengalihkan saja, yang selama ini kita kurang peduli ke UMKM, ke tetangga atau teman, sekarang bisa lebih diperhatikan tetangga dan teman," ujar Perencana Keuangan Zelts Consulting Ahmad Gozali kepada detikcom, Kamis (27/8/2020).
Nah, untuk mengalihkan belanja sehari-hari kepada jualan teman atau tetangga itu tidak membutuhkan alokasi khusus. Di sesuai saja pada pengeluaran bulanan selama ini seperti apa.
"Sebetulnya tidak perlu alokasi khusus, toh selama ini juga kita pasti perlu belanja. Kalau ada temen atau tetangga yang jual barang yang kita perlu, dibeli seperti biasa. Biasanya belanja online, ternyata ada tetangga yang jual barang yang sama, ya belinya jadi ke tetangga. Biasa jajan di luar, ternyata ada teman yang jual, ya belinya ke teman," tambahnya.
Aksi belanja jualan teman yang dikategorikan sebagai usaha mikro ini, menjadi penting lantaran usaha mikro masih mendominasi struktur UMKM di Indonesia.
Berdasarkan data Kementetian Koperasi dan UKM, total unit usaha UMKM saat ini mencapai 64,19 juta pelaku usaha atau 99,9% dari total unit usaha di Indonesia. UMKM yang paling mendominasi masih usaha mikro yang mencapai 63 juta lebih unit usaha atau 98,68% dari total UMKM, lalu selanjutnya usaha kecil sebanyak 783 ribu lebih unit usaha (1,22%), usaha menengah 60 ribu lebih unit usaha (0,09%) dan usaha besar mencapai 5 ribu unit usaha (0,01%).
Dengan begitu, UMKM memiliki kontribusi sebanyak 97% untuk lapangan kerja di Indonesia, 60% terhadap PDB nasional, 58% terhadap investasi nasional dan 14% ekspor nasional.
Untuk pembaca detikcom yang punya bisnis dadakan di tengah pandemi ini, boleh cerita produk dan pengalaman menarik Anda kepada kami di kolom komentar.
Untuk menyelamatkan ekonomi dari dampak resesi dibutuhkan peran seluruh rakyat Indonesia. Salah satu caranya ialah dengan membeli produk lokal milik usaha mikro kecil menengah (UMKM). Produk UMKM bisa ditemui dari jarak-jarak terdekat kita yakni bisa dari jualan tetangga, teman bahkan keluarga.
"Peran masyarakat untuk saling membantu atau rakyat bantu rakyat itu bukan hanya sekadar slogan tapi memang sekarang sudah menjadi suatu urgent dan suatu kebutuhan untuk menggerakkan sektor-sektor usaha mikro, itu dampaknya langsung terasa kalau yang ada di sektor mikro, paling dekat dengan kita saja, tetangga, keluarga misalnya atau kerabat," ujar Ekonom di Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira kepada detikcom, Kamis (27/8/2020).
Sebab, kata Bhima saat ini usaha mikro dan ultra mikro masih mendominasi struktur UMKM di Indonesia secara menyeluruh. Untuk itu, perannya terhadap ekonomi RI cukup terasa.
"Nah ini kalau kita melihat struktur kita juga, umkm itu sebanyak 90% lebihnya terdiri dari mikro dan ultra mikro artinya omzetnya di bawah Rp 300 juta dalam setahun. Ini yang harusnya menjadi perhatian utama bagi kita untuk menolong karena banyak sekali usaha mikro yang terpaksa melakukan PHK terhadap karyawannya," tambahnya.
Biar optimal antara menyelamatkan ekonomi lewat beli jualan teman dan menyelamatkan kantong pribadi, ikuti saran berikut:
1. Jangan Nawar
Meski begitu, masyarakat diimbau untuk tidak menawar harga atau minta diskon saat membeli jualan teman. Tujuannya untuk mempercepat pemulihan ekonomi RI.
"Sembari membeli dagangan sebisa mungkin tanpa menawar karena ini salah satu bentuk stimulus juga, kalau belinya dengan tawar bahkan banyak sekali yang ingin membeli dari teman tapi ingin meminta bonus berlebihan ingin meminta harga yang diskonnya terlalu banyak, ini praktek yang harus dihindari," imbaunya.
Hal serupa juga disampaikan oleh Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah. "Memang sebaiknya nggak usah nawar. Bedanya berapa sih?" kata Piter.
Menurut Piter, membeli jualan teman punya pengaruh yang cukup besar untuk menyelamatkan ekonomi khususnya bagi sektor UMKM dulu.
"Sangat besar (pengaruhnya). Usaha mikro dan ultra mikro, termasuk diantaranya adalah pedagang nasi uduk tetangga kita, target pasarnya adalah masyarakat di sekitar lingkungannya. Usaha mikro dan ultra mikro tidak menargetkan pembeli dari luar lingkungannya Apalagi luar kota.
Jadi masyarakat di lingkungan usaha mikro termasuk kita semua sangat menentukan maju mundurnya usaha mikro dan ultra mikro," paparnya.
2. Sisihkan Uang Jajan
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal mengatakan bagi masyarakat yang memiliki uang lebih sudah saatnya membeli produk UMKM di lingkungan sekitarnya.
Dia meminta masyarakat yang memiliki uang lebih mulai melakukan konsumsi secara normal. Menabung boleh di tengah kondisi yang penuh ketidakpastian seperti ini, tapi jangan terus menahan konsumsi.
"Nah kalau saya pikir bagi masyarakat, utamanya yang menengah ke atas, lalu juga yang masih kerja di sektor formal masih bisa bekerja walau pandemi, saya pikir berkonsumsi secara normal saja," kata Faisal kepada detikcom, ditulis Kamis (27/8/2020).
"Menabung ya kalau ada sisa silakan, tapi jangan lantas juga konsumsinya terlalu banyak ditahan," ujarnya.
Faisal menilai, bagi sektor UMKM saat ini cuma membutuhkan pembeli. Menurutnya, bantuan dari pemerintah sudah banyak, namun pelaku usaha kecil ini masih butuh pembeli.
"Permasalahannya paling besar ini adalah sepinya order, makanya harus digalang untuk pembelinya," ujar Faisal.
Hal senada diucapkan Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede, dia menilai saat ini memang butuh kerja sama dan gotong royong dari masyarakat untuk mengungkit daya beli.
Bantuan pemerintah sendiri sudah banyak mengalir ke UMKM, namun tanpa pembelian produk para pengusaha kecil ini hal itu bisa jadi tidak efektif.
"Memang mau nggak mau sih dengan masih adanya virus ini jadi faktor membatasi konsumsi masyarakat, tapi semangat gotong royong ini mesti digaungkan supaya beban di pundak pemerintah bisa terbagi," kata Josua dihubungi terpisah.
"Masyarakat, apalagi yang menengah atas harusnya bisa kontribusi untuk beli produk usaha-usaha kecil ini," tambahnya.
3. Alihkan Belanja Bulanan ke Produk Jualan Teman
Mulailah belanja kebutuhan sehari-hari dari warung-warung kecil terdekat rumah dan lainnya.
"Cuma mengalihkan saja, yang selama ini kita kurang peduli ke UMKM, ke tetangga atau teman, sekarang bisa lebih diperhatikan tetangga dan teman," ujar Perencana Keuangan Zelts Consulting Ahmad Gozali kepada detikcom, Kamis (27/8/2020).
Nah, untuk mengalihkan belanja sehari-hari kepada jualan teman atau tetangga itu tidak membutuhkan alokasi khusus. Di sesuai saja pada pengeluaran bulanan selama ini seperti apa.
"Sebetulnya tidak perlu alokasi khusus, toh selama ini juga kita pasti perlu belanja. Kalau ada temen atau tetangga yang jual barang yang kita perlu, dibeli seperti biasa. Biasanya belanja online, ternyata ada tetangga yang jual barang yang sama, ya belinya jadi ke tetangga. Biasa jajan di luar, ternyata ada teman yang jual, ya belinya ke teman," tambahnya.
Aksi belanja jualan teman yang dikategorikan sebagai usaha mikro ini, menjadi penting lantaran usaha mikro masih mendominasi struktur UMKM di Indonesia.
Berdasarkan data Kementetian Koperasi dan UKM, total unit usaha UMKM saat ini mencapai 64,19 juta pelaku usaha atau 99,9% dari total unit usaha di Indonesia. UMKM yang paling mendominasi masih usaha mikro yang mencapai 63 juta lebih unit usaha atau 98,68% dari total UMKM, lalu selanjutnya usaha kecil sebanyak 783 ribu lebih unit usaha (1,22%), usaha menengah 60 ribu lebih unit usaha (0,09%) dan usaha besar mencapai 5 ribu unit usaha (0,01%).
Dengan begitu, UMKM memiliki kontribusi sebanyak 97% untuk lapangan kerja di Indonesia, 60% terhadap PDB nasional, 58% terhadap investasi nasional dan 14% ekspor nasional.
Untuk pembaca detikcom yang punya bisnis dadakan di tengah pandemi ini, boleh cerita produk dan pengalaman menarik Anda kepada kami di kolom komentar.
SUMBER
KALO ADA TEMEN YANG JUAL "APEM"TOLONGLAH DIBELI GAN
KALO ADA TEMEN YANG JUAL "TERONG" TOLONGLAH DIBELI GAN
DEMI PEMULIHAN EKONOMI INDONESIA









rizeel dan 2 lainnya memberi reputasi
3
604
Kutip
13
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan