Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

putritiara99Avatar border
TS
putritiara99
Kecerdasan Politik Benyamin-pilar
Pilkada Tangerang Selatan selalu menjadi sorotan nasional. Hal ini disebabkan figur yang muncul bukanlah figur biasa. Apalagi kini tiga pasangan kandidat memiliki basis kekuatan politik yang sangat besar. Selain itu, faktor demografi Tangsel yang menjadi daerah penyangga Jakarta menjadi pertimbangan sejumlah elit politik merasa wajib untuk memenangkannya. Bisa jadi alasan utamanya agar popularitas partai meningkat. Belakangan muncul spekulasi bahwa dinamika politik di Tangsel mengurucut ke tiga pasangan yaitu Benyamin-Pilar yang diusung Golkar-PPP, Muhamad-Saras yang diusung PDIP-Gerindra dan Nurazizah-Ruhamaben yang didukung Demokrat-PKS.

Banyak orang mengira bahwa dinamika politik di Tangerang Selatan karena isu perubahan, pernyataan ini tidak sepenuhnya benar dan dapat dibantah oleh hasil survei Konsepindo 27 Juni – 2 Juli 2019 bahwa kebanyakan masyarakat Tangsel merasa puas dengan kinerja Airin-Benyamin. Jika membaca data lebih dalam kebanyakan warga menginginkan kepemimpinan Airin dilanjutkan oleh tokoh tepat yang memiliki rekam jejak pengalaman mumpuni.

Dan hal ini sangat mungkin mengerucut pada pasangan Benyamin Pilar. Ditambah lagi pengalaman Benyamin Davnie dibirokrasi membuat yang bersangkutan relatif bisa mengendalikan dinamika pemerintahan kedepan. Artinya Benyamin sangat memahami bagaimana menahkodai seluruh jajarannya. Bukan hal yang sulit juga bagi Bang Ben untuk menyampaikan visi-misinya dihadapan masyarakat karena ia telah berkecimpung membantu Airin selama sepuluh tahun. Dan salah satu keunikan pemilih Tangsel program kerja dan visi misi adalah faktor penting mereka dalam menentukan pilihan. Dalam posisi ini Benyamin sangat faham dalam mengkomunikasikan kemajuan pembangunan dan apa yang dicita-citakan selepas kepemimpinan Airin purna.

Selain itu, keberadaan pasangan Benyamin-Pilar tidak dapat dianggap enteng. Dua komposisi ini saling melengkapi secara kekuatan politik. Benyamin mewakili kaum profesional yang berpengalaman dengan jejaringnya selama sepuluh tahun menjadi wakil walikota. Tentu Benyamin juga memiliki modal sosial yang sangat besar. Sedangkan Pilar mewakili kaum muda yang progresif, yang memiliki cita-cita menyempurnakan pembangunan Tangsel.

Kemunculan sosok pilar yang mewakili kaum milenial menjadi daya tarik sendiri bagi kalangan muda. Kesamaan pandangan dan keterwakilan umur juga menjadi penting, karena Pilar dilihat dari sepak terjangnya dari awal muncul terlihat sangat dekat dan diterima di kalangan milenial. Pilar relatif mudah berkomunikasi karena yang bersangkutan mengerti apa yang diinginkan oleh kaum muda Tangsel dalam pembangunan.

Kecerdasan Politik Benyamin Pilar

Jika melihat dinamika saat ini, justru penulis melihat kepercayaan diri Partai Golkar dan Benyamin-Pilar dalam melakukan komunikasi politik sudah tepat. Langkah komunikasi politik tentu harus berbasis hasil Pileg 2019. Kita baru akan menyadari bahwa jika Golkar salah langkah dengan membangun koalisi besar bisa-bisa pertarungan politik bisa terjadi head to head. Hal ini justru akan merugikan Benyamin Pilar. Pintarnya, Golkar memainkan kartu truf. Dengan memiliki cukup kursi yang tidak memerlukan tambahan lagi. Golkar leluasa mengembangkan langkah politiknya. Dengan basis pertimbangan itu, Golkar sedari awal mendaklarasikan pasangannya jauh sebelum pasangan-pasangan lain muncul.

Hal ini dapat menjadi keuntungan pasangan Ben-pilar. Dengan lebih dulu menyampaikan pasangan ke publik. Peluang keterkenalan dan keterpilihan dapat lebih besar dari pasangan lain yang secara koalisi belum matang. Langkah inilah yang tidak diperhitungkan oleh lawan politik Ben Pilar yang secara sejarah pertarungan politik memang berlawanan sejak tahun 2015.

Contoh saja, dulu PDIP dan Hanura memasangkan Arsid dan Elvier, lalu Gerindra Demokrat memasangkan Ikhsan Mojo dan Alin. Artinya jika Golkar terlalu sibuk melobi partai yang sejak awal ingin melawan secara politik, komunikasi politiknya jadi sia-sia. Bila mengambil langkah itu, justru ini adalah kesalahan langkah politik bagi Golkar. Disisi yang lain kita bisa baca PKS, meskipun di 2015 mendukung pasangan Airin Ben, hal ini karena PKS harus berfikir logis bahwa untuk membangun koalisi sangat berat dengan modal lima kursi. Berbeda dengan sekarang, PKS memiliki delapan kursi yang secara komposisi sangat besar. Tentu hasrat politik PKS untuk merebut wilayah eksekutif sangat dominan.


Golkar membiarkan dinamika politik mengalir, sambil terus melakukan upaya sosialisasi di lapangan, disinilah kecerdasan berpolitik benyamin pilar yang tidak dihitung oleh lawan-lawan politik. Kini Muhamad-Saras dan Nurazizah-Ruhama masih harus bekerja keras membangun dua hal, kesolidan struktur pemanangan dan keterkenalan nya yang masih berada diangka buncit. Artinya penulis menilai masih sangat sulit bagi Muhamad-Saras dan Nurazizah-Ruhama untuk mengalahkan Ben-Pilar yang secara politik sudah sejak lama membangun, dan kini mereka tinggal menuai hasilnya.

sumber: https://digdayamedia.id/kecerdasan-p...nyamin-pilar/

Diubah oleh putritiara99 26-08-2020 05:30
0
1.2K
3
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan