Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

AGKSAvatar border
TS
AGKS
Kebakaran Hutan Mengintai Di Tengah Pandemi Covid-19, Caranya Untuk Mengantisipasi??


Hallo Agan dan Sista, Kembali lagi dengan TS, hehehe

Kali ini TS akan membagikan thread berita tentang kebakaran hutan yang tengah mengintai ditengah pandemi Virus Corona/Covid-19 yang telah menginfeksi banyak orang hampir di seluruh negeri.
lantas bagaimana kah cara mengantisipasi hal tersebut?

Tanpa berlama-lama lagi, mari kita simak ulasan berita berikut ini.

Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sudah menjadi bencana yang terus berulang setiap tahun.
Bencana ini sudah berlangsung lebih dari tiga dekade. Pada 2020 bahaya karhutla kembali mengancam. Kali ini datang bersamaan dengan pandemi Covid-19.

Pemerintah melihat ancaman ganda tersebut berpotensi menyerang orang-orang yang sangat rentan, seperti para lansia dan penderita komorbid (hipertensi, diabetes, jantung, dan penyakit paru seperti Infeksi Saluran Pernapasan Atas atau ISPA).

"Orang bilang ini duet maut, Covid-19 dan kebakaran hutan. Semuanya menyerang pernapasan. Kita jaga betul agar tidak terjadi asap," kata Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim (PPI), Ruandha Agung Sugardiman kepada Liputan6.com di Jakarta, Selasa (25/8/2020).

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) kata Ruandha sudah menyiapkan solusi permanen untuk mencegah karhutla agar tak terjadi lagi.

"Kita jauh lebih siap dari tahun-tahun sebelumnya, kita sudah dapat trek yang bagus untuk solusi permanen tersebut," kata Ruandha.

Ruandha mengatakan pihaknya bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan TNI Angkatan Udara sudah menemukan tiga langkah untuk memitigasi karhutla.
Yaitu dengan rasio pengendalian titik api, analisis iklim, serta pengendalian landscape.

Rasio pengendalian titik api ini, misalnya, dengan mendeteksi dini titik api agar dapat segera dipadamkan, penegakan hukum bagi penyebab kebakaran, dan membentuk masyarakat peduli api (MPA).
Sementara analisis iklim ini digunakan untuk melakukan modifikasi cuaca.

Sementara pengendalian landscape ini dilakukan untuk melihat daerah mana saja yang lahan gambutnya kekurangan air. Nantinya, kata Ruandha, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan BMKG bekerjasama untuk melihat potensi awan dan arah angin untuk melakukan modifikasi cuaca.
Sehingga hujan turun di lahan gambut yang minim air.

"Kita lakukan adalah mantain agar tinggi muka air di gambut tinggi sehingga tetap basah, perlunya TMC (Teknologi Modifikasi Cuaca) ini untuk memperpanjang musim penghujan ini," ujar dia.

Ke depan, kata Ruandha, kerjasama BPPT dan BMKG untuk modifikasi cuaca akan menjadi solusi permanen mencegah kebakaran hutan dan lahan.

"Jadi kita dengan BPPT dijadikan solusi permanen tidak harus KLHK request BPPT dulu baru lakukan TMC, jadi BMKG dan BPPT melakukan analisis, begitu mau musim kemarau kemudian potensi awan masih ada BPPT bisa langsung TMC," kata dia.

Sistem ini, kata Ruandha, akan diperluas dengan membuat sistem Smart TMC. Sehingga sistem ini bisa digunakan secara nasional dan tidak hanya untuk mitigasi karhutla, tetapi juga mengatasi kekeringan, waduk kosong, dan lainnya.

HAMBATAN AKIBAT COVID-19/VIRUS CORONA

Ruandha menambahkan, di tengah pandemi Covid-19 ini tentu pihaknya memiliki hambatan dalam mengantisipasi karhutla. Misalnya, semua anggaran kementerian dan lembaga difokuskan untuk mengatasi pandemi Covid-19 sehingga anggaran penanganan karhutla berkurang.

Padahal, semua personel harus melakukan protokol kesehatan dalam menjalankan tugasnya. "Kami punya 170an Maggala Agni kita harus biayain APDnya dan menjaga kesehatannya," kata dia.

Solusinya, KLHK, BPPT, dan BMKG bersama-sama mitigasi karhutla dengan saling mengisi. "Kalau kerja sendiri-sendiri tidak akan selesai. Dulu minta untuk TMC susah sekali karena ada kepentingan lainnya, kalau sekarang lebih mudah," kata dia.

Hambatan lainnya, adalah adanya beberapa daerah yang memiliki potensi karhutla namun masyarakatnya melarang orang asing untuk masuk dengan alasan khawatir tertular Covid-19.

LANGKAH BNPB ATASI KARHUTLA

BNPB sendiri melakukan berbagai antisipasi untuk mencegah karhutla yang hampir terjadi di beberapa provinsi.
BNPB telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk mencegah karhulta di masa pandemi Covid-19.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati mengatakan, pihaknya mengedepankan pelibatan semua unsur yakni pemerintah, akademisi, dunia usaha, masyarakat dan media massa.

"Unsur dengan masing-masing peran diharapkan dapat mencegah terjadinya kebakaran sejak dini, khususnya di provinsi yang kerap dilanda karhutla.
BNPB selalu menekankan upaya pencegahan dibandingkan pemadaman karena langkah ini lebih efektif untuk menghindari dampak yang luas," kata Raditya, Senin, 24 Agustus 2020.

Upaya pencegahan menghadapi karhutla, kata Raditya, BNPB mendorong untuk pengembangan pengetahuan tentang kapasitas pengelolaan hutan dan lahan pada masyarakat.

Selain itu, kata Raditya, BNPB melakukan beberapa langkah teknis, yakni monitoring sistem peringatan dini melalui informasi fire danger rating system (FDRS) dari BMKG, pantauan titik panas atau hot spot dari Lapan maupun ketinggian muka air di lahan gambut dari Badan Restorasi Gambut (BRG).

Kemudian, kata dia, BNPB telah meminta pemerintah daerah di tingkat provinsi, kabupaten dan kota untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan pencegahan menghadapi karhulta, seperti penetapan status siaga darurat.
Pencegahan dapat dilakukan, seperti pemadaman titik api sedini mungkin melalui satuan tugas darat maupun udara.

>> SUMBER <<

Sekian thread TS kali ini, Terima Kasih buat yang sudah berkunjung
emoticon-Jempolemoticon-Jempolemoticon-Jempolemoticon-Jempol

0
226
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan