NegaraTerbaruAvatar border
TS
NegaraTerbaru
2 Pria Pemuas Nafsu Jaksa Pinangki di Negeri Jiran
Spoiler for Jaksa Pinangki:


Spoiler for Video:


Ternyata demi memuaskan nafsunya di negeri jiran, Jaksa Pinangki dibantu oleh dua orang pria. Tapi sebelum anda berpikiran yang aneh-aneh, maksud pemuas nafsu di sini adalah kedua pria itu telah menjadi penghubung bagi Jaksa Pinangki untuk memuaskan nafsu materi sehingga mau berbuat korupsi dalam perkara Djoko Tjandra.

Siapakah mereka yang telah merangsang hasrat dari Jaksa Pinangki? Mari simak penjelasan berikut.

Kebakaran hebat mendera gedung Kejaksaan Agung pada Sabtu 22 Agustus 2020. Kebakaran ini menjadi sorotan publik, sebab peristiwa naas itu terjadi saat sedang gencarnya pemeriksaan pada kasus fenomenal Djoko Tjandra yang turut melibatkan jaksa di Kejagung, Pinangki Sirna Malasari. Apalagi salah satu bagian gedung yang terbakar merupakan kantor Jaksa Pinangki.

Kebakaran di Kejagung, terutama hangusnya ruangan kantor Jaksa Pinangki tentunya menimbulkan beragam spekulasi liar. Mulai dari sebagai penghambat penyelidikan kasus Djoko Tjandra hingga kesengajaan untuk menghapus bukti yang ada di kantor Jaksa Pinangki.

Salah satunya disampaikan oleh Koordinator Masyarakat Anti Korupsi (MAKI) Bonyamin Saiman pada 23 Agustus 2020. Ia mengatakan Jaksa Pinangki dulunya berkantor di lantai tiga sebelum tertangkap. Kebakaran ini tentunya menghapus bukti CCTV Kejagung saat Jaksa Pinangki menerima tamu yang berkaitan dengan Djoko Tjandra, seperti Anita Kolopaking dan Rahmat.

Sumber : Liputan 6[MAKI: Eks Ruang Kerja Jaksa Pinangki Ada di Gedung Kejaksaan Agung yang Terbakar]

Telah diketahui sebelumnya bahwa peran Jaksa Pinangki di kasus Djoko Tjandra adalah terkait usaha penerbitan fatwa di Mahkamah Agung (MA). Pinangki diduga telah menerima uang senilai 500 ribu dolar AS, atau sekitar Rp 7 miliar dari Djoko Tjandra terkait janji penerbitan fatwa MA tersebut.

Lantas bagaimana caranya Pinangki yang merupakan Jaksa junior dapat mengenal bandit kelas kakap seperti Djoko Tjandra? Di sinilah Rahmat berperan. MAKI menduga, bahwa Rahmat yang mengajak Anita untuk menjadi pengacara Djoko Tjandra. Bahkan Rahmat telah dua kali bertemu Djoko Tjandra di Malaysia. Pada perjalanan pertama bersama jaksa Pinangki, sedangkan pada perjalanan kedua, Anita Kolopaking turut serta.

Berdasarkan penelusuran, Rahmat S adalah Pengawas Koperasi Nusantara (Kopnus). Ia disebut memiliki keterkaitan dengan Wapres Maruf Amin. Hal ini terlihat pada tahun 2017 lalu, tepatnya pada acara Soft Opening layanan MySyariah yang diluncurkan Kopnus Syariah. Perlehatan Soft Opening MySyariah ternyata dihadiri Rahmat yang saat itu menjadi Bendahara Kopnus. Maruf Amin selaku Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun turut hadir dan menjadi pendukung usaha ini.

Tak hanya sampai di situ, telah beredar pula foto Wapres dengan Rahmat duduk bersama dalam satu meja. Bahkan di salah satu foto, nampak foto Maruf yang tengah mengecup dahi Rahmat. Jubir Wapres, Masduki Baidlowi, mengaku tak tahu hubungan antara Maruf dengan rahmat. Ia hanya menduga foto itu diambil saat masa kampanye pemilihan presiden 2019.

Sumber : Tempo [Jubir Bilang Tak Tahu Hubungan Ma'ruf Amin dengan Saksi Kasus Djoko Tjandra]

Pertemuan Jaksa Pinangki dengan Djoko Tjandra tak hanya dijembatani oleh Rahmat. Ada orang lain yang berperan dalam pertemuan itu, yakni Andi Irfan Jaya. Menurut Kapuspenkum Kejagung Hari Setiyono, Andi Irfan Jaya adalah teman dekat dari Pinangki yang diperiksa terkait upaya peninjauan kembali (PK) yang diajukan Djoko Tjandra secara diam-diam.

Sumber : Detik [Andi Irfan Jaya, Teman Dekat Jaksa Pinangki Diperiksa Kejagung]

Lantas siapakah Andi Irfan Jaya? Ternyata Andi Irfan Jaya adalah politikus NasDem sekaligus Direktur Jaringan Suara Indonesia (JSI). JSI dikenal sebagai perancang strategi pemenangan paslon Pilkada terutama di Sulawesi Selatan. Ia sendiri pernah dipilih oleh Partai NasDem untuk maju dalam pilkada Soppeng pada tahun 2019.

Sumber : Sindonews [Nasdem Sulsel Buka Peluang Dorong Andi Irfan Jaya di Pilkada Soppeng]

Selain itu, namanya pernah menjadi sorotan atas kasus pencopotan Kepala Biro Pembangunan Setda Sulsel Jumras. Irfan menjadi saksi atas kasus suap proyek jalan, yang dilakukan oleh pengusaha bernama Ferry Tandiari dan Anggu Sucipto kepada Jumras sebesar Rp 34 miliar.

Sumber : Makassar Terkini [Begini Alur Cerita Jumras Dicopot Oleh Gubernur Sulsel, Irfan Jaya Akui Ada Fee 7,5 persen]
Diubah oleh NegaraTerbaru 26-08-2020 16:41
foszilaAvatar border
extreme78Avatar border
tien212700Avatar border
tien212700 dan 8 lainnya memberi reputasi
9
11.7K
55
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan