Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

anunyakeliatanAvatar border
TS
anunyakeliatan
Merdeka di Hari Kemerdekaan: Merdeka dalam Berkarya
Merdeka di Hari Kemerdekaan: Merdeka dalam Berkarya


Agustus 2014

Hari itu saya sedang dalam perjalanan menuju ke kantor. Dari rumah saya naik angkot lalu turun di Terminal Depok. Dari Terminal Depok saya naik bus Patas AC jurusan Depok - Kalideres. Saat saya naik bus, ada seorang pengamen yang sedang menyetem gitarnya. Melihat saya, dia tersenyum ramah. Meski tidak sering, saya pernah melihat dia. Kalau gak salah juga mengamen di bus ini.

Bus mulai melaju, saat sudah terisi sekitar 20-an penumpang. Dan beberapa kali berhenti untuk menaikkan penumpang di jalan. Sebelum bus masuk ke jalan tol, naik tukang bendera menjajakan bendera merah putih mini, untuk hiasan. Maklum, beberapa hari lagi tanggal 17 Agustus.



Saat bus pun masuk ke tol, kondektur mulai keliling memungut ongkos. Pengamen yang dari tadi di belakang bus pun ke tengah bus dan mulai bernyanyi. Ia membawakan lagu yang cukup populer saat itu. Suaranya boleh juga. Membuat saya juga tak enak hati untuk mendengarkan musik dari iPod saya. Seperti tidak menghargai saja. Apalagi kalau suaranya enak.

Setelah lagu pertama yang lumayan enak baik suara maupun permainan gitarnya, pengamen ini mulai memainkan intro lagu berikutnya. Dan ia memberitahukan kepada kami (para penumpang, tentu saja yang masih melek, gak pura-pura tidur, tidur beneran, atau lebih suka mendengarkan musik di gadgetnya) bahwa ia meminta ijin untuk membawakan lagunya sendiri. Kesopanan profesional, batin saya. Karena tanpa minta ijin pun, gak ada yang melarang dia membawakan lagu apa.

Menurut saya lagunya cukup easy listening. Temanya basic soal percintaan. Tapi tema ini memang paling diminati bukan? Coba, ada gak tema lagu benerin genteng atau angkat jemuran yang hits?

Setelah itu, dia kembali menyanyikan lagu hits lain milik orang lain sebelum menutup performnya. Dan hal berikutnya adalah hal yang tak saya duga sama sekali.

Pertama-tama dia mengucapkan Dirgahayu Republik Indonesia. Oke sih, karena memang satu minggu lagi 17 Agustus.

Yang bikin saya takjub adalah, dia tidak keliling meminta uang partisipasi kepada seluruh penumpang dengan menyodorkan sesuatu semisal bungkus permen, tapi dia mengeluarkan CD!

Apa, pengamen di bus keluarin celana dalem?!

Hush, BUKAN CD celana dalem bin sempak! Ini CD alias Compact Disc berisi Album Kompilasi Anak Jalanan.

Saya langsung ber-wow dalam hati. Anak Jalanan bikin Album Kompilasi?

emoticon-Wow

Dan dia menawarkan CD ini ke seluruh penumpang. Kalau gak salah waktu itu ia jual dengan harga Rp 25 ribu.

Jujur, saat itu saya sudah menyiapkan selembar uang lima ribuan, karena sudah saya siapkan, uang ini saya paksa kasih ke pengamen dengan cara memasukkan ke lubang gitar. Tapi memang saya tidak membeli CD nya waktu itu. Dan saya berjanji akan membelinya di lain kesempatan jika umur panjang berjumpa dia kembali.

Saya yang penasaran berusaha mencari tahu di google tentang komunitas ini. Anak Jalanan yang memiliki album sendiri?

Akhirnya saya menemukan informasi mereka bertebaran di internet. Namanya IMJ (Institut Musik Jalanan). 'Kampus'-nya ada di Depok-Jawa Barat. Wah, sebagai orang Depok saya malah baru tahu nih.

Akhirnya, setelah 69 tahun Indonesia merdeka (saat itu yang ke 69 Indonesia merdeka), para pengamen ini merdeka dalam berkarya. Mereka bahkan bisa perform di mal-mal tanpa takut digaruk oleh Satpol PP. Mereka legal. Bahkan ada sertifikasi dari instansi terkait. IMJ sendiri menggandeng beberapa lembaga kredible seperti Kemdikbud dan juga Bekraf (saat ini bernama Kemenparekraf/Baparekraf).

Sungguh kado kemerdekaan untuk para musisi jalanan.


Diubah oleh anunyakeliatan 20-08-2020 16:54
indrag057Avatar border
indrag057 memberi reputasi
1
256
3
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan