Beberapa tahun yang lalu.
Entah...
Aku pun tak kembali mengingatnya,
atau bisa dikatakan ingin melupa.
Namun, yang pasti itu adalah sebuah cerita yang banyak menyimpan pengalaman-pengalaman
pahit diluar kemampuan ku.


Dari situ...
Aku pun menyimpulkan,
Bahwa sebuah keindahan adalah bayangan dari percobaan luka-luka
agar tangguh menghadapi dimasa esok dan selanjutnya.


Iya...
Terlalu banyak diantara kita, mereka, atau bahkan semua orang beranggapan
bahwa sebuah kkesalahan
adalah cara untuk sampai pada sebuah pencapaian-pencapaian yang begitu amat memuaskan.


Namun....
Tidak dengan cara Ku hidup dihari ini. Sebuah kesalahan bagi ku adalah sebuah teguran-teguran kecil untuk kembali mengulang dan mencari suatu hal yang jauh lebih paham dalam menjalani pengalaman baik dihari ini, dan tidak melakukan sesuatu dihari lalu.


Hari semakin petang...
senja berlalu tanpa pamit maupun jejak. Angin menyampaikan berita melalui langit-langit kelam yang kebanyakan orang tak menginginkan.


Sedang aku...
Sekedara meratapi keadaan didepan pintu terbuka dengan harapan-harapan besar tentang bahasa pamit yang sementara saat itu jabat tangan tak mau saya terima.


Aku pun begitu bingung dengan keadaan. Perihal waktu..
Aku tak mampu melogikakan apa yang sebentar lagi akan terjadi.


Bayangkan saja.
Sosok mutiara yang telah lama banyak mengulir cerita bersama, bahkan dialah yang menjadi penawar pahit sampai merubahnya menjadi tawar kemudian berlalu.
Lantas, Apa iya dengan begitu amat mudah akan merelakan??

Rembulan memuntahkan sinarnya, kemudian lelap dalam pujian dari segala penjuru penikmat malam.
Sementara dendang duka baru saja dimulai.
Angin ngusap pernak-pernik penderitaan dan berujung ketiadaan sementara.

Tuhan...
Apakah semua ini termasuk bagian dalam alur cerita yang sama???
Jika iya, segera usaikanlah.
Jika ini adalah awal, maka segeralah jadikan daku sebagai pemenang yang tanpa penghargaan.

Aku berharap biarlah cerita ini sekedar menjadi cacatan kelam dihari ini, tidak untuk dimasa selanjutnya.. (Zain, syifa2010)