- Beranda
- Komunitas
- Cinta Indonesiaku
Pesan Menohok dari Kakek Oetomo, Saksi Perjuangan Melawan Penjajah


TS
ashley.08
Pesan Menohok dari Kakek Oetomo, Saksi Perjuangan Melawan Penjajah

Kakakku bekerja di sebuah Panti Wreda alias Panti Jompo. Hari itu bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Karena aku libur dan nampak tidak ingin nimbrung baik ikut lomba maupun sekedar menonton perlombaan di dekat rumah, kakak mengajakku ke panti sekedar mencari pengalaman baru. Hari itu panti sedang ada acara. Yakni karaoke lagu-lagu perjuangan. Karena aku juga gabut di rumah, aku setuju untuk ikut dia ke panti.
Aku dan kakak memiliki karakter yang berbeda. Aku cenderung banyak bicara alias bawel sedangkan dia cenderung pendiam. Tangannya lah yang banyak berbicara. Jika dia pulang dan melihat ada yang tak beres di rumah, seperti gelas yang berantakan, atau handuk yang tergeletak di sembarang tempat bukan dijemur di jemuran, dia yang akan membereskannya, tanpa berbicara apalagi mengomel.
Nah, makanya tak heran kalau dia jarang bercerita soal pekerjaannya. Atau bagaimana keadaan panti. Yang ada di pikiranku sih, panti keadaannya semrawut karena dengan penghuni para lansia, tentu situasinya akan seperti itu.
Tapi saat aku sampai di sana, aku takjub sendiri. Jauh lebih rapih dari kamarku hihi. Tertata apik, dan para lansia yang di sana juga terawat dengan baik. Wangi dan nampak raut bahagia terpancar dari wajah mereka. Semoga semua panti memang seperti ini, batinku.
Dan seperti info dari kakakku, hari itu ada acara karaoke lagu-lagu perjuangan. Di aula sudah disiapkan sound dan juga keyboard. Wah, namanya saja karaoke. Tapi bukan dengan CD atau kaset, tapi diiringi dengan keyboard. Mungkin sulit mencari CD karaoke perjuangan.
Hampir semua penghuni panti berpakaian rapih. Beberapa malah berdandan ala veteran perang. Wait, ala veteran perang? Jangan-jangan mereka memang veteran perang? Mengingat usianya yang memang bisa jadi mereka sudah lahir saat negara ini masih berperang melawah penjajah Belanda atau Jepang?
Di sela-sela acara karoke, aku pun menghampiri seorang kakek yang duduk di kursi roda. Ia berpakaian layaknya tentara pejuang kita di tempo doeloe. Setidaknya itu yang sering aku lihat di tv-tv.
"Kek, boleh aku duduk di sini? Menemani kakek bernyanyi?" ujarku meminta ijin.
Jika tidak salah lihat, sebelum istirahat dia bernyanyi lagu Indonesia Pusaka dengan gagah. Meski aku yakin usianya berkisar 70 bahkan 80-an tahun. Tapi bagaimanapun, karena ini pertama kali aku ke sini, bertanya umur apakah sopan atau tidak? Karena yang aku tahu, seseorang jika sudah menua, maka tabiatnya akan seperti anak kecil lagi. Suka ngambek dan kolokan. Jadi aku sangat berhati-hati sekali. Termasuk menanyakan umur. Kalau ada yang baper kan repot. Gak enak sama kakakku kalau sampe bikin dia repot. Cukup bikin repot di rumah saja hihi. Jangan bikin repot di tempat kerja.
Kami pun terlibat percakapan yang seru. Beliau bernama Utomo. Ejaan lama jadi ditulis Oetomo.
Kakek Oetomo sempat bercerita bagaimana dia ikut berjuang melawan penjajah. Kebetulan dia pandai memasak. Jadi dia banyak bertugas di dapur mempersiapkan makan untuk para pejuang. Tentu dengan penuh keterbatasan.
Dia menyebutkan generasi sekarang sangat beruntung, karena untuk memasak bisa mencarinya di majalah, koran, buku-buku resep, atau melihat video di YouTube. Aku sedikit tersenyum saat ia menyebutkan kata 'YouTube' dengan logat yang aneh.
Oh ya, tanpa ku tanya, Kakek Oetomo sendiri yang memberitahukan usianya. Umurnya 83-an tahun! Wow, aku salut dengan kondisi fisiknya yang masih nampak prima. Meski duduk di kursi roda. Aku yang belum 30 tahun saja sering mengeluh capek kalau banyak lemburan di kantor. Sering pikun ketinggalan dompet bahkan ketinggalan handphone.
Ada satu kalimat dari Kakek Oetomo yang sampai kini masih terngiang di telingaku.
"Jaman kakek dulu, untuk mengobrol santai dengan teman seperjuangan sulit. Karena selain kakek harus sibuk mencari bahan makanan dari penduduk yang kadang juga kekurangan makan, kami pun harus waspada dengan serangan Belanda. Kakek sering berpindah tempat memasak karena dapur yang sebelumnya dibombardir oleh Belanda!
Di masa sekarang, kakek melihat kaum remaja juga sulit mengobrol santai dengan teman-temannya. Karena semua masing-masing sibuk dengan hapenya!"
Aku terhenyak mendengarnya. Hp ku yang bergetar di celana pun tak aku acuhkan jadinya.
'Terimakasih ya, Kek. Perjuanganmu melawan penjajah kini kamilah yang menikmatinya...'batinku lirih dalam hati.
Diubah oleh ashley.08 19-08-2020 11:17




indrag057 dan mahirbro memberi reputasi
2
168
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan