panci.gosongAvatar border
TS
panci.gosong
Momen Agustusan Paling Berkesan : Salah Gerakan Saat Menari di atas Panggung
Momen Agustusan Paling Berkesan : Salah Gerakan Saat Menari di atas Panggung

Perayaan kemerdekaan Indonesia tahun ini terasa berbeda. Tidak ada keramaian layaknya beberapa tahun lalu. Lomba agustusan ditiadakan, hanya ada acara syukuran malam tujuhbelasan di gang tempat ane tinggal. Acaranya juga hanya dihadiri oleh warga satu lorong yang terdiri dari 30 kepala keluarga , kalau tahun kemarin satu RT dikumpulkan menjadi satu sehingga suasananya ramai sekali. Membuat suasana trenyuh ketika menyanyikan lagu kebangsaan bersama - sama. Kali ini undangannya dikurangi dan dipersempit menjadi warga yang tinggal di satu gang saja.

Upacara Agustusan yang biasanya dihelat di lapangan hijau juga tidak ada lagi, kemarin ane pas tanggal 17 Agustus keluar rumah untuk melintas di lapangan besar sebelah SD tempat ane sekolah dulu. Sepi! Semua upacara dilaksanakan online. Sedih sih ternyata kalau sepi begini. Hal ini membuat ane mengingat perayaan Agustus beberapa tahun silam.

Antusiasme saat Agustus selalu berkobar di benak ane kala itu, banyak pedagang yang menjajakan barangnya di acara bazar, lomba - lomba seru kayak sepeda hias, karnaval sekampung pakai kostum unik dan pawai - pawai kebudayaan yang ane selalu tonton.

Belum lagi kalau acara bazar, ane selalu melipir ke penjual aksesoris. Yang dibeli jepitan rambut, anting - anting plastik dan snack - snack manis favorit ane.

Momen paling berkesan itu, ketika ane disuruh mengisi acara panggung hiburan malam Agustusan di komplek ane. Dulu ane bertiga sama temen ane yang semuanya masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Sebut saja Riska dan Mayang yang semuanya satu tahun lebih muda dibandingkan ane. Mereka kelas 3 dan ane kelas 4.

Ane latihan selama sebulan tiap hari di rumah Mayang. Disana dilatih sama Ibunya. Ane, Mayang dan Riska berlatih menari hingga larut malam demi tampil apik saat tanggal 16 Agustus. Setelah dirasa siap, kita bersama - sama pergi ke penjahit. Ibunya sudah mendesain kostum keren ala - ala anak sekolahan dengan baju putih, suspender merah, rok tartan merah yang sengaja dijahit senada dengan topi miring yang kami kenakan.



Lalu kami diajak ke pasar untuk memilih aksesorisnya. Kita memilih anting warna merah dengan bentuk telapak kaki. Setelah semuanya siap, kita datang ke balai RW untuk melangsungkan gladi resik. Ramai sekali bertemu dengan kakak - kakak karang taruna. Pas gladi resik ini, kita amat kompak.

Begitu tiba hari H, kami bertiga naik ke atas panggung, musik berjudul bus sekolah dari Trio kwek kwek diputar. Ane grogi, sewaktu gerakan pertama sudah tidak kompak dengan temen ane. Kemudian kaki ane menginjak panggung tidak rata yang membuat ane kehilangan keseimbangan, untungnya tidak sampai jatuh. Ane berusaha tetap tenang meski di depan ane orang sekampung berdiri untuk menyaksikan penampilan ane yang kebetulan malam itu tampak konyol akibat grogi yang tak terpikirkan sebelumnya. Lama lama ane bisa menyesuaikan gerakan juga dengan gerakan teman - teman ane.

Pas turun dari panggung ane nangis karena kecewa dengan diri sendiri. Dalam hati ane menggerutu, "Bodoh! Kenapa nggak kompak gitu sih!'Tapi semuanya menenangkan ane dan berkata, "Tidak apa - apa, Sheryl!" Tangis ane pun mereda. Momen tersebut mengesankan sekali, meski malu tapi suasana dimana kita kumpul untuk latihan menari bersama membuatku rindu ingin kembali ke masa lalu.

Sampai sekarang rekaman kejadian grogiku di atas panggung itu masih ada di kamera milik Ayah Mayang. Aku tak pernah sekalipun mau menontonnya, tentu saja karena malu.
Diubah oleh panci.gosong 20-08-2020 06:45
0
111
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan