micahleeAvatar border
TS
micahlee
Menjadi Pasukan Paskibraka Itu Tidak Enak


Setiap tanggal 17 Agustus adalah hari di mana kita akan memperingati hari kemerdekaan Negara kita, Indonesia. Tahun ini tepat 75 tahun bangsa kita bisa merasakan kebebasan dari penjajahan yang berlangsung berabad-abad lamanya.

Pada saat acara 17-an, pengibaran bendera adalah hal yang wajib. Saat itu ane masih duduk di bangku SMA kelas satu, masih murid baru. Tubuh tinggi dan ramping--kala itu-- membuat ane terpilih menjadi salah satu anggota paskibraka di kecamatan tempat sekokah ane. Soalnya, kampung saya beda kecamatan dengan sekolah.

Menjadi anggota paskibraka terdengar keren dong pastinya. Dari murid yang berjumlah ribuan, hanya beberapa yang bisa ikut berbaris untuk mengantar sang saka merah putih di puncak. Dan, aku salah satunya. Meskipun cuma tingkat kecamatan, udah bangga dan bersyukur banget.

Proses latihan berjalan sekitar satu bulan penuh. Setiap jam delapan pagi sampai jam sebelas siang. Jadi, ada dua mata pelajaran setiap hari selama lebih dari sebulan yang harus terlewatkan karena latihan. Yang bikin ane gondok karena ada saja suara sumbang yang mengatakan bahwa anak paskibraka itu enak, bisa bolos belajar.

Oh, tidak ferguso.

Rasanya ingin kutampol mereka yang mengatakan hal itu. Buat semua ornag yang bilang menjadi anak paskibraka itu enak, sini ane jelasin gimana tersiksanya menjadi anggota paskibraka.

1. Nilai sekokah jadi anjlok

Ane bukan anak pintar yang selalu nyabet juara satu di kelas. Tapi ane itu tidak pernah keluar dari peringkat tiga dari SD, kayak udah langganan sama angka tiga itu. Nah, gara-gara ikut paskibra, nilai di raport anjlok. Ane bahkan tidak masuk sepuluh besar di kelas, Gan. Untung emmak sama bapakku tidak memusingkan soal peringkat. Sing penting sekolah dan belajar matanya.

2. Tatapan sentimen dari beberapa pihak

Ini ane alami sendiri si sekolah dulu, nggak tau sama yang luaran sana. Pernah ada guru mapel yang bilang kalo paskibra itu gak guna. Tugas siswa ya belajar, bukan latihan tidak penting dan mengganggu proses belajar-mengajar. Beliau ada benarnya, tapi pengibaran bendera di hari kemerdekaan adalah salah satu bentuk penghormatan untuk para pejuang. Beliau bahkan membuat ane ikut remedi, padahal tugas selalu aku selesaikan dengan baik, saat ulangan semester pun tidak ada yang susah jawabnya. Ane remedi hanya karena nilai kehadiran yang kurang, untungnya hasil remedial ane nyaris sempurna. Jadilah, beliau akhirnya di semester dua jagoin ane di mapel-nya. Tapi, masih sering disinggung masalah keikutsertaan di Paskibraka.

2. Kena Omelan Tentara Garang

Pelatih paskibraka itu bukan kaleng-kaleng, TNI-AD, Gan. Baru liat seragamnya aja bikin hati dag dig ser saking gentarnya. Suaranya itu loh menggelegar dan membahana meskipun itu di lapangan bola. Sedikit salah langsung kena hukum, sit-up, push-up, kadang kari keliling lapangan bola. Coba aja terlambat kalau mau nangis kena omelan. Pernah, temanku nangis dan nggak mau datang lagi karena kena hukuman dan omelan.

3. Yang buluk makin buluk

Kulit ane itu dasarnya kuning langsat, tapi karena ikut paskibraka jadi sawo matang. Bayangin aja setiap hari harus kena sinar matahari dan keringatan pula. Hormon pubertas, polusi, dan keringat membuat wajah beberapa teman ane ditumbuhi jerawat. Untung waktu itu muka item ane belum kenal yang namanya jerawat.

4. Badan pegal

Capek, jelas lah. Kadang pengen nyerah kalau nggak ingat pejuang kita dulu reka berkorban jiwa dan raga demi memperoleh kemerdekaan. Bukan hanya baris-berbaris, pemanasan ala tentara juga harus dilakukan guna membakar semangat dan kalori. Kaki-ku sering kali keram karena harus terus dihentak-hentakkan. Yang bilang paskibraka enak, coba deh setiap hari latihan tiga jam selama sebulan penuh, lelah Gan, sumpah.

5. Uang jajan terkuras

Setelah latihan ane pasti haus dan lapar. Jadi, harus jajan dulu sebelum pulang ke sekolah. Minimal beli teh gelas dan roti, kalo lagi berlebih beli mi rebus dan pop ice blender. Sampe di sekolah karena waktu itu baliknya jalan kaki, ya harus jajan lagi. Mana uang jajan nggak ditambah pula. Isap jari yang ada, Gan.

Pasti ada yg bilang emang nggak dikasi makan dan minum. Ada Gan, ada. Cuma air gelas dan pastel doang. Ini cuma kecamatan, Gan, mana ada dana buat beri makan terus tiap hari.

6. Dahaga dan Kalaparan di Bulan Ramadhan

Ini nih, Gan. Cobaan paling berat. Ane jadi anggota paskibraka itu di tahun 2010 dan 2011 bertepatan saat Ramadan. Dan, ane nggak mau puasa bolong karena paskibra doang. Justru di hari kemerdekaan harusnya lebih semangat puasanya, iya kan GanSis.

Latihan gladi kotor ama gladi bersih itu dimulai dari tanggal 15 sampai hari H di tanggal 17, dan itu dalam kondisi puasa penuh. Sumpah, setiap kali ingat masa itu jadi speechless sendiri. Ane bingung kok bisa dulu tetap puasa padahal haus dan lapar udah minta ampun.


Tapi Gan, pas liat bendera udah berkibar di tiang dengan alunan lagu Indonesia Raya jadi lega. Rasanya semua kesusahan yang udah dilewati selama lebih dari sebulan terbayarkan. Berasa kayak patriot gitu, Gan emoticon-Mewek

Dibalik kesusahan-kesusahan itu banyak juga kok senang-senangnya. Misalnya, ketemu si Doi yang sempat mengisi hari-hari selama empat tahun, meskipun berakhir pisah. Pokoknya, kalau pun waktu bisa diulang, ane bakal tetap ikut jadi pasukan paskibraka. Setidaknya, ada rasa bangga karena telah menjadi salah satu dari pengibar sang saka merah putih kita tercinta.

Semangat terus, Gan. Selagi masih muda, ayo terus berusaha untuk kemajuan Bangsa. Contohnya, bayar pajak secara teratur.
Diubah oleh micahlee 19-08-2020 07:03
muyasyAvatar border
666fapfapAvatar border
666fapfap dan muyasy memberi reputasi
2
461
6
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan