tutorialhidupAvatar border
TS
tutorialhidup
KETIKA IZRAIL MEMINANGKU LEBIH DULU

Hanin menutup mushafnya. Dia baru saja menyelesaikan muroja'ahnya yang ke 30 juz.
Ibunya sedari tadi meliriknya, ingin mengungkapkan segala uneg-unegnya selama ini.

"Umur kamu sudah hampir 30 tahun, Nak. Terima dong, salah satu ikhwan yang mengajakmu ta'aruf," kata ibunya sambil menunggu ekspresi putri semata wayangnya itu.

Hanin tersenyum di balik niqabnya.
"Hanin belum siap, Umi...," jawabnya seraya mendekati ibunya dan memijit kakinya.
"Kapan siapnya sih, nak?" tanya ibunya lagi.

Hanin tersenyum lagi.
"Kalau jodoh gak akan kemana, Umi...," jawabnya lagi.
Ibunya menyerah. Sudah seringkali dia merayu putrinya itu agar mau menikah. Tapi selalu saja ada alasan untuk menolak. Allah belum menggerakkan hatinya untuk menerima pinangan ikhwan, begitu yang selalu dia katakan.

"Hanin berangkat kajian dulu ya, Um...," Hanin mencium tangan ibunya. "Asallamuallaikum...."
"Waallaikumussalam warrahmatullahi wabarrakatuh...."

*****

Hanin duduk di sebuah restoran kecil di pinggir jalan. Di seruputnya kopi panasnya. Lelah rasanya setelah memberikan tausiyah di dua tempat sekaligus.

Tiba-tiba seseorang meletakkan selembar kertas kecil di samping kopinya. Hanin mengerutkan kening. Ditatapnya orang yang menaruh kertas kecil itu. Rupanya seorang pelayan restoran itu. Belum sempat Hanin bertanya, dia sudah berlalu.

Hanin membaca tulisan yang ada di kertas itu.

'Wahai ustadzah, sudikah kiranya menikah dengan ana?'

Hanin mengamati sekeliling. Semua orang yang ada di restoran itu tampak normal-normal saja. Tak satupun yang tampak memperhatikannya.

Dibacanya sekali lagi tulisan itu. Hanin tersenyum. Mungkin seseorang sedang mengerjai dia. Diambilnya bolpoin dan ditulisnya jawaban di bawah tulisan itu.

'Jika berkenan, datanglah meminta pada orang tua ana.'

Hanin menaruh kertas itu di atas meja dan diapun beranjak dari tempat duduknya.

*****

Diluar dugaan, ternyata hari itu ikhwan yang menulis pada selembar kertas itu benar-benar datang untuk meminang Hanin.

Iqbal, sosok yang rupawan, dan telah hafal 30 juz Al-Quran dan ratusan hadist, mengajak kedua orang tuanya datang ke rumah Hanin. Iqbal dan orang tuanya langsung mengutarakan maksud kedatangan mereka pada orang tua Hanin.

Ibu Hanin menanyakan hal itu pada putrinya, dengan hati yang berdebar-debar.
Hanin menatap sekilas iqbal, lalu tersenyum di balik niqabnya.
"Jika memang beliau jodoh yang Allah takdirkan untukku, aku bersedia...."

Orang tua Hanin bernapas lega, akhirnya putri mereka bertemu dengan jodohnya. Hari pernikahanpun langsung di tentukan, tepat di hari jum'at pagi.

Hanin bersiap menuju tempat yang akan dipakai untuk ijab qabul mereka. Di tengah perjalanan, sopir yang membawa mobil yang diadalamnya ada Hanin dan keluarganya tampak gelisah.

"Ada apa, pak?" tanya Hanin saat menyadari mobil yang melaju tak terkendali.
"Anu, Non.... Sepertinya remnya blong...," jawab pak sopir gemetar. Semua orang yang ada di mobil mulai panik dan-

Braaaakkkkkk!!!!
Mobil itu akhirnya menabrak pohon besar di tepi jalan. Asap mengepul dari mesin mobil yang ringsek. Warga mulai ramai menolong yang masih bisa di tolong.

Ibu Hanin luka-luka, tapi masih sadarkan diri. Dia digeletakkan warga di salah satu bangku warung sambil menunggu ambulans datang. Di tengah kepalanya yang sakit dia melihat putrinya, Hanin, matanya terpejam dengan darah yang mengalir dari kepala dan hidungnya.

*****

"Saya terima nikah dan kimpoinya Hanin Anastasya binti Imron dengan maskimpoi tersebut dibayar tunai!"

Iqbal akhirnya mengucap ijab qabul, di samping calon istrinya yang masih terbaring tak sadarkan diri. Ya, Hanin telah resmi menjadi istrinya meskipun kondisinya masih sangat menghawatirkan.

Akhirnya dokter menyerah pada keadaan Hanin. Alat penyangga hidupnyapun harus dilepaskan. Iqbal memeluk tubuh istrinya yang mulai dingin. Dipegangnya tangannya. Jari Hanin tampak bergerak. Mata Hanin terbuka. Ditatapnya suaminya. Bibir Hanin mengukir senyum. Iqbal membalas senyuman istrinya.
Iqbal membisikkan kalimat "laa illaa ha ilallah..." sebanyak tiga kali di telinga istrinya. Haninpun menghembuskan nafas terakhirnya dipelukan suaminya.

*****
END

Pesan untuk yang masih jomblo. Sudahkan bersiap menyambut jodohmu? Ataukah bersiap menyambut malaikat maut? Kita tak tahu siapa yang akan meminang kita terlebih dahulu. Karna itu persiapkan dirimu untuk menyambut keduanya. Wallahu'allam.
fiksyauAvatar border
padaswAvatar border
ummuzaAvatar border
ummuza dan 17 lainnya memberi reputasi
18
2.5K
16
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan