Hama wereng menghantui para petani padi di Lamongan. Area serangan merata. Salah satunya di wilayah Kecamatan Glagah. Mereka pun dihantui gagal panen.

"Otomatis bulir padi menjadi ompong. Serangan hama wereng kali ini benar-benar mengganas. Ditambah lagi, akhir-akhir ini hujan dan angin kencang membuat padinya roboh," katanya.

Menurutnya, hama wereng menyerang hampir semua tanaman padi yang berada di Kecamatan Glagah. Kurang lebih ada 20 sampai 30 hektare lahan yang musim tanamnya lebih awal.

"Ada yang cuma sedikit terkena wereng sehingga bisa diatasi. Tapi ada yang parah," lanjutnya.

Hal yang sama juga diakui oleh Sodik, petani dari kecamatan Glagah lainnya. Ia mengaku, dua petak sawahnya sedang terancam gagal panen karena serangan hama wereng ini.

"Dua petak sawah saya terkena wereng. Sudah berbagai obat kami coba, tapi tetap saja diserang," akunya.

Mulyadi, pegawai Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Glagah mengakui adanya serangan wereng di wilayahnya. Ia mengatakan serangan wereng ini sudah berlangsung selama satu bulan dan kali ini sudah mencapai puncaknya.

"Kami setiap hari turun untuk melihat kondisi di lapangan. Kami juga melakukan penyuluhan, sosialisasi langsung kepada para petani, bahkan ada juga petani yang datang langsung ke BPP untuk menyampaikan keluhan dan sharing terkait hama wereng," ungkapnya.

Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Lamongan, Rudjito, membenarkan adanya hama wereng yang menyerang beberapa wilayah Lamongan.
"Memang sebagian wilayah di Lamongan saat ini ada yang panen dan serangan hama wereng sudah lewat. Namun beberapa wilayah di Lamongan ada juga yang terserang wereng, terutama masa vegetatif dan masa premordia. Apalagi cuacanya seperti ini, serangan hama jenis serangga memungkinkan untuk berkembang biak secara cepat, inilah yang perlu diwaspadai," pungkasnya.

Khoirul, salah seorang petani Desa Margoanyar, Kecamatan Glagah, mengungkapkan akibat serangan hama wereng, tanaman padinya mengering, lantas warnanya menjadi merah, dan membuat isinya ompong.