- Beranda
- Komunitas
- Cinta Indonesiaku
Kenangan Agustus dari Jatuh Hati Sampai Jatuh Tongkat Mayoret


TS
alizazet
Kenangan Agustus dari Jatuh Hati Sampai Jatuh Tongkat Mayoret

Salam Merdeka Gan,
Seperti ada aura sendiri setiap menjelang hingga di tanggal 17 Agustus pada setiap tahunnya. Itu yang aku rasakan, entah bagaimana dengan kalian. Rasa senang, bangga dan rasa lainnya yang tak terkira.
Dimulai dari pemasangan bendera di halaman rumah ketika kalender telah memasuki bulan Agustus, setiap tempat dihiasi dengan umbul-umbul dan hiasan yang berwarna merah putih. Ingatanpun mulai kembali ke masa menyenangkan ketika aku duduk dibangku Sekola.
Ini hanya sebuah cerita kecil yang bagiku menjadi kenangan besar kadang membuat anak-anakku iri bila aku ceritakan. Pasalnya mereka tidak bisa mengalami apa yang pernah alami terutama saat merayakan kemerdekaan RI.
1. Upacara Bendera
Selain berkemah upacara bendera peringatan 17 Agustus ini paling memyenangkan buatku. Setiap sekolah dari SD, SMP hingga SMA bertemu di lapangan untuk upacara. Senangnya itu ya ehem bisa cuci mata (hadeh pastinya) tentunya diantara khidmad upacara, ya sambil menyelam melirik-lirik.
Ya namanya di desa, di depan upacara eh di belakang pada ribut sendiri bahkan ada yang curi kesempatan mendekati para pedagang kaki lima yang setia menanti diserbu.
Buat aku senang lagi saat bubar ada teman sekolah lain yang mampir ke rumah (kenalannya di lapangan) tahu tidak itu sekolah anaknya memang bening-bening. Pada berebut mampir, yang SMP juga yang SMA tapi kok cowok semua he he he. Itu hampir tiap upacara mereka pasti mampir, sekedar minta air putih pelepas dahaga. Ya lapangan dengan rumahku jaraknya memang cuma 300 meter.
Yang lucu saat yang SMA mampir yang SMP diusir disuruh cepet balik asrama, eh junior kalah dengan senior ta. Haha lucu deh pokoknya.
Minder aslinya aku melihat mereka mau mampir ke rumahku yang berdinding kayu beralas batu bata saja. Tapi aku lihat mereka enjoy dan menikmati walau duduk di kursi rotan yang empet-empetan. Itulah merdeka.
Sebelum mereka balik ke asramanya, pasti bilang, "eh nanti sore pawai ketemu lagi ya" atau "entar kamu karnaval ikut juga kan?"
Yang gak tahan lagi, ada yang jatuh hati aw aw, terus berebut perhatian, hadeehh masak witing trisno jalaran upacara.
Tapi bila upacara didakan di kebun raya mereka tidak bisa mampir. Paling senang kalau di lapangan kebun raya bisa sambil jalan-jalan
Namun ketika pandemi menyapa upacara pun dilaksakan secara virtual, seperti tadi aku ikut menyaksikan upacara 17 Agustus 2020 dari layar hp di kaskus TV. Ya semua jadi serba virtual.

2. Pawai dan Karnaval
Kala itu pagi upacara siang dilanjutkan pawai dan karnaval terus penurunan bendera.
Paling senang bisa ikut karnaval, ada kesempatan jadi penonton ada kesempatan ditonton. Enak jadi penonton tinggal ambil kursi duduk manis, kan lewat depan rumah.
Masyarakat pada turun gunung untuk menyaksikan karnaval, hiburan dan tontonan yang sangat mereka tunggu, setahun sekali. Untuk macet, jangan ditanya Gan, itu pasti. Memang ada positif ada negatifnya bila menggunakan fasilitas jalan raya.
Ada kejadian yang bikin muka kayak kepiting rebus saat karnaval. Pas arak-arakan drum band lewat di depan rumah. Aku coba atraksi lempar tongkat mayoret dan glodak (hahaha 😂😂😝) meleset kutangkap, hadeuuww, malunya tak terkira, senep dah langsung perutku. Kenapa pakai jatuh segala otomatis semua temanku tertawa sambil tetap memukul alat musiknya. Yang nonton apa lagi gggeeerrrrrr.
Nah ini Gan jalan protokol yang dulu digunakan untuk karnaval, sejak mulai ramai dan banyak kendaraan besar. Karnaval sudah tidak di jalan raya lagi.

3. Jalan Sehat Bazar dan Lomba
Nah untuk yang ini sudah masa milenia, senang kumpul satu RW, jalan sehat ramai-ramai. Terakhir tahun kemarin melintasi sawah dan RW sebelah. Harap-harap cemas saat menanti nomor undian sambil menikmati jajanan yang dijual di bazar. Yang saat ini sudah tidak bisa dilakukan lagi. Malah aku membayangkan bagaiaman bila tetap diadakan dengan berjarak terus setelah finish langsung pulang semua mendapat doorprize, tapi itu hanya hayalanku saja.
Pandemi telah membuat peradaban baru, kebiasaan baru untuk sementara di tempatku jalan sehat dan bazar tidak ada di hari merdeka yang menginjak usia seperempat abad ini. Sayang seribu sayang.
Dulu lomba kan asik sekali, serunya anak-anak, bapak-bapak, ibu-ibu semangat menunjukkan kebolehan, kalau aku ikut pasti kalah he he
Sekarang lomba pun diadakan secara virtual melalui googlemeet yang nanti baru diadakan tanggal 23 Agustus
Seneng ya kalau melihat di tempat lain masih berusaha melaksanakan lomba secara langsung seperti biasanya.

4. Pentas Seni
Sebelum pandemi pentas seni juga salah satu kegiatan wajib dalam rangka memperingati HUT RI, senangnya unjuk kebolehan. Dari menari, menyanyi, baca puisi, walau sudah emak-emak begini. Sekarang tidak bisa dilaksanakan dan dinikmati lagi saat pandemi. Semoga tahun depan pandemi sudah bosa diatasi dan bergembira lagi bisa pentas seni.
Bisa dilihat disini jaman sebelum pandemi

Nah itu lah ceritaku yang membuat aku mempunyai album kenangan dan kisah tak terlupakan ketika Agustus.
Salam
✊✊✊
merdeka bukan berarti leluasa sekehendak hati
Love You Indonesia

👌👌👌
Sumber tulisan asli kenangan TS, gambar pribadi, youtube acara di RW TS beberapa tahun lalu.
Diubah oleh alizazet 18-08-2020 01:01






TaraAnggara dan 4 lainnya memberi reputasi
5
528
7


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan