Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

amel.agustinAvatar border
TS
amel.agustin
Upacara 17 Agustus dan Aneka Lomba 17-an di Rumah Singgah Anak Jalanan
Upacara 17 Agustus dan Aneka Lomba 17-an di Rumah Singgah Anak Jalanan


Upacara 17 Agustus dan Aneka Lomba 17-an di Rumah Singgah Anak Jalanan
Foto: Republika


Dulu saat saya masih aktif di komunitas penulis scriptwriting, saya pernah ikut observasi ke sebuah rumah singgah yang berada di Depok, Jawa Barat. Observasi ini untuk tujuan membuat film pendek bertemakan anak jalanan.

Rumah singgah ini bukan dikelola oleh Dinas Sosial setempat. Tapi perorangan dari seorang mahasiswa universitas yang ada di Depok juga. Ia mengontrak 1 rumah yang cukup besar. Ia hanya menempati 1 kamar saja. Ruangan lain ia bebaskan anak-anak jalanan seperti pengamen, tukang asongan, dan lain-lain, untuk tinggal di situ. Mulia sekali mahasiswa ini.

Selama observasi, saya dan teman-teman satu komunitas bisa hampir setiap hari ke tempat ini. Kadang kami ikut berkegiatan dengan mereka. Seperti mengamen di warung-warung tenda, KRL (saat itu masih 'bisa' ngamen di KRL meski harus kucing-kucingan dengan petugas kereta dan petugas stasiun), dan lain sebagainya.

Nah, karena bertepatan dengan bulan Agustus, kami berinisiatif untuk mengadakan upacara pengibaran bendera secara sederhana di rumah singgah, dilanjutkan dengan perlombaan khas 17-an.

Mulailah kami berbagi tugas. Ada yang melatih anak-anak jalanan ini baris-berbaris. Ada yang melatih untuk paduan suara. Ada yang melatih untuk pengibaran bendera, pembacaan Pancasila & UUD 1945, dll.

Dan tugas saya paling enak, mempersiapkan perlombaan. Kami pun patungan untuk lomba ini.

Karena target peserta adalah anak-anak (anak jalanan yang sudah remaja paling ikut upacaranya saja), maka lombanya juga yang gak bikin ribet dan menyenangkan. Seperti lomba mewarnai, lomba makan kerupuk, lomba menyanyi lagu-lagu perjuangan, dan lomba mengikat tali sepatu.

Yang bikin haru adalah, lomba mengikat tali sepatu justru peminatnya paling banyak. Karena sebagian besar dari mereka tak memiliki sepatu. Jadi bagi mereka, mengikat tali sepatu sebagai bahan latihan sebelum mereka memiliki sepatu sendiri. Saya sedih juga mendengarnya.



Upacara 17 Agustus berlangsung sukses. Begitupun dengan perlombaannya.

Sayang sekali, dokumentasi kegiatannya dipegang oleh teman saya. Dan sekarang sudah lost contact.

Sayang dua kalinya, saya pernah mampir ke sini, tapi rumah singgahnya sudah tidak ada. Mahasiswa yang mengontrak rumah sudah lulus dan pulang ke kampungnya.

Sayang ketiga kalinya, komunitas scriptwriting yang dulu saya pernah aktif sudah bubar.

Dirgahayu ke 75 Indonesiaku!



emoticon-I Love Indonesia
Diubah oleh amel.agustin 17-08-2020 04:37
indrag057Avatar border
embunsuciAvatar border
embunsuci dan indrag057 memberi reputasi
2
357
0
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan