- Beranda
- Komunitas
- Cinta Indonesiaku
Tragedi Saat Jadi Petugas Upacara 17-an Dadakan di Sekolah!


TS
cat.a.lo.gue
Tragedi Saat Jadi Petugas Upacara 17-an Dadakan di Sekolah!

Karena bukan anggota ekskul Paskib, tak pernah terlintas dalam benakku menjadi petugas upacara. Apalagi pengibar bendera di upacara Hari Kemerdekaan 17 Agustus!
Kenapa aku tidak mau mendaftar sebagai anggota paskib? Bukan aku tak tertarik. Aku lebih kuatir kulit eksotikku yang sudah dark editionini bertambah menjadi keling langsat karena terlalu sering dijemur di bawah terik matahari!
Tapi tahun itu, aku diminta oleh pembina paskib (yang juga guru PPKn-ku) untuk menggantikan teman sebagai pengibar bendera. Karena temenku dikirim jadi petugas upacara di kecamatan. Jadi, upacara 17-an di SMA ku, aku yang diminta sebagai penggantinya.
Heran juga sih, kenapa harus aku? Anggota paskib yang lain kan juga banyak? Apakah tidak merendahkan anak paskib yang lainnya? Males juga kan kalau jadi sasaran julid cewek-cewek paskib, 'Eh siapa elu kok jadi pengibar bendera?!'
Tapi berhubung gak mau nilai PPKn-ku terkena dampak kalau aku menolak tugas dadakan ini, terpaksa aku pun mengiyakannya. Aku pun kebagian tugas sebagai pembawa bendera.
Aku punya waktu sekitar 1 bulan untuk latihan. Pulang sekolah aku tidak pulang ke rumah dulu, tapi latihan hingga jam 3-an sore. Seminggu 3 kali yakni setiap Selasa, Kamis dan Jum'at. Latihannya dari yang paling basic dulu: berdiri dan jalan! Ternyata baris berbaris memang rumit seperti dugaanku selama ini. Lebih rumit malah!
Sepertinya, sia-sia sudah aku menjaga kulitku agar tetap sekedar eksotik jangan sampai jadi keling. Terutama muka. Untuk putih sih mustahil! Tapi setidaknya jangan sampai keling banget. Ini, sebulan dijemur kulit dan mukaku jadi keling! Kuatir mamak-ku tak mengenali anak semata wayangnya ini!
Dan puncak dari cobaan adalah upacara 17 Agustus itu sendiri.
Awalnya sih udah keren, aku berdiri di tengah bawa bendera sambil kasih komando ke petugas kiri dan kananku. Sialnya, mereka gak kalah groginya. Kupikir karena mereka udah sering jadi pengibar bendera di upacara Hari Senin mereka udah terasah mentalnya. Lah, sama aja! Gimana aku?
Pas giliran jalan ke arah tiang dengan mantap, tiba-tiba sepatuku entah gimana ceritanya mental melayang dan hampir mendarat di kepala pembina paskib! Bagus beliau dengan sigap menangkap sepatuku sepersekian detik sebelum mendarat di kepala! Peci beliau aja nyaris jatuh. Pikiranku langsung gak fokus ke upacara lagi. Untung saja aku masih bisa menyelesaikan tugas meski berjalan dengan 1 sepatu, dan 1 kaos kaki tanpa sepatu!
Saat itu, rasanya aku ingin menghilangkan diri saja jika bisa!
Diubah oleh cat.a.lo.gue 16-08-2020 15:50


indrag057 memberi reputasi
1
162
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan