kripikirAvatar border
TS
kripikir
Pengalaman Pertama jadi Banci, di Perayaan 17 Agustus
Pengalaman Pertama jadi Banci, di Perayaan 17 Agustus

اَلسلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
Selamat datang di thread ane
Pengalaman Pertama jadi Banci, di Perayaan 17 Agustus
SUMBER

Umur negara kita tercinta tak terasa sudah menginjak 75 tahun. Saat-saat memasuki bulan Agustus hiruk pikuk perayaan kemerdekaan muncul dimana-mana, dari mulai memasang bendera sejak awal bulan Agustus. Hingga memasang umbul-umbul atau hiasan bertema kemerdekaan di ikuti setelahnya. Tapi disaat sekarang ini, sepertinya tidak ada lagi perayaan mewah untuk memperingati kemerdekaan Republik Indonesia tercinta ini. Corona telah merubah segalanya, merubah kebiasaan kita dalam merayakan kemerdekaan negara kita tercinta Indonesia.


Biasanya di daerah ane ketika mulai memasuki pertengahan bulan Juli sudah ramai membahas perayaan kemerdekaan di bulan Agustus. Pembahasannya lebih ke arah tentang kegiatan apa saja yang akan dilakukan, dan juga mengenai akan dihias seperti apa kampung ane nanti. Untuk acara perayaan setiap kemerdekaan 17 Agustus standar seperti daerah-daerah lain, seminggu sebelum 17 Agustus biasanya di adakan lomba-lomba serta kegiatan untuk anak-anak dan warga. Pada malam 17 Agustus atau tepatnya di 16 Agustus di adakan acara Tirakatan. Kemudian acara puncaknya adalah panggung gembira, biasanya dilaksanakan pada hari sabtu atau minggu pas tanggal 17 atau setelahnya. Panggung gembira menjadi acara puncak, karena di panggung ini nantinya menjadi tempat untuk para warga berkreasi. Serperti anak-anak menari modern atau tradisional, ibu-ibu membuat group paduan suara, dan anak mudanya membuat drama komedi.

Baca Lainnya: Berkreasi dengan 3 Resep Roti Viral di Internet, Coba Yuk!

Di panggung drama komedi inilah, ada sebuah kenangan yang tidak bisa terlupakan. Dramanya ini bercerita mengenai cerita rakyat, dan tugas awal ane sebenarnya hanya di belakang panggung. Yaitu menyiapkan naskah dramanya, dari penulisan sampai mencetak untuk dibagikan saat latihan. Latihan demi latihan dijalani, revisi dialog pada naskah drama setiap hari ada yang berganti. Walaupun hanya sebagai tukang menulis dan mencetak naskah drama, di setiap sesi latihan ane juga selalu ikut. Ikut karena menggantikan ketika ada orang yang tidak datang. Suatu waktu saat latihan, ane dan teman bercanda berakting jadi banci. Awalnya hanya bercanda, tetapi akhirnya kita berdua di suruh untuk menjadi banci beneran di drama nanti.

Baca Lainnya: Hanya dengan Smartphone, Kita bisa Belajar Programing sekaligus Membuat Aplikasi

Mau nolak tapi ini untuk keperluan acara kampung, biasanya kalau sampai nolak akan jadi omongan. Secara terpaksa akhirnya mengiyakan, si teman ane ini malah semangat sekali ketika di suruh jadi banci. Pada naskahnya jelas tidak ada si tokoh dua banci ini, jadi harus mengembangkan dialog sendiri agar masuk cerita. Sesi latihan rasanya masih oke lah, karena masih di dalam ruangan dan dilihat teman-teman sendiri, totalitas berperannya menggebu sekali.

Baca Lainnya: Restoran Jepang Ini Menemukan Cara Makan Dengan Tetap Menggunakan Masker

Hingga sampai di sesi latihan terakhir, membicarakan persiapan dan kostum untuk tampil. Di sini ane sudah merasa takut, ini pertama kalinya ane ikutan drama seperti ini. Pada setiap pelaksanaan panggung gembira memperingati 17 Agustus hanya jadi orang di belakang panggung. Sekali-kalinya ikut langsung jadi banci, betapa takut dan malunya dilihat orang sekampung.

Keesokannya di hari pementasan, siangnya sudah mulai kepikiran akan seperti apa nanti malam. Malam tiba dan show must go on, dengan berlagak santai memulai persiapan. Namanya berperan jadi banci, pasti sudah terbayang seperti apa proses persiapannya. Di awali dan harus di makeup wajah ane, bukan sekedar sembarang makeup tapi benar-benar seperti biduan mau manggung. Muka di bedakin sampai putih nan tebal, biar kelihatan cakep, katanya. Riasan mata warna-warni, ditambah bulu mata palsu. Tidak ketinggalan gincu a.k.a lipstick merah merona menempel di bibir. Bagi para cowok-cowok yang ingin tahu seperti apa rasanya di makeup, ane jelasin. Bedaknya itu berlapis dan tebal, muka rasanya kayak pakai topeng. Mata karena pakai bulu mata palsu, susah ngebuka karena keberatan bulu mata. Bibir pakai lipstick rasanya aneh, seperti ada lembek-lembek. Ane heran kenapa cewek-cewek bisa betah pakai makeup, ane ogah kalau di makeup kayak ginian lagi.


Berhenti cuma sampai di makeup ketotalitasannya? jelas tidak. Masih ada kostum yang menanti untuk di pakai, karena ini temannya cerita rakyat jaman dahulu jadi harus pakai kemben (pakaian terbuka ala orang Jawa) berwarna-warni, beberapa lapis kain di lilitkan ke ane. Makeup rasanya sudah menyiksa, masih di tambah kostum ginian. Setelah selesai persiapan juga harus menunggu, di sela-sela menunggu ini rasanya muka gerah sekali karena makeup. Mau minum dan makan susah, rasa lembek-lembek lipstick itu sangat mengganggu, kalau makan jadi kerasa campur rasa lipstick.


Dan akhirnya waktu pentas pun dimulai, rasanya campur aduk dan juga pastinya malu dilihat orang sekampung. Pas awal perkenalan karakter, temen ane pedenya minta ampun dan ane cuma nyempil di belakang. Selama pementasan, ane merasa bagian lucunya itu cuma waktu ane keluar di awal. Orang sekampung kaget dengan penampilan ane dan temen ane, langsung ketawa. Waktu dialog dan mencoba melucu, rasanya kok tidak lucu sama sekali. Untung saja bagian si duo banci ini cuma sebentar, kalau lama kasian yang nonton.

Setelah pentas ane masih bertemu dengan siksaan tahap kedua, yaitu membersihkan makeup. Ternyata membersihkan makeup itu perlu cairan khusus, dan karena makeup ane ini tebalnya keterlaluan. Membersihkan makeup di wajah ane, menghabiskan sekitar 8-10 lembar kapas. Waktu di usap saat di bersihkan seperti lumpur yang lepas dari muka, saking tebalnya si makeup jadi lembek dan nempel di kapas. Tahap bersih-bersih pakai cairan pembersih selesai, muka terasa ringan. Dan ane pun masih harus cuci muka dua kali, karena cuci muka pertama masih ada sisa makeup, waktu di bilas airnya masih keruh. Jadih butuh dua kali cuci muka dengan penggosokan sper teliti baru bersih.

Itulah pengalaman ane paling memorable tentang perayaan hari kemerdekaan 17 Agustus. Ane di hari peringatan kemerdekaan pertama kalinya jadi banci, dan ini akan jadi pengalaman pertama dan terakhir, tidak akan ane ulang lagi. Kedepannya kalaupun di suruh ikut drama lagi, lebih pilih jadi tokoh biasa saja. Sayangnya tahun ini perayaan 17 Agustus tidak ada berbagai acara dan lomba, virus corona merubah segalanya.

Terima kasih sudah berkunjung di thread ane
Jika berkenan bisa bantu untuk UpVote (Panah ke atas), Share, dan Rate
Dukung ane agar semangat bikin thread, dengan mengunjungi thread ane lainnya. Jangan lupa tinggalkan jejak
0
1.9K
1
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan