Sebelum menuju inti dari isi trid event ini, marilah sejenak kita nyanyikan lagu Indonesia Raya.
Spoiler for YouTube:
Quote:
Bergemalah sorak-sorak bergembira. Ketika lagu Indonesia raya dikumandangkan dengan penuh semangat. Teringat sedikit kisah disebalik makna dari lagu tersebut. Yang mana sebuah perjuangan membuat perayaan yang menjadi lebih penuh arti.
HUT RI yang ke 75 ini menjadi sesuatu yang lain dikarenakan saat ini kita hanya bisa mengenang keseruannya saja. Sebab protokol kesehatan mengharuskan kita untuk berdiam diri dirumah.
Quote:
Yang paling berkesan di hatiku adalah ketika lomba makan kerupuk dan panjat pinang. Kenapa denga lomba kerupuk dan panjat pinang tersebut?
Begini ceritanya gan-sis. Waktu itu, ya saat aku masih kecil dan masih tidak tau malu. Aku mengikuti lomba makan kerupuk. Ada yang lebih ekstrim kerupuknya menurut aku. Namun aku hanya bisa menikmati kerupuk yang berskala kecil karena bocil.
Maka untuk membuat diriku lebih besar dan bisa merasakan kerupuk ikan yang dibuat dari campuran ikan cupang dan ikan cuek buatan Mak Ayet, yang sekarang ini sudah tidak lagi diperjual belikan, maka akhirnya aku bekerjasama dengan adikku untuk ikutan lomba makan kerupuk tersebut.
Kenapa aku ingin sekali ikutan lomba kerupuk bersekala besar tersebut? Hal ini dikarenakan kerupuk tersebut buatan Mak Ayet dan berasal dari ikan cupang yang telah dibelinya dari juragan empang. Menurut ayah, kerupuk tersebut sangatlah enak dan gurih.
Namun ketika perlombaan dimulai, aku hampir juara. Namun adikku rupanya kelelahan kutumpanggi dan akhirnya kami ketahuan.
"Duarrrr ...." Panitia marah-marah dan akhirnya kami tidak dimenangkan dan kerupuk sisanya diambil balik. :tepar
Quote:
Ah kerupuk! Tahun ini pastinya tidak akan banyak dibutuhkan, sebab pandemi melarang semua warga negara Indonesia untuk tidak berkumpul, bergerombolan.
Yuks ah kita saksikan lomba makan kerupuk ala pandemi
Unik, lucu dan menarik bukan?
Itulah kenangan dari tiap lomba 17-an.
Quote:
Sedangkan kenangan yang kedua adalah lomba panjat pinang. Ya akulah satu-satunya wanita yang pada waktu itu ikut serta dan memenangkan lomba tersebut. Bayangkan saja. Kelompok aku adalah kelompok yang paling kurus dan saat berlomba belom sarapan. Sedangkan lomba dimulai jam sembilan.
Karena senang dengan melihat hadiahnya yang nampak di atas melambai-lambai, maka tekad untuk menang mengalir didada kami. Dengan mengucapkan yel-yel kemenangan maka pada akhirnya kami beraksi di lomba panjat pinang tersebut.
Untungnya sih kami adalah pemanjat pohon kelapa yang sering mengalami kemenangan atas buah kelapa. Sehingga memanjat bagi kami adalah sebuah permainan biasa saja. Sempat beberapa kali terjatuh dikarenakan oli yang menempel pada batang pinang tersebut.
Namun demikian pada akhirnya kami berhasil meraih juara pertama menaklukkan lawan lainnya, bendera merah putih mampu terambil dengan sukses dan akhirnya semua hadiah menjadi milik kita.
Begitulah kisah lomba Agustusan yang pernah menjadi salah satu kenangan. Yang sekarang takkan terulang kembali. Sebab aku sudah dewasa dan tidak lagi mengikuti lomba tersebut.