- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Review Film : MIDSOMMAR | Teror Dan Kengerian Di Siang Bolong.


TS
Nulis.nulisan
Review Film : MIDSOMMAR | Teror Dan Kengerian Di Siang Bolong.

Quote:
Hey hey hey selamat datang di thread gw yang kali ini akan mereview sebuah film berjudul MIDSOMMAR yang dirilis pada tgl 7 september 2019.

ada satu pakem tak tertulis yang sudah di ikuti oleh puluhan sutradara dan telah di amini ribuan tahun lamanya, bahwa sebuah film bergenre horor thriller dan sejenisnya, haruslah gelap atau minimal remang-remang. Ditambah dengan jumpscare sesosok hantu menyeramkan atau seorang psikopat berdarah dingin yang mengintai di balik bayang-bayang. Setidaknya pakem semacam inilah yang nyatanya terjadi di industri perfilman baik dalam negeri maupun luar negeri beberapa dekade ini. Meski, tidak semua film bergenre horror thriller dan sejenisnya yang mengikuti pakem tadi, berhasil meneror para penonton.
Seperti menyadari bahwa racikan gelap nan mencekam itu tak menjamin kengerian sebuah film horror, sutradara Ari Aster datang dengan sebuah film berjudul MIDSOMMAR di minggu pertama bulan september tahun 2019. Meskipun bukan sutradara pertama yang mencoba mendobrak pakem kolot itu, MIDSOMMAR besutan sutradara baru ini dinilai berhasil menyuguhkan horor dan kengerian di siang bolong, tepat dibawah cahaya matahari yang menyilaukan.
setelah di tahun sebelumnya sukses mendapat pujian manis berkat film HEREDITARY, kali ini dengan MIDSOMMAR, Ari aster seperti ingin menunjukkan bahwa ia adalah sineas baru yang patut diperhitungkan.
Di film yang berdurasi kurang lebih 2 jam 18 menit ini, kita akan dibawa ke sebuah desa di swedia di pertengahan musim panas bersama Dani, Christian, Pelle, josh, dan Mark. Desa yang mereka datangi ini bernama Hårga, sebuah desa kecil nan terpencil di Hälsingland, yang merupakan kampung halaman Pelle (bukan pemain bola).
Kepada Christian dan teman-temannya, Pelle menceritakan bahwa di kampung halamannya itu akan ada sebuah upacara adat yang dilaksanakan 90 tahun sekali. Kepergian mereka ke Hårga itu sudah mereka rencanakan dengan matang Jauh-jauh hari. Dan Christian pun mengajak kekasihnya, Dani untuk ikut ke Hårga. Selain untuk menghabiskan liburan musim panas dan menyelsaikan tesis bersama teman-temannya, juga sekaligus untuk menyegarkan Dani yang kala itu sedang dalam masa berkabung pasca Kematian keluarganya.
Seperti menyadari bahwa racikan gelap nan mencekam itu tak menjamin kengerian sebuah film horror, sutradara Ari Aster datang dengan sebuah film berjudul MIDSOMMAR di minggu pertama bulan september tahun 2019. Meskipun bukan sutradara pertama yang mencoba mendobrak pakem kolot itu, MIDSOMMAR besutan sutradara baru ini dinilai berhasil menyuguhkan horor dan kengerian di siang bolong, tepat dibawah cahaya matahari yang menyilaukan.
setelah di tahun sebelumnya sukses mendapat pujian manis berkat film HEREDITARY, kali ini dengan MIDSOMMAR, Ari aster seperti ingin menunjukkan bahwa ia adalah sineas baru yang patut diperhitungkan.
Di film yang berdurasi kurang lebih 2 jam 18 menit ini, kita akan dibawa ke sebuah desa di swedia di pertengahan musim panas bersama Dani, Christian, Pelle, josh, dan Mark. Desa yang mereka datangi ini bernama Hårga, sebuah desa kecil nan terpencil di Hälsingland, yang merupakan kampung halaman Pelle (bukan pemain bola).
Kepada Christian dan teman-temannya, Pelle menceritakan bahwa di kampung halamannya itu akan ada sebuah upacara adat yang dilaksanakan 90 tahun sekali. Kepergian mereka ke Hårga itu sudah mereka rencanakan dengan matang Jauh-jauh hari. Dan Christian pun mengajak kekasihnya, Dani untuk ikut ke Hårga. Selain untuk menghabiskan liburan musim panas dan menyelsaikan tesis bersama teman-temannya, juga sekaligus untuk menyegarkan Dani yang kala itu sedang dalam masa berkabung pasca Kematian keluarganya.

Di desa Hårga, kita akan disuguhkan sebuah visual yang menawan dan memanjakan mata hingga untuk sejenak, kita akan lupa bahwa Midsommar adalah film bergenre horor thriller. Bagaimana tidak, di desa itu kita dimanjakan oleh pemandangan langit cerah yang berbaur bersama hijau pepohonan dan bunga-bunga warna-warni, ditambah lagi apa yang dikenakan oleh para penduduk setempat yang serba putih itu. Jujur, otak gw sempat menolak bahwa Midsommar adalah film horror thriller yang kata beberapa teman gw yang sudah nonton lebih dulu, berhasil memberikan teror dan rasa "tidak nyaman" Setelah menontonnya.
Barulah setelah scene pengorbanan kakek dan nenek yang terjun bebas dari tebing itulah, gw mulai tersadar bahwa Ari Aster sedang menyuguhkan horror yang lain melalui Midsommar. Bukan horror yang banjir jumpscare dan bernaung di balik kegelapan, namun horror yang justru datang dari perasaan kita sendiri yang mencerna adegan demi adegan yang hampir 80% berlangsung di tengah hari bolong. Horror yang ditawarkan Ari Aster tidak menyerang syaraf ketakutan secara langsung dan membabi buta, namun menyerang psikologis secara perlahan dan hati-hati. Ada beberapa adegan yang membuat gw merinding ngeri bercampur jijik, salah satunya adalah ketika adegan Christian melakukan pengencrotan dengan seorang gadis desa Hårga bernama maya dan di saksikan oleh gadis gadis desa Hårga yang meraung-raung.
Sungguh, acara liburan musim panas yang seharusnya berlangsung menyenangkan bagi Dani dan kawan-kawan justru berubah jadi liburan penuh kengerian di desa Hårga dimana para penduduknya melakukan banyak sekali ritual yang "tidak waras". Meskipun ritual ini hanya dilakukan 90 tahun sekali, tapi tetap saja, ritual-ritual ini memang tidak waras. Bahkan bagi gw yang penggemar film horror thriller bersimbah darah, film ini berhasil menjentikkan Sisi kengerian yang lain. Sisi yang sebelumnya tidak berhasil di senggol oleh film-film lain.
Lantas, gimana kelanjutan kisah Dani dan kawan-kawannya di desa Hårga? Buat kalian yg belum nonton, silahkan tonton sendiri. Tapi gw sarankan, kalau mental kalian lemah, sebaiknya urungkan saja niat untuk menonton film yang berhasil meraih rating cukup bagus di imdb dan Rotten Tomatoes. Apalagi kalau kalian termasuk dalam golongan orang yang gampang merasa jijik, sungguh, lebih baik kalian cari film lain untuk mengisi waktu luang weekend ini. Tapi, kalau kalian masih ngotot buat nonton Midsommar, ya silahkan. Tapi jangan salahkan siapa-siapa kalau setiap kalian minum, kalian jadi membayangkan kalau di minuman kalian itu terdapat sehelai rambut kemaluan. Hahahahahaha
Dan Buat kalian yang mau merasakan sebuah teror yang janggal, film ini mungkin cocok dan bisa mengenyangkan rasa penasaran itu. Monggo di coba. Yang jelas, untuk film besutan Ari Aster ini, gw acungkan dua jempol.
Oke, rasanya cukup untuk review kali ini. Buat kalian yang udah mampir, baca, komen dan sharing thread ini, gw ucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya. Happy watching dan tunggu thread thread gw yang lain yang pastinya bakal ngasih review-review film pilihan.
Barulah setelah scene pengorbanan kakek dan nenek yang terjun bebas dari tebing itulah, gw mulai tersadar bahwa Ari Aster sedang menyuguhkan horror yang lain melalui Midsommar. Bukan horror yang banjir jumpscare dan bernaung di balik kegelapan, namun horror yang justru datang dari perasaan kita sendiri yang mencerna adegan demi adegan yang hampir 80% berlangsung di tengah hari bolong. Horror yang ditawarkan Ari Aster tidak menyerang syaraf ketakutan secara langsung dan membabi buta, namun menyerang psikologis secara perlahan dan hati-hati. Ada beberapa adegan yang membuat gw merinding ngeri bercampur jijik, salah satunya adalah ketika adegan Christian melakukan pengencrotan dengan seorang gadis desa Hårga bernama maya dan di saksikan oleh gadis gadis desa Hårga yang meraung-raung.
Sungguh, acara liburan musim panas yang seharusnya berlangsung menyenangkan bagi Dani dan kawan-kawan justru berubah jadi liburan penuh kengerian di desa Hårga dimana para penduduknya melakukan banyak sekali ritual yang "tidak waras". Meskipun ritual ini hanya dilakukan 90 tahun sekali, tapi tetap saja, ritual-ritual ini memang tidak waras. Bahkan bagi gw yang penggemar film horror thriller bersimbah darah, film ini berhasil menjentikkan Sisi kengerian yang lain. Sisi yang sebelumnya tidak berhasil di senggol oleh film-film lain.
Lantas, gimana kelanjutan kisah Dani dan kawan-kawannya di desa Hårga? Buat kalian yg belum nonton, silahkan tonton sendiri. Tapi gw sarankan, kalau mental kalian lemah, sebaiknya urungkan saja niat untuk menonton film yang berhasil meraih rating cukup bagus di imdb dan Rotten Tomatoes. Apalagi kalau kalian termasuk dalam golongan orang yang gampang merasa jijik, sungguh, lebih baik kalian cari film lain untuk mengisi waktu luang weekend ini. Tapi, kalau kalian masih ngotot buat nonton Midsommar, ya silahkan. Tapi jangan salahkan siapa-siapa kalau setiap kalian minum, kalian jadi membayangkan kalau di minuman kalian itu terdapat sehelai rambut kemaluan. Hahahahahaha
Dan Buat kalian yang mau merasakan sebuah teror yang janggal, film ini mungkin cocok dan bisa mengenyangkan rasa penasaran itu. Monggo di coba. Yang jelas, untuk film besutan Ari Aster ini, gw acungkan dua jempol.
Oke, rasanya cukup untuk review kali ini. Buat kalian yang udah mampir, baca, komen dan sharing thread ini, gw ucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya. Happy watching dan tunggu thread thread gw yang lain yang pastinya bakal ngasih review-review film pilihan.
Quote:
sumber thread :
Gambar - google
Trailer - youtube
Data - google, Wikipedia
Tulisan - kepala sendiri
Gambar - google
Trailer - youtube
Data - google, Wikipedia
Tulisan - kepala sendiri
Diubah oleh Nulis.nulisan 14-08-2020 11:31




nostruicidal dan vayu.vayu memberi reputasi
2
1.7K
2


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan