- Beranda
- Komunitas
- Cinta Indonesiaku
Hari Kemerdekaan 17 Agustus: Banjir Pasti Berlalu...
TS
eghy
Hari Kemerdekaan 17 Agustus: Banjir Pasti Berlalu...
Setiap tahun kita memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang jatuh setiap tanggal 17 Agustus. Tahun ini perayaan dalam suasana penuh prihatin karena pandemi virus corona. Pun gue pribadi bisa menyesuaikan pada keadaan. Karena gue pun pernah merayakannya di tengah kepungan banjir!
Gue gak inget kejadiannya tahun berapa. Yang jelas saat gue masih bujangan bin perjaka. Serupa tapi tak sama. Gue diminta sama Pak RW untuk jadi Panitia Acara 17 Agustus. Gak tanggung-tanggung, gue dipercaya sebagai Ketua Panitia. Jabatan elit di lingkungan RW ini gue terima kayaknya biar kalau chaos ada yang disalah-salahin. Sedih amat yak...
Tapi gue tetap berpositif thinking. Apalagi anak Pak RW yang bening bersedia jadi panitia dengan jabatan Bendahara. Ah, kan jadi bisa sering-sering gue minta anggaran. Kalau perlu, anggaran 100 ribu mintanya gue cicil 10 kali. Cukup 10 ribu sekali minta. Cerdas kan gue?
Quote:
Setiap RT mengirimkan anak mudanya buat jadi panitia. Mulailah kita rapat berjilid-jilid untuk menentukan detailnya. Dari tema acara, jenis acara, anggaran yang dibutuhkan, potensi anggaran dari iuran sukarela warga se-RW, sponsor dari orang-orang kaya di lingkungan RW, detail pokoknya. Soal anggaran bener-bener jadi perhatian gue.
Terutama bendaharanya...
Di RW kita memang ada lapangan yang cukup besar, ini untuk panggung. Dan lomba-lomba khas 17-an, macam makan kerupuk pake mie instan (anak kost demen banget nih! Gue aja demen. Apalagi kalau yang masak anak Pak RW).
Untuk lomba futsal antar RT, harus dimulai jauh-jauh hari, karena ada babak penyisihan dulu. Lapangan pinjam lapangan kampus sebuah universitas deket kampung kita. Kebetulan security kampus ada yang juga sebagai RT di sini. Jadi cingcay lah soal pemakaian lapangan futsal.
H-1 alias 16 Agustus final futsal sudah digelar. Juara 1, 2, 3 sudah diketahui dari RT mana aja. Esok harinya tanggal 17 barulah rencana lomba-lomba 17-an seharian. Semisal balap karung, masukin paku ke botol, dll. Tapi untuk panjat pinang tahun ini ditiadakan. Karena harga pinang yang melambung seiring naiknya permintaan dan kurs dollar yang juga naik. Padahal gue tau banget gak ada hubungannya.
Puncak acara rencananya malam hari tanggal 17 Agustus. Dari penyerahan hadiah seluruh lomba dan diakhiri dengan dugem kampung alias dangdutan. Artis-artis kaliber RT sudah kita kontak. Sound siap setup malemnya. Panggung dan tenda sudah berdiri bahkan dari H-3. Sengaja, karena gue gak mau resiko panggung dan tenda belum ready pas Hari-H. Tukang tenda gak berani minta surcharge karena ACC dari Pak RW.
Tapi...
Rencana yang udah super duper matang, anggaran yang udah oke banget, bahkan lebih banyak dan cukup untuk pembubaran panitia yakni jalan-jalan ke Anyer (asal anak Pak RW ikut, bapaknya jangan please...), tapi alam tidak mendukung. Mungkin kualat gue sama Pak RW. Malem 17 Agustus hujan segede-gedenya. Padahal belum masuk musim penghujan. Banjir besar esoknya. Atap tenda di panggung sampe ambruk. Sound yang sudah datang dari sore pontang-panting diselametin ke rumah warga.
Lomba 17-an dibatalkan. Penyerahan hadiah juara futsal dibatalkan. Piala kita kirim ke rumah RT nya beberapa hari kemudian. Bahkan semua RT menolak hadiah berupa uang tunai. Buat warga saja, jawab seluruh RT pemenang segenderang seirama.
Gue jadi terheru, eh terharu...
Hari itu semua anggaran kita gunakan untuk santunan korban banjir di RW kita. Sedih. Tapi setidaknya dana ini terpakai dari warga untuk warga.
Gue pun batal jalan-jalan ke Anyer sama anak Pak RW...
Selamat Hari Kemerdekaan. Banjir pasti berlalu, batin gue saat itu.
#SaveAnakPakRW
Diubah oleh eghy 14-08-2020 16:07
indrag057 dan 6 lainnya memberi reputasi
7
1.4K
35
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan