- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
"Saya Masih Mendengar Suara" - Sebuah Memori Tentang Upacara


TS
jhadiprojo
"Saya Masih Mendengar Suara" - Sebuah Memori Tentang Upacara
Sejujurnya, tidak terlalu banyak hal yang saya ingat dari upacara bendera. Bukannya lupa sama sekali, biar bagaimana pun, ketika saya SD dulu ini adalah hal yang wajib dilakukan setiap Senin pagi. Mungkin justru karena terlalu rutin, sehingga setiap upacara rasanya sama saja seperti yang lain-lainnya.
Ingatan saya secara umum tentang upacara kemungkinan besar sama seperti anak-anak lain yang seusia saya: pingsan, pura-pura sakit, dan lain-lain. Namun ada sebuah memori yang sesungguhnya sama sekali tidak signifikan, namun entah mengapa membekas di benak saya, walau sudah 20 tahun lebih berlalu.
Alkisah ketika SD dulu, kami memiliki seorang guru, sebut saja namanya Pak M. Seperti halnya di sekolah dasar Indonesia pada umumnya (di masa itu), seorang guru bisa ditugaskan untuk memegang berbagai kelas yang berbeda setiap tahunnya. Ketika masa saya dulu, seingat saya Pak M ini pernah memegang kelas 2, kelas 3, dan kelas 5.
Namun semua orang pasti kenal Pak M, karena beliau adalah guru yang termasuk seksi sibuk. Beliau adalah guru yang selalu mengatur ketertiban para siswa setiap kali kami ada acara yang melibatkan satu sekolah, seperti misalnya upacara.
Perlu dicatat bahwa ia bukanlah guru yang galak. Malah kalau dipikir-pikir lagi, sesungguhnya ia bisa dibilang tidak terlalu punya wibawa. Namun Pak M punya cara yang unik dalam mengatur para siswa.
Semua yang pernah sekolah pasti tahu bahwa anak sekolahan bukanlah hal yang paling mudah diatur. Membuat mereka berbaris rapi sesuai dengan kelas adalah sebuah pencapaian tersendiri, membuat mereka untuk diam adalah pencapaian yang lebih tinggi lagi.
Setiap kali sudah waktunya untuk membuat anak-anak ini fokus ke apapun kegiatan yang akan dilakukan, Pak M akan berdiri di podium yang tinggi, lalu ia akan bilang
Ia akan terus mengulang kalimat tersebut, dengan nada suara yang kalem, hingga akhirnya perlahan tapi pasti suara-suara bising dari bocah-bocah SD ini mereda dengan sendirinya. Ia tidak akan berhenti, sampai bocah terakhir yang masih ngotot berbicara diam, hingga yang terdengar hanya suara suara kendaraan jemputan di kejauhan.
Ketika kesunyian sudah didapat, maka Pak M akan turun dari podium dan upacara dapat dimulai.
Seperti yang saya bilang di awal, tidak ada hal yang signifikan dari memori ini, namun entah kenapa sangat berkesan. Saya tidak tahu kabar terbaru tentang Pak M dan apakah beliau masih hidup. Namun satu hal yang pasti, saya tidak akan pernah lupa dengan suara datarnya yang bilang bahwa ia masih mendengar suara.
Ingatan saya secara umum tentang upacara kemungkinan besar sama seperti anak-anak lain yang seusia saya: pingsan, pura-pura sakit, dan lain-lain. Namun ada sebuah memori yang sesungguhnya sama sekali tidak signifikan, namun entah mengapa membekas di benak saya, walau sudah 20 tahun lebih berlalu.
Alkisah ketika SD dulu, kami memiliki seorang guru, sebut saja namanya Pak M. Seperti halnya di sekolah dasar Indonesia pada umumnya (di masa itu), seorang guru bisa ditugaskan untuk memegang berbagai kelas yang berbeda setiap tahunnya. Ketika masa saya dulu, seingat saya Pak M ini pernah memegang kelas 2, kelas 3, dan kelas 5.
Namun semua orang pasti kenal Pak M, karena beliau adalah guru yang termasuk seksi sibuk. Beliau adalah guru yang selalu mengatur ketertiban para siswa setiap kali kami ada acara yang melibatkan satu sekolah, seperti misalnya upacara.
Perlu dicatat bahwa ia bukanlah guru yang galak. Malah kalau dipikir-pikir lagi, sesungguhnya ia bisa dibilang tidak terlalu punya wibawa. Namun Pak M punya cara yang unik dalam mengatur para siswa.
Semua yang pernah sekolah pasti tahu bahwa anak sekolahan bukanlah hal yang paling mudah diatur. Membuat mereka berbaris rapi sesuai dengan kelas adalah sebuah pencapaian tersendiri, membuat mereka untuk diam adalah pencapaian yang lebih tinggi lagi.
Setiap kali sudah waktunya untuk membuat anak-anak ini fokus ke apapun kegiatan yang akan dilakukan, Pak M akan berdiri di podium yang tinggi, lalu ia akan bilang
Quote:
Ia akan terus mengulang kalimat tersebut, dengan nada suara yang kalem, hingga akhirnya perlahan tapi pasti suara-suara bising dari bocah-bocah SD ini mereda dengan sendirinya. Ia tidak akan berhenti, sampai bocah terakhir yang masih ngotot berbicara diam, hingga yang terdengar hanya suara suara kendaraan jemputan di kejauhan.
Ketika kesunyian sudah didapat, maka Pak M akan turun dari podium dan upacara dapat dimulai.
Seperti yang saya bilang di awal, tidak ada hal yang signifikan dari memori ini, namun entah kenapa sangat berkesan. Saya tidak tahu kabar terbaru tentang Pak M dan apakah beliau masih hidup. Namun satu hal yang pasti, saya tidak akan pernah lupa dengan suara datarnya yang bilang bahwa ia masih mendengar suara.






weshley07 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
377
3


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan