Semua siswa ataupun santri ketika menyambut datangnya 17-an sangat menginginkan untuk menjadi salah satu partisipan dalam acara 17-an tersebut. Terlebih lagi menjadi pasukan pengibar bendera atau Paskibra. Dan ketika ane kelas 3 SMA di Pondok, ane ditunjuk sebagai Paskibra yang bertugas mengibarkan bendera.

Dengan ditunjuknya ane sebagai pengibar bendera yang akan di lihat langsung oleh pak Kiyai dan seluruh santri, membuat ane dag dig dug der. Sebenarnya menjadi Paskibra di pondok sudah beberapa kali ane lakukan. Tetapi menjadi pengibar bendera baru kali ini, dan rasanya seperti bahagia tapi takut.

Kok takut? Di pondok ane, dua bulan sebelum pelaksanaan 17-an. Para Paskibra sudah lama di tunjuk dan diberikan pelatihan khusus. Bahkan latihan anak Paskibra di pondok ane bisa dari subuh sampai tengah malam tanpa henti. Karena di pondok ane benar benar mempersiapkan hari kemerdekaan begitu matang dan tidak boleh ada kesalahan sama sekali.

Dan tragedi bendera merah putih kebalik menjadi putih merah akhirnya terjadi saat geladi bersih bree. Di pondok ane, biasanya akan mengadakan beberapa geladi sebelum hari H. Dan sebelum hari H ada yang namanya geladi bersih atau geladi satu hari sebelum hari H. 

Dentuman keras terasa sekali di jantung ane, sebab geladi waktu itu langsung di pimpin oleh pengasuh pondok atau Pak Kiyai dan jajaran para ustadz yang ikut menyaksikan. Sebelumnya disclaimer dulu, kalau di pondok ane cuman ada santri, tidak ada santriwati. Walau bergitu jantung masih berdegup kencang.

Dan tibalah waktunya sang Paskibra mengibarkan bendera, sepanjang geladi itu ane takut salah. Dan betul saja, ketika bendera naik ke atas ternyata tali yang ane ikat pertama itu salah. Dan alhasil bendera putih merah atau bendera kebalik berkibar, sesaat melihat hal itu Pak Kiyai sontak berteriak "Salah!!" dan semua barisan peserta geladi bersih terdiam membisu melihat kejadian tersebut.


Gambar dari sini

Dan ane baru tersadar waktu melihat bendera yang di kibarkan oleh teman ane itu kebalik. Pada waktu itu rasa takut menjadi jadi bree, muka ane pucat, badan gemetaran tak karuan. Bagaimana tidak, kalau sampai Pak Kiyai berteriak seperti itu. Berarti kesalahan ane besar banget.

Upacara geladi bersih di bubarkan seketika, semua santri disuruh istirahat kecuali Paskibra yang akan kena hukuman gara gara ulah ane yang tidak fokus. Alhasil Kami di jemur seharian dengan posisi push up dan disuruh geladi sendiri sampai benar benar betul, sebab keesokan harinya adalah hari 17-an.

Sesampai pada hari H, ane semakin dag dig dug dor saja ketika memikirkan kejadian kemarin. Ane takut jika hal itu terulang kembali pada hari ini. Dan alhamdulillah ketika hari H bendera sudah tidak kebalik lagi. Semuanya menjadi lega setelah mengibarkan bendera tersebut dengan baik.