lomba tarik tambang menjadi satu bagian perlombaan merayakan HUT kemerdekaan Indonesia dari masa ke masa.
Karena terlalu seringnya terlombakan maka tidak heran melihat perlombaan ini tidaklah terlalu istimewa.
Sama juga bagi ane yang sering mengikuti perlombaan tarik tambang ini sedari masih sekolah dan hingga dewasa.

Namun ada satu momen yang hingga sekarang tak terlupakan bagi ane dan kawan-kawan ane.
Pada tahun 2014 yang lalu.
Kelurahan wilayah ane mengadakan lomba tarik tambang antar RT dan di ikuti ada delapan RT termasuk kampung ane.
Perkiraan Kepala RT ane yang bakal mengikuti perlombaan adalah anak mudanya.
Maka yang Beliau daftarkan adalah anak-anak muda di kampung ane dan ane ikut di dalamnya.

Namun ternyata perlombaan tarik tambang tersebut tuk segala usia.
Pesertanya kebanyakan orang-orang dewasa dan rata-rata berbadan kekar.
Ada satu RT yang pesertanya di dominasi oleh aparat Kepolisian dan militer.
RT tersebut jadilah calon terkuat sebagai pemenangnya.
Sedangkan RT ane kebanyakan di isi anak muda yang bertubuh biasa saja bahkan ada yang kurus pula tubuhnya.

Memang target kami hanyalah juara tiga saja sudah sangat baguslah.
Namun melihat peserta lainnya,harapan itu langsung pupus sudah di benak kami.
Namun dengan semangat ingin meramaikan perlombaan tarik tambang ini maka kami pun mencoba berusaha.

Di pertandingan awal.
Kami ternyata mampu menang melawan musuh pertama kali.
Maklumlah jangkar kami termasuk orang yang sangat kuat.
Tak salah doi di julukin hercules di kampung ane.
Doi bertubuh biasa saja,kurang lebih dengan yang lainnya.
Namun kalau bicara kekuatan mengangkat barang bakal membuat terheran-heran.
Hari menjelang siang dan RT ane kini berhadapan lawan yang kuat.
Dengan susah payah dan tangan cukup lecet.
Kami pun mampu mengalahkan mereka.
Namun tenaga kami sangat terkuras saat melawan mereka.
Tetapi kami bangga bisa lolos ke final yang kali ini memakai tiga kali pertandingan.


Tuk di pertandingan pertama kami pun kalah dengan mudahnya.
Maklum melawan favorit juara kali ini.
Kami pun merubah strategi.
Teman ane yang kuat tersebut kini berpindah posisi dari jangkar menjadi yang paling depan.
Ane di jadikan jangkar di belakang.
Hasilnya kami pun menang di pertandingan ke dua.

Walaupun tangan ane makin terasa pedih karena lecet.
Namun semangat kami makin besar karena kami bisa menang melawan mereka.
Saat istirahat menjelang pertandingan ke tiga.
Terdengar selentingan oleh kami bahwa mereka sengaja mengalah agar pertandingan ini terlihat seru.
Benar tidaknya hingga sekarang ane pun tidak tau.
Yang ane tau saat itu bahwa kami semua sudah kelelahan dan mengalami lecet-lecet di sekujur tangan kami.
Baju kami sudah basah dengan keringat.


Tinggal semangat saja yang masih tersisa.
Kami pun saling memandang satu sama lain lalu tertawa bersama.
Entah mengapa kami tertawa bareng.
Mungkin tuk melepaskan penat di badan dan di otak kami.
Perubahan susunan kami lakukan,yang terlihat lelah sekali kami taruh di deretan depan,yang lainnya di tengah.
Sedangkan yang kuat dan masih bertenaga,kami fokuskan di belakang.

Dengan sisa tenaga kami yang ada.
Dengan di iringi teriakan"satu dua tarik"
Akhirnya kami bisa menang melawan mereka.
Ketika kami di nyatakan sebagai pemenangnya.
Kami semua hanya tertawa namun posisi kami semua tidak ada yang mampu berdiri karena kelelahan.

Butuh satu jam lebih baru kami bisa bangkit dan berjalan.
Tidak ada euforia kemenangan di kami saat itu.
Maklum tenaga sudah terkuras.
Namun kami bangga bisa mengalahkan mereka karena di liat dari segi manapun kami jelas kalah semua.
Peristiwa tersebut selalu jadi kebanggaan kami saat mengobrol di kampung menjelang HUT kemerdekaan Indonesia.
Sebuah kemenangan yang sulit kami percayai dan yakin tidak mungkin bisa terulang kembali.


sumber foto