GemaindAvatar border
TS
Gemaind
Polisi Buru Pelaku Penyerangan 3 Peserta Doa Pernikahan di Solo


Solo - Tiga warga Solo menjadi korban penyerangan oleh sekelompok orang usai menggelar doa bersama jelang pernikahan atau midodareni. Pelaku penyerangan itu sudah teridentifikasi dan kini diburu polisi.

"Sudah kita identifikasi para pelakunya dan akan kita lakukan penegakan hukum. Sudah dilakukan identifikasi dan tim sudah bergerak di lapangan," kata Kapolresta Surakarta, Kombes Andy Rifai kepada wartawan di Mapolresta Solo, Manahan, Banjarsari, Solo, Minggu (9/8/2020).

Rifai menyebut penyerangan itu dilakukan oleh sekelompok orang karena kegiatan doa bersama jelang pernikahan atau midodareni dianggap kegiatan itu terlarang.

"Tadi malam mendapat informasi soal adanya kelompok intoleransi yang menggeruduk rumah salah satu warga di situ. Itu karena adanya salah satu kegiatan yang dianggap mereka tidak sesuai," terang Rifai.

Peristiwa terjadi pada Sabtu (8/8/) sekitar waktu Magrib di Mertodranan, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo. Saat itu sekitar 30 orang mengikuti kegiatan doa-doa di rumah Almarhum Assegaf bin Jufri.

Sekelompok orang itu tiba-tiba datang berusaha untuk membubarkan acara tersebut. Polisi yang berada di lokasi mencegah puluhan orang tersebut karena dikhawatirkan berbuat anarki. Hingga akhirnya peserta doa meninggalkan lokasi, beberapa di antaranya menjadi korban penyerangan.

"Ada tiga orang yang dilarikan di rumah sakit, kena lemparan batu di kepala. Awalnya dibawa ke RS Kustati, lalu dirujuk ke RS Indriari," kata Kapolsek Pasar Kliwon, AKP Adis Dani Garta pagi tadi.

Tak hanya tiga korban luka-luka, sejumlah mobil yang ada di sekitar lokasi juga dirusak oleh kelompok tersebut. Polisi masih mendata kerusakan yang terjadi akibat kejadian itu.

"Mobil ada sekitar lima yang rusak. Tapi masih kita ada kerusakan-kerusakannya," ujar Adis.


Polisi Buru Pelaku Penyerangan 3 Peserta Doa Pernikahan di Solo


Alhamdulillah, mujahid dari DSKS mulai bergerak untuk menghencurkan budaya-budaya kaum musyrik. Semua budaya musyrik di Nusantara patut dihancurkan, karena bertentangan dengan  ajaran Islam.

Dewan Syari'ah Kota Surakarta (DSKS) adalah kumpulan para Mujahid - Mujahidah yang tidak kenal takut dalam menegakkan Syari'ah di Indonsia pada umumnya dan Surakarta pada khususnya. DSKS adalah gabungan dari kekuatan Laskar Mujahidin dari FPI, FUI, LUIS, Fosam, FKAM, JAS dll. 

DSKS dipimpin oleh Al Mukarom Dr.  Mu'idinillah Basri, kakak kembar dari Syaifuddin Al Abu Walid yang syahid dalam penegakan Khilafah di Suriah dan Muhammad Nuruddin (Bondan) yang syahid di Ambon.

Kalau mujahid-mujahidah sudah bergerak seperti ini, tidak bakalan ada aparat TNI - Polri yang berani menghentikan gerakan para pejuang Islam ini. Jangankan berani menghentikan, menegur aja tidak ada satupun dari mereka yang berani. Mujahid bersatu tidak ada yang mengalahkan. Allahu Akbar.

Diubah oleh Gemaind 09-08-2020 10:51
radeonxpAvatar border
areszzjayAvatar border
tien212700Avatar border
tien212700 dan 10 lainnya memberi reputasi
7
2.9K
65
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan