

TS
sribaginda1
Yang Terjadi Jika Indonesia Resesi
Belakangan ini lagi hangat isu mengenai resesi. Korea Selatan, Uni Eropa, dan Filipina resmi dinyatakan resesi menyusul negara lain yang sudah resesi terlebih dahulu seperti Amerika Serikat, Singapura, dll.

Sekian dampak resesi dari saya.
Indonesia juga terkena imbasnya. GDP Indonesia kuartal II 2020 bernilai negatif. Namun, Indonesia belum dinyatakan resesi karena baru satu kuartal GDP benilai negatif. Jika kuartal III bernilai negatif lagi, baru Indonesia dinyatakan resmi resesi.
Banyak yang heboh mengenai isu resesi ini.
Apakah anda sudah tahu dampak resesi seperti apa?
Apakah resesi akan berpengaruh terhadap profesi anda sebagai guru? Pengusaha? Eksportir? Kontraktor?
Mari kita analisa dampak resesi seperti apa.
Anggap saja analisa ini pandangan pribadi saya karena saya tidak menyertakan teori atau literatur.

Pasar Modal dan Instrumen Keuangan.
Dulu saya memiliki seorang mentor di pasar keuangan yang mengajarkan hal sebagai berikut.
“Mata uang dan suku bunga bergerak searah, jika suku bunga suatu negara naik, maka mata uang negara tersebut akan naik juga”
“Harga saham dan komoditi bergerak berlawanan dengan suku bunga. Jika suku bunga naik, maka harga saham dan komoditi akan turun”
“Penurunan suku bunga dapat merangsang pertumbuhan ekonomi, pasar modal, dan komoditi”
Hal tersebut berlaku sebaliknya.
Penjelasan dibalik teori beliau adalah, ketika ekonomi tumbuh, keuntungan perusahaan akan naik sehingga harga saham akan naik juga. Di saat ekonomi naik, harga komoditi juga akan naik karena permintaan komoditi naik.
Sebaliknya, saat ekonomi turun, harga saham akan turun karena keuntungan perusahaan menurun. Harga komoditi juga turun karena permintaan komoditi turun.
Di saat ekonomi turun atau resesi, bank, manajer investasi akan menarik uangnya dari pasar saham dan komoditi dan menginvestasikan uangnya ke tempat yang lebih aman. Tempat yang lebih aman biasanya adalah obligasi. Pembelian obligasi akan meningkatkan nilai mata uang karena obligasi biasanya dibeli dalam mata uang suatu negara.
Mari kita analisa nilai tukar dollar.
Mari kita lihat sejarah 1998. Saat penurunan ekonomi tahun 1998. Nilai tukar dollarterhadap rupiah naik drastis. Hal ini disebabkan saat penurunan ekonomi di indonesia, banyak investor menarik uangnya dari indonesia yang menyebabkan aliran dana ke luar negeri sehingga nilai dollar menguat terhadap rupiah. Investor mencari tempat investasi lain yang lebih menguntungkan saat ekonomi indonesia turun.
Pada tahun 1998 suku bunga bank juga naik drastis.
Tahun 2008saat terjadi krisis global juga terjadi kenaikan nilai tukar dollar terhadap rupiah dan harga saham pada anjlok. Investor membeli obligasi/mata uang dollar karena dianggap lebih aman saat itu.
Tahun 2015 – 2016juga terjadi kenaikan nilai tukar dollar terhadap rupiah saat pasar saham sedang menurun.
Berdasarkan pola sejarah, prediksi saat ini adalah, jika pola yang sama terjadi, dimana pasar saham seluruh dunia merosot dan banyak negara yang sudah resesi, maka nilai tukar dollar terhadap rupiah juga akan naik. Mungkin bisa kembali ke Rp16.000 atau bahkan Rp 17.000 atau lebih.
Hal ini disebabkan orang banyak menjual sahamnya dan beralih ke dollar.
Kenaikan nilai tukar dollar akan berpengaruh kepada eksportir dan importir. Kalau dollar naik, eksportir untung, dan importir buntung. Apalagi kalau naiknya drastis dalam waktu singkat.
Disamping dollar, emas juga dianggap aman saat ini sehingga banyak yang membeli emas yang menyebabkan harga emas naik sampai di atas 2000 dollar per troy ons. Kalau anda mau beli emas batangan saat ini harganya sudah tembus satu juta rupiah per gram
Inflasi
Inflasi adalah hal yang paling ditakuti masyarakat. Inflasi adalah kenaikan harga barang-barang seperti bahan makanan, keperluan sehari-hari, ongkos transportasi, dll.
Apakah resesi bisa menyebabkan inflasi?
Penyebab inflasi adalah sebagai berikut.
· Kenaikan harga komoditi dan upah pekerja yang menyebabkan biaya produksi naik dan harga barang naik.
· Kenaikan demand barang akibat pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat naik.
· Biaya hidup naik yang menyebabkan pekerja meminta kenaikan upah.
Dari sisi demand, tentunya demand dan daya beli masyarakat turun akbibat resesi sehingga resiko inflasi akan turun dari sisi penyebab adalah demand.
Saat terjadi banyak PHK kemungkinan pekerja meminta kenaikan upah juga kecil.
Jika dollar naik ada kemungkinan biaya komoditi impor naikdan biaya produksi naik sehingga ada kemungkinan inflasi. Namun jika demand masyarakat sedikit maka kemungkinan inflasi kecil apalagi kenaikan dollar tidak drastis.
Harga HP, laptop dan barang elektronik impor akan naik jika dollar naik.
Menurut saya, kemungkinan inflasi kecil. Inflasi bisa dilihat dari Consumer Price Index.
Lapangan Pekerjaan dan Daya Beli Masyarakat.
Dampak berikutnya dari resesi yang sudah sering kita dengar adalah berkurangnya lapangan pekerjaan dan daya beli masyarakat.
Jika anda pencari kerja akan lebih sulit menemukan pekerjaan saat terjadi penurunan ekonomi.
Jika anda pedagang, pembeli akan cenderung turun karena daya beli masyarakat turun. Seperti yang banyak dikeluhkan pedagang pada tahun 2016 saat terjadi kejatuhan pasar modal.
Kontraktor juga akan mengalami penurunan kegiatan karena daya beli masyarakat terhadap rumah menurun.
Dampak lebih jauhnya dari kesulitan ekonomi dan lapangan pekerjaan adalah naiknya tingkat kriminalitas.
Walaupun anda bukan eksportir, bukan pencari kerja, bukan pedagang, anda bisa saja terkena dampak kriminalitas. Mungkin Kecopetan di bis, kemalingan kendaraan. Dll..
Namun hal di atas tidak akan terjadi jikavirus corona jauh berkurang dan ekonomi indonesia tidak resesi dan pasar modal juga bergairah akibat pertumbuhan kembali ekonomi.
Sekian dampak resesi dari saya.
0
565
1


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan