anaisa13Avatar border
TS
anaisa13
Nerbitin Buku Susah atau Gampang? Yuk, Simak Ulasannya!
Thread khusus untuk GanSis yang berencana nerbitin


via link

Sebagian penulis pemula, kadang-kadang merasa ingin cepat menerbitkan buku. Karena perasaan "ingin cepat-cepat" lah kadang mereka mudah tergiur dengan gratisan atau royalti. Tapi, apakah mereka berpikir bagaimana nasib ke depan buku mereka?

Ok, to the topic aja. Jadi, nerbitin buku itu susah atau gampang sih? Kita simak penjelasannya.

1. Nerbitin Buku itu Mudah

Untuk teman-teman yang sering stalk akun penerbit-penerbit indie di medsos pasti gak asing lagi dengan selogan ini. Memang, tak ada yang salah dengan selogan ini. Pada dasarnya, menerbitkan buku memang mudah. Tinggal cari penerbit, terus kirim naskah, beres deh.

Tapi, pernahkah kamu berpikir bagaimana kualitas penerbit atau bahkan naskahmu sendiri? Lalu, apakah promosi mereka efektif atau tidak? Atau apakah kamu sanggup mempromosikannya?

Gak sedikit, orang-orang yang "kurang tepat" dalam caranya menerbitkan buku. Sehingga royalti dari buku mereka, tak dapat diambil.

2. Nerbitin Buku itu Susah

Ok, untuk teman-teman yang sudah memikirkan nerbitin buku itu susah berarti setidaknya berhati-hati atau berpikir panjang sebelum memutuskan sesuatu. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, pada dasarnya nerbitin buku itu mudah. Lalu, apa sih yang membuatnya jadi susah?

Yang susah itu, menemukan penerbit yang kredibel atau dapat dipercaya. Kenapa kamu harus menemukan penerbit yang kredibel atau dapat dipercaya? Yuk, simak contoh kasusnya!

Contoh kasus 1:

Si A memilih sebuah penerbit karena telah menerbitkan buku hingga ribuan sehingga dianggapnya sebagai penerbit yang sudah berpengalaman. Begitu bukunya telah terbit di penerbit B, ia merasa senang dan kemudian mempostingnya di wall sosmednya.

Lalu kemudian, ada temanmu yang membeli bukumu protes karena buku tidak sampai-sampai. Atau bahkan bisa saja sampai dengan kondisi yang kurang baik. Itu untuk masalah pengiriman.

Terus, misalnya, bukunya si A itu ternyata tidak ada layout, cover bukunya tidak sesuai dengan isi, tidak diedit, dll.

Contoh kasus 2:

Si C memilih sebuah penerbit karena memang sudah terkenal dan banyak penulis-penulis favoritnya menerbitkan di sana. Sudah pasti ketika bukunya terbit ia memostingnya di wall. Begitupun penerbit.

Tak ada masalah dengan pengiriman. Transaksi dipantau oleh si C. Semuanya transparan.

Namun, sebulan kemudian, ternyata yang membeli bukumu hanya beberapa. Karena beberapa itulah kemudian kamu tidak bisa mencairkan royalti karena adanya batas pencairan royalti.

Secara teknis bukumu sudah baik, pengiriman lancar, dan bukumu sudah tersedia di berbagai marketplace. Tapi, kenapa yang membeli bukumu hanya orang terdekatmu saja?

Ok, coba bandingkan kasus 1 dan kasus 2. Silahkan baca ulang, lalu coba analisa.

Sumber: opini pribadi
Diubah oleh anaisa13 07-08-2020 05:34
delia.adelAvatar border
tien212700Avatar border
tien212700 dan delia.adel memberi reputasi
2
1.6K
10
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan