robbolaAvatar border
TS
robbola
aku bukan boneka


"Duh lapernya mana makanan di lemari sudah kadalwarsa lagi?"

Maya berjalan menuju dapur dan mencari makanan yang bisa dimakan. Namun, hingga detik ini dia tidak mendapatkannya.

"Gini deh! Kalau mama sama papa kerjanya sibuk mulu'! Sampai lupa kalau ada anaknya di sini kelaparan? Emang Maya boneka yang nggak butuh makanan, gitu?"

Maya terus menggerutu saat ini dia sendirian tak ada satu pun yang menemaninya saat ini. Bolak-balik, maju-mundur inilah yang dikerjakan Maya.

"Aduh, laparnya," gerutu Maya.

Dia pun terduduk sambil menunggu mama dan papa yang pulang kerja. Tak terasa waktu kini berlalu dua jam. Akan tetapi, yang ditunggu tak jua kunjung datang.

"Kenapa mereka tega? Mama sama papa kenapa tak pernah ingat dengan anaknya di rumah yang kelaparan? Apa dipikir Maya boneka?"

Maya terus meracau dan posisi duduknya kini telah berubah dia berjongkok memegang perutnya yang kosong melompong.

Karena bosan Maya berselancar ke dunianya, ya untuk menghilangkan rasa lapar hanya ini yang bisa dilakukan, di samping menunggu mama dan papa datang.

Netra Maya mulai mencari-cari ts yang bisa membuatnya tersenyum dan bisa menahan rasa laparnya. Juga menghilangkan kesengsaraan yang dirasakan.

Sekali lagi Maya menengok jam di dinding. Sudah menunjukkan jam 16.00 dan Maya sudah lima jam menunggu kedatangan mereka. Tetapi, tak menunjukkan tanda mereka berdua akan datang.

"Idih! Mama sama papa ke mana sih? Masa jam segini belum ada satu pun yang balik?"

Maya kembali meracau dan membuang tubuhnya ke sofa, "Huft!"

"Ternyata kagak enak kalau kagak punya saudara. Apalagi, mama sama papa sibuk di luaran. Yang di pikirin hanya pekerjaan."

"Sedangkan anak sendiri, ditelantarin seperti ini? Apa, mereka hanya menganggapku boneka? Emang sih kata kebanyakan orang wajah ini seperti boneka. Tapi, nggak gini juga kali caranya!" Maya memanyunkan bibirnya karena kesal.

Maya pun berjalan ke depan gerbang di situ dia menunggu kedatangan kedua orang tuanya pulang. Maya pun bertopang dagu, hanya netranya yang sesekali melirik melihat kalau-kalau mereka datang.

"Ibu! Itu boneka Diandra!"

"I--tu, itu, Bu ...!" teriaknya menunjuk ke arah Maya.

"Mana, Nak?" Sang ibu balik ke arah yang ditunjuk sang anak.

"Itu!"

"Oh, iya. Beneran boneka kamu!" seru sang ibu.

Mereka pun mendekati Maya yang sedang bertopang dagu dan sesaat Maya tersentak saat ada yang berusaha menggendongnya.

"Turunin, aku! Turunin!" teriak Maya.

"Kamu, 'kan bonekaku yang sudah lama menghilang! Aku tak mau kehilangan kamu, lagi!" Diandra berusaha memegang erat tubuh Maya.

"Bukan! Bukan ...! Aku bukan boneka!" jerit Maya ke arah Diandra.

"Kamu bonekaku!" Kembali Diandra memeluk Maya dan tak mau melepaskannya.

'Aku, aku, bukan bonekamu! Lepaskan ....!"

"Tolong Maya! Maya diculik! Tolong Mama, Papa ...!" Maya berusaha melepaskan badannya.

Brugh

"Aduh!" pekik Maya.

Seketika Maya terjatuh dari sofa tempat dia berbaring.

'Astaghfirullaah! Maya ... Maya di mana?"

"Maya, ada di mana," lirihnya.

"Sayang kamu kenapa teriak-teriak!" Mama dan papa terlihat duduk di samping Maya.

'Ja--di ini semua hanya mimpi.'

Maya menatap ke sekelilingnya. Seketika dia memeluk mama dan papanya.

"Mama ... Papa ... Maya takut, Ma. Maya dikira boneka! Maya mau diculik," tutur Maya.

"Haa? Boneka! Mau diculik? Hahaha ....!"

Mendengar penuturan Maya si anak, mama dan papa sontak menertawakannya. Sedangkan Maya bingung sendirian.
bukhoriganAvatar border
bukhorigan memberi reputasi
1
242
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan