Merdeka belajar adalah prinsip belajar demokrasi, belajar menggunakan media yang sama antara guru dan murid. Seorang guru dulunya mengajarkan teori yang dibawanya dari buku untuk kemudian diberikan kepada muridnya, maka fasilitas buku sebagai media adalah wajib sifatnya dimiliki oleh kedua belah pihak yakni guru dan murid.

Papan tulis dan pena papan tulis dimiliki guru saat mengajar di kelas yaitu dengan menunjukkan sebuah teori yang ditulis panjang lebar di papan tulis sehingga murid dapat membacanya dengan jelas dibantu papan tulis kelas, namun murid hanya terpaku melihat papan tulis yang didominasi guru. Explorasi papan tulis tidak didapatkan oleh murid yang berbeda dengan buku tulis murid. Papan tulis lebih dominan di dalam kelas daripada buku tulis, buku tulis yang dikumpulkan di meja guru adalah tindakan yang tidak bagus karena menunjukkan sikap otoriter.

Guru bisa mengeksplorasi apapun yang dia mau tetapi murid tidak. Guru yang baik membuat kurikulum tetapi tidak baik mendidik murid, karena dia terlalu bangga dengan kurikulum yang ditulisnya. Mendidik murid terkesan asal-asalan atau kurikulum yang selalu ditulis dengan cara manipulasi.

Arogansi adalah tindakan yang seharusnya dihindari di dunia pendidikan atau paling tidak disetarakan dengan murid-murid. Murid-murid yang bergejolak dengan semangat kritis bahkan arogan seharusnya bisa menjadi murid yang pandai. Guru dan murid yang arogan akan memberikan pendidikan yang bagus karena tidak ada yang lebih dominan di antara keduanya.