Raport. Bagi anak sekolahan rapor bisa jadi kebahagiaan sekaligus ancaman tersendiri. Bila nilai rapor diatas 90 an maka kau mungkin bisa tersenyum sembari membayangkan paha ayam di rumah namun bila sampai nilai rapor ada yang merah siap siap namamu dicoret dari KK.

Di sekolah dari sd, smp hingga sma rapor selalu menjadi acuan dalam prestasi anak. Anak bernilai tinggi yang mampu menjawab segala macam soal di dalam buku akan mendapatkan hadiah sekaligus perhatian guru sedangkan anak bernilai rendah akan diletakkan di pojok kelas untuk diabaikan.

Nilai. Itu adalah semuanya. Selama kau mendapat nilai yang tinggi maka kehidupan sekolahmu akan nyaman. Selama kau bisa mendapat juara 1 di kelas orang tuamu tidak akan marah, selama kau bisa menjawab pertanyaan guru kau tidak akan dihukum dan selama nilai rapormu tinggi kau akan lulus SNMPTN. Di masa sekolah nilai memang segalanya namun setelah itu apa?



Sebagai orang yang semasa sekolah dulu cukup sering mendapatkan tahta 3 besar di kelas saya paham betul bahwa nilai itu penting. Setidaknya dengan belajar dasar dasar hukum fisika saya tau kalau pesawat itu tidak digerakkan jin dan juga agama BTS bukanlah agama yang diakui di belahan dunia manapun.

Namun setelah itu apa? Apa yang bisa kau dapatkan dengan nilai 100 di rapor di jaman sekarang? Jaman sekarang semua sudah main orang dalam jadi nilai rapor itu nyaris tidak berguna.

Coba tanya orang tua atau diri anda sendiri, pekerjaan apa yang paling cocok untuk murid yang biasanya dapat rangking 1 di sekolah? Kalau saya sih menjawab guru dan memang banyak sekali anak yang dulu juara kelas berakhir menjadi guru.



Apakah menjadi guru tidak bagus? Tentu saja bagus. Guru itu profesi mulia namun bila guru adalah batas tertinggi yang bisa kau capai maka rasanya seluruh nilai rapor itu akan jadi sia sia.

Lalu bagaimana dengan mereka yang nilai rapornya jelek? Ini menarik sekali untuk dibahas karna anak anak yang nilainya jelek selalu identik dengan kesan 'murid nakal'. Menariknya murid nakal ini adalah murid murid yang paling berkesan di ingatan semasa sekolah dulu.

Cabut kelas bareng, dihukum bareng, nggak buat pr bareng sampai hangout di jam kelas sore. Anehnya kebanyakan dari mereka mereka inilah yang akhirnya lebih sukses daripada sekedar guru.



Kenapa sukses? Karna memang di dunia luar sekolah nilai tidak begitu berarti. koneksi, sosial skill, komunikasi dan juga keberuntungan, itu semua lah yang penting di dunia kerja sekarang. Teori bisa dipelajari namun praktek perlu dipupuk sejak dini. Cuma tau teori doang? Hmm... Susah.

Sekarang coba anda jawab, jadi apa sekarang teman teman anda dulu yang juara 1 sekolah? Lalu untuk kalian yang sudah bekerja apakah ada ilmu dari sekolah yang anda terapkan dalam pekerjaan? Lalu menurut anda pantaskah seorang murid dibeda bedakan berdasarkan nilai rapornya? Saya tunggu jawabannya dibawah.

Sekian dari saya mari bertemu di thread saya yang lainnya.