Kaskus

Entertainment

portaljabarAvatar border
TS
portaljabar
Sejarah Bisnis Esek-Esek Dari Berbagai Belahan Bumi
Sejarah Bisnis Esek-Esek Dari Berbagai Belahan Bumi

BANDUNG,- Bisnis esek-esek atau yang populer disebut prostitusi merupakan bisnis tertua yang dikenal manusia sejak zaman dahulu. Bahkan kini, bisnis "lendir" ini kian menggeliat seiring berkembangnya teknologi.

Salah satunya dengan media internet yang saat ini makin digandrungi berbagai kalangan, membuat bisnis esek-esek menjadi makin mudah diakses.

Perlu diketahui, setiap negara di dunia memiliki sejarah tersendiri terkait dengan bisnis esek-esek yang merupakan biang kehancuran pondasi masyarakat ini. Berikut sejarah bisnis esek-esek diberbagai belahan bumi:

1. India Kuno

Pada zaman India kuno, pramuria kelas bawahan disebut ‘Kumbhadasi'. Dalam masyarakat itu, kaum wanita dari golongan rendah diberi dua pilihan, yaitu menikah atau menjadi pramuria.

2. Yunani Kuno

Di zaman Yunani Kuno, pramuria jalanan disebut ‘Pornoi.’ Masyarakat Yunani Kuno telah mengenal ‘pramuriaan kuil’ – sebuah institusi purba tempat para pramuria meyumbangkan uang hasil kerja untuk kuil Aphrodite demi mendapatkan anugerah dari para dewi. Bahkan mereka diberi gelar ‘Hierodouli.’

3. Romawi

Di Romawi, pramuria dikatakan sebagai penjahat dan pengganggu anak-anak. Selain diharuskan berpakaian tertentu untuk membedakan mereka dengan golongan bangsawan. Di Asysyiria, ditetapkan hukuman bagi pramuria membuka tutup kepalanya sebagai pembeda dengan golongan lain.

4. Babilonia

Pada zaman Babilonia, dikenal nama ‘Kizrete.’ Mereka disanjung sebagai golongan terhormat. Cerita-cerita tentang pramuria terhormat ini turut mewarnai kisah rakyat Babilonia.

5. Jepang

Di Jepang, pramuria justru ditempatkan di tempat terhormat yang terkenal dengan istilah ‘Geisha.’

6. Italia

Di Italia, tercatat nama Veronica Franco yang berjaya membangun tempat pramuriaan pada tahun 1577 Masehi.

7. China

Di China, pramuriaan sengaja ditempatkan di rumah-rumah khusus. pramuria dari golongan bawah diberi gelar ‘Wa She'. Barulah pada dinasti Han, pramuria golongan ini ditempatkan bersama anggota kelompok pejahat, tahanan perang, dan budak.

Adapun pada masa Perang Dunia II, sekira 600 ribu wanita menjadi pramuria sebagai usaha sampingan mereka. Hasilnya, penyakit kelamin kian menyebar dan menular dikalangan tentara AS di Eropa setelah Perang Dunia II.

Karena pada saat itu rumah pramuriaan menjadi sumber penyakit infeksi kelamin. Tercatat sekira 6 persen tentara AS mengidap penyakit kelamin berbahaya akibat berhubungan dengan pramuria ‘profesional'. 80 persen akibat berhubungan dengan pramuria amatir, dan 14 persen disebabkan oleh istri mereka.

Akibat banyaknya penyakit ini, para tentara tak mampu maju ke medan tempur, sehingga memaksa petugas medis ketentaraan AS melakukan operasi ke rumah-rumah pramuriaan itu. (Uya/dari berbagai sumber)

Sumber : Portal Jabar
brogafamilyAvatar border
brogafamily memberi reputasi
1
1.2K
14
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan