Negara tidak bisa sangat otoriter sehingga menciptakan etika bernegara yang memiliki skor etik sangat tinggi. Dasar bernegara sejatinya dinamis dan saling beroposisi supaya kritik dan saran yang membangun menjadi suara yang berdengung, tanpa kritik dan saran maka negara tidak memiliki ide untuk membangun negara menjadi lebih maju. Negara yang memiliki skor etik tinggi akan menjadi negara yang kaku dan memiliki pemikiran yang terbatas karena perilaku etik bernegara hanya terpusat pada sistem pemerintahan. Etik bernegara juga memungkinkan tingkat hukum yang ketat sehingga ruang gerak masyarakat lebih terbatas apalagi jika tidak ada pengayoman dan pemanjaan dari pemerintah ke masyarakat sehingga tidak adanya pemanjaan dari pemerintah mengakibatkan masyarakat tumbuh dengan psikis yang tidak stabil.

Keseimbangan harus dilakukan pemerintah untuk bisa menciptakan suasana bernegara yang berkeadilan dan berperikemanusiaan. Negara yang beretika stabil lebih bisa memperkuat keadaan bernegara dibandingkan beretika tinggi. Sejarah sudah mengajarkan cara bernegara dan akan terus berkembang pada zaman-zamannya, yaitu tahap zaman yang memiliki periode waktu yang menunjukkan keadaan Negara.