Apa kabar anak Indonesia? Sudahkah bahagia? Sudahkah tercapai melindungi anak-anak? Sudahkah terealisasi menggembirakan anak-anak? Semoga bukan hanya sebagai diksi yang indah upaya mensejahterakan anak Indonesia.

23 Juli 2020 diperingati sebagai Hari Anak Nasional sebagai wujud kepedulian kepada anak-anak dan masa depan mereka bukan? Sebagai rasa syukur atas generasi penerus yang lahir, dengan berbagai harapan dan impian yang dibangun. Namun apakah segala bentuk cita-cita bisa terpenuhi?

Membahagiakan anak-anak tentu harus bisa membahagiakan diri sendiri terlebih dahulu. Membuat rencana dan ekspektasi yang matang agar kerika kelak mereka lahir tidak sampai serba dalam kesulitan.

Mari kita lihat Keputusan Presiden 36/1990 Tentang Pengesahan Convenion on The Rights of The Child (Konvensi Tentang Hak Anak), sudahkah anak-anak mendapatkannya? hak-hak anak meliputi hak untuk mendapatkan identitas, hak untuk mendapatkan pendidikan, hak untuk mendapatkan makanan, hak untuk mendapatkan akses kesehatan, hak untuk bermain, berekspresi, hak untuk mendapatkan kesamaan, dan hak untuk berperan dalam pembangunan.

Sebagai orang tua pasti ada rasa khawatir atau was-was, apakah mereka bisa meraih segala apa yang orang tua inginkan juga mereka harapkan.
Masih banyak kita temui anak-anak yang belum bisa mendapatkan haknya tetapi sudah dipenuhi dengan kewajiban-kewajiban.

Contoh paling sederhana adalah saat pandemi seperti sekarang ini dimana hak mereka untuk pergi ke sekolah masih tertunda. Namun mereka harus wajib belajar walaupun dari rumah. Dengan berbagai kebijakan aturan yang kadang bisa jadi memberatkan mereka.

Gerak mereka terbatas, kegiatanpun tak seperti layaknya berada di sekolah. Meski di sisi lain ada kenyamanan selaku berada di rumah tapi pasti kebosanan siap menyelimuti hari-hari mereka.



Merupakan PR besar untuk semua, bagaimana agar yang di pelosok juga mendapatkan ilmu yang setara dengan anak-anak yang berada di daerah lain yang lebih baik.

Dalam hal keselamatan. Apakah sudah terjamin? Perundungan, kekerasan, penculikan bahkan pemerkosaan. Apakah begitu suram kehidupan ini?
Kegembiraan sepertinya masih dimiliki segelintir anak. Masih banyak anak-anak yang kehilangan hak mereka yang tanpa diketahui semua orang.

Apakah angka kemiskinan yang masih tinggi sebagai penyebab timbulnya berbagai masalah terutama pada anak-anak?
Bisa jadi demikian. Kehidupan yang serba kekurangan akan membuat mereka makin pesimis dan tidak percaya diri.
Pasti semua berusaha mencarikan solusi yang bisa disampaikan untuk menghadapi hal tersebut.

Sebagai orang tua memang harus berjuang demi anak-anaknya bagaimana pun keadaannya. Pasti mempunyai harapan anak-anak harus lebih baik dari orang tua dari segi apapun. Kewarasan harus tetap dijaga, maaf mengapa saya mengatakan kewarasan, karena masih banyak orang tua yang belum waras dalam menangani amanah sehingga masih ditemukan kasus kekerasan pada anak.

Maka dari itu hal yang harus diperjuangkan oleh orang tua dalam pengasuhan anak adalah membekali mereka dengan kebaikan-kebaikan. Dari segi agama bekal keimanan sangat penting disamping itu mengembangkan ketrampilan dari bakat yang dimiliki, selalu mendukung agar rasa percaya diri semakin kuat. Ucapkan selalu kata-kata yang membangun sebagai mantra bagi mereka untuk semangat menjalani kehidupan.

Tidak hanya itu, membekali pengetahuan dan cara melindungi diri pun harus diajarkan. Bagaimana dia saat di rumah sendiri, juga di luar rumah. Penjagaan dan perlindungan terhadap diri sendiri untuk menggindari bahaya dari luar dirinya harus selalu diajarkan.

Semoga HAN bukan sekedar peringatan dengan berbagai ucapan dan slogan. Agar kehidupan mereka benar-benar ceria dan cemerlang.



Salam Hangat 💝

@alizazet, 24072020

Selamat Mrmbaca
Jangan Lupa Ceria

Gambar pribadi dan pixabay
Tulisan opini TS