Tish Harrison Warren dengan hangat dan bijak membantu kita menemukan Allah ditempat-tempat yang paling aneh: di samping wastafel, di tengah kemacetan, saat merapikan tempat tidur. Ternyata, kebiasaan sehari-hari kita dipenuhi dengan kemungkinan kudus untuk menjadikan kita manusia baru dalam Kristus.

BAB 1 Bangun Pagi
Saat kita bangun tidur, kita hanyalah manusia yang rapuh, tidak menarik, yang baru tersadar dihari itu, mengejap-ngejapkan mata untuk menyesuaikan diri dengan cahaya dan otak kita berangsur-angsur sadar. Dan sejak awal kita hidup, kita ditandai oleh sebuah identitas yang diberikan pada kita melalui kasih karunia: sebuah identitas yang lebih dalam dan lebih nyata dari setiap identitas lain yang kita kenakan hari itu. Allah membentuk kita menjadi manusia baru. dan tempat pembentukan itu adalah dalam keseharian kita.

BAB 2 Merapikan Tempat Tidur
Merapikan tempat tidur bagi beberapa orang merasa itu adalah pekerjaan yang sangat membosankan karena harus dilakukan secara berulang dan nantinya akan tetap berantakan kembali. Tetapi kebiasaan merapikan tempat tidur mengubah liturgi pagi hari saya yang maksudnya membiasakan diri saya pada pengulangan, pada hal berwujud, pada pekerjaan didepan saya - untuk melatih diri saya, dalam hal kecil, untuk hidup dengan mata terbuka pada kehadiran Allah dalam keseharian. Apa yang nyata dan penting ada dalam kesehatian yang berulang sehingga saya bisa mulai belajar mengasihi, mendengarkan, memperhatikan Allah dan orang-orang disekitar saya.

BAB 3 Menyikat Gigi
Dalam Alkitab kita menemukan bahwa tubuh ini bukan sesuatu yang kebetulan bagi iman kita, tapi bagian yang tak terpisahkan dari ibadah kita. Tugas-tugas pemeliharaan tubuh, meski sifatnya biasa, merupakan suatu wujud pengakuan bahwa Pencipta kita, yang secara misterius telah bertubuh, telah membuat tubuh kita dengan baik, dan Ia layak disembah melalui seluruh bagian tubuh kita, otot, jaringan saraf, gigi, dll.