Seorang dokter kembali dinyatakan positif terinfeksi virus Corona COVID-19 setelah sembuh. Awalnya, dokter asal Israel ini dilaporkan tertular virus Corona pada bulan April 2020 dan sembuh pada Mei lalu.
Namun tiga bulan setelah dinyatakan sembuh, ia kembali melakukan kontak dekat dengan para petugas COVID-19. Setelah diperiksa, ia dinyatakan kembali positif terinfeksi Corona. Dokter yang bekerja di Sheba Medical Center, Kota Ramat Gan ini menjadi orang kedua di daerah tersebut yang dinyatakan positif kedua kalinya setelah sembuh.
Hasil dari tes kedua ini sangat tidak diduga karena pasien yang telah sembuh dari COVID-19 diasumsikan telah membentuk antibodi, yang membuat mereka kebal dari virus tersebut.
"Apa yang kami lihat sangat menakutkan," kata Profesor Gabriel Izbicki dari Shaare Zedek Medical Center, di Yerusalem, dikutip dari The Sun, Kamis (23/7/2020).
"Lebih dari separuh pasien Corona yang sudah berminggu-minggu dinyatakan negatif, masih menunjukkan adanya gejala. Sedangkan masih ada sedikit penelitian terkait efek jangka menengah dari virus Corona ini," imbuhnya.
Pada kasus lain, beberapa staf kesehatan di bangsal pasien COVID-19 di Wolfson Medical Center, Holon, Israel, yang terinfeksi virus ternyata tidak memiliki antibodi. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa beberapa pasien COVID-19 mungkin tidak memiliki antibodi.
"Sangat mengkhawatirkan, mengapa mereka bisa tidak memiliki antibodi virus," ujar kepala kedokteran penyakit dalam di Wolfson Medical Center, Margarita Mashavi.
Positif terinfeksi COVID-19 untuk kedua kalinya masih menjadi fenomena yang belum sepenuhnya dipahami oleh para ilmuwan. Mereka masih tidak yakin apakah seseorang bisa terinfeksi virus dua kali.
Mereka hanya mengetahui bahwa orang yang pernah terinfeksi seharusnya memiliki antibodi. Namun, sampai saat ini masih belum ada bukti jelas tentang adanya infeksi ulang COVID-19.
Para ahli penyakit menular di berbagai negara berpendapat bahwa hasil positif yang kedua ini adalah hasil palsu. Ini disebabkan karena kelemahan saat proses pengujian sampel. Tes tersebut hanya mengambil sisa-sisa virus yang masih tertinggal di dalam tubuh, tanpa mendeteksi apakah orang tersebut masih terinfeksi.
SUMBER