- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Sisi Gelap Penguasa, Kisah Buku Harian Wuhan yang Dilarang Pemerintah China
TS
dragonroar
Sisi Gelap Penguasa, Kisah Buku Harian Wuhan yang Dilarang Pemerintah China
Sisi Gelap Penguasa, Kisah Buku Harian Wuhan yang Dilarang Pemerintah China
Kamis, 23 Juli 2020 07:15 Reporter : Hari Ariyanti
Lockdown di Wuhan resmi berakhir. ©Noel Celis/AFP
Merdeka.com - Sebuah buku yang merangkum kehidupan warga di Kota Wuhan, China tengah, saat berada dalam aturan ketat lockdown dilarang di China. Hal ini diungkapkan sendiri penulisnya.
Kecaman China mencoba untuk menggagalkan penerbitan buku berjudul Wuhan Diary tersebut, yang edisi bahasa Inggrisnya diterima secara luas oleh pembaca internasional, walaupun pihak berwenang China belum resmi melarangnya, kata novelis setempat berusia 65 tahun yang dikenal sebagai Fang Fang.
Buku itu berisi kumpulan 60 tulisan dari akun Weibo penulis, media sosial China seperti Twitter, terkait kehidupan sehari-hari selama lockdown antara 23 Januari sampai 7 April di Wuhan, yang juga disebutnya sebagai sisi gelap tindakan pemerintah.
Dalam unggahan-unggahannya di Weibo, Fang Fang mengungkapkan ketidakpercayaannya kepada pemerintah China, mengkritik pedas pemerintah karena menyembunyikan informasi terkait penularan virus antar manusia pada saat awal wabah muncul di kota tersebut.
1 dari 2 halaman

Fang mengatakan, sebuah penerbit telah mempersiapkan akan mengedarkan buku tersebut secara domestik tapi batal karena takut akan tekanan dari kecaman pemerintah. Dia juga mengatakan mata pencahariannya sebagai penulis terancam.
"Virus menyebar, ribuan orang mati karena penyakit itu, dan banyak keluarga hancur," ujarnya, dikutip dari South China Morning Post, Rabu (22/7).
Virus yang menyebabkan penyakit pernapasan Covid-19 itu menginfeksi lebih dari 83.500 orang di China daratan dan menewaskan lebih dari 4.600 orang.
Kemarahan dan kesedihan, kata Fang, memotivasi dirinya untuk tetap merekam kehidupan di Wuhan, lokasi virus pertama kali terdeteksi akhir tahun lalu.
Saat media pemerintah memuji upaya kepemimpinan Presiden Xi Jinping dalam menangani epidemi, unggahan Fang Fang di Weibo yang ditulis dengan perasaan penuh empati terhadap korban dan keluarga mereka, diyakini telah dibaca oleh lebih dari 100 juta orang secara daring.
2 dari 2 halaman
Namun demikian, cendekiawan konservatif China, media, dan warganet mengecam Fang Fang sebagai "pengkhianat" setelah sebuah gerakan untuk menerbitkan kompilasi tulisannya muncul di Eropa, Jepang, dan Amerika Serikat.
Dia mengatakan, karena pihak berwenang China tampaknya ingin menghilangkan informasi yang tidak nyaman bagi mereka, penerbit “tidak dapat menerbitkan” buku di bawah tekanan yang sangat besar.
“Jika ini berlanjut, sastra dan seni China akan kembali ke era Revolusi Kebudayaan. Jika kita hanya bisa memuji dan mengikuti (gerakan pemerintah), kita tidak bisa menggambarkan kehidupan yang sebenarnya," kata Fang.
Sekitar enam bulan telah berlalu sejak awal lockdown di Wuhan. “Orang-orang hanya menonton apakah pihak berwenang akan mengampuni atau menghukum saya. Ini adalah kenyataan yang menyedihkan di China," pungkasnya. [pan]
https://www.merdeka.com/dunia/sisi-g...tah-china.html
Kamis, 23 Juli 2020 07:15 Reporter : Hari Ariyanti
Lockdown di Wuhan resmi berakhir. ©Noel Celis/AFP Merdeka.com - Sebuah buku yang merangkum kehidupan warga di Kota Wuhan, China tengah, saat berada dalam aturan ketat lockdown dilarang di China. Hal ini diungkapkan sendiri penulisnya.
Kecaman China mencoba untuk menggagalkan penerbitan buku berjudul Wuhan Diary tersebut, yang edisi bahasa Inggrisnya diterima secara luas oleh pembaca internasional, walaupun pihak berwenang China belum resmi melarangnya, kata novelis setempat berusia 65 tahun yang dikenal sebagai Fang Fang.
Buku itu berisi kumpulan 60 tulisan dari akun Weibo penulis, media sosial China seperti Twitter, terkait kehidupan sehari-hari selama lockdown antara 23 Januari sampai 7 April di Wuhan, yang juga disebutnya sebagai sisi gelap tindakan pemerintah.
Dalam unggahan-unggahannya di Weibo, Fang Fang mengungkapkan ketidakpercayaannya kepada pemerintah China, mengkritik pedas pemerintah karena menyembunyikan informasi terkait penularan virus antar manusia pada saat awal wabah muncul di kota tersebut.
1 dari 2 halaman

Fang mengatakan, sebuah penerbit telah mempersiapkan akan mengedarkan buku tersebut secara domestik tapi batal karena takut akan tekanan dari kecaman pemerintah. Dia juga mengatakan mata pencahariannya sebagai penulis terancam.
"Virus menyebar, ribuan orang mati karena penyakit itu, dan banyak keluarga hancur," ujarnya, dikutip dari South China Morning Post, Rabu (22/7).
Virus yang menyebabkan penyakit pernapasan Covid-19 itu menginfeksi lebih dari 83.500 orang di China daratan dan menewaskan lebih dari 4.600 orang.
Kemarahan dan kesedihan, kata Fang, memotivasi dirinya untuk tetap merekam kehidupan di Wuhan, lokasi virus pertama kali terdeteksi akhir tahun lalu.
Saat media pemerintah memuji upaya kepemimpinan Presiden Xi Jinping dalam menangani epidemi, unggahan Fang Fang di Weibo yang ditulis dengan perasaan penuh empati terhadap korban dan keluarga mereka, diyakini telah dibaca oleh lebih dari 100 juta orang secara daring.
2 dari 2 halaman
Namun demikian, cendekiawan konservatif China, media, dan warganet mengecam Fang Fang sebagai "pengkhianat" setelah sebuah gerakan untuk menerbitkan kompilasi tulisannya muncul di Eropa, Jepang, dan Amerika Serikat.
Dia mengatakan, karena pihak berwenang China tampaknya ingin menghilangkan informasi yang tidak nyaman bagi mereka, penerbit “tidak dapat menerbitkan” buku di bawah tekanan yang sangat besar.
“Jika ini berlanjut, sastra dan seni China akan kembali ke era Revolusi Kebudayaan. Jika kita hanya bisa memuji dan mengikuti (gerakan pemerintah), kita tidak bisa menggambarkan kehidupan yang sebenarnya," kata Fang.
Sekitar enam bulan telah berlalu sejak awal lockdown di Wuhan. “Orang-orang hanya menonton apakah pihak berwenang akan mengampuni atau menghukum saya. Ini adalah kenyataan yang menyedihkan di China," pungkasnya. [pan]
https://www.merdeka.com/dunia/sisi-g...tah-china.html
kampret.strez dan BPLN.god memberi reputasi
2
576
6
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan