Pagi ini kita disuguhi fenomena menarik. Berbondong-
bondong beberapa akun dan page dengan influence
yang lumayan membagikan sebuah foto makanan
tradisional bercaption menggelitik.
Saat membaca saya langsung ngeh ada yang aneh,
beberapa kaum puritan memang sering kali
mengeluarkan pendapat senada, tapi tidak sebodoh itu, dan biasanya mereka pun menyantumkan argumentasi dan dalil2 yang mereka percayai sebagai penguat.



Tapi ini seakan-akan "in your face" banget kayak
nampol gitu. Berhubung pekerjaan minim karena
pandemi dan lagi kosong juga pagi itu saya langsung reverse search foto dan nama orang yang tercantum disitu (sayangnya tidak saya screenshot).
Saya kulikhampir 1 jam saya tetap tidak menemukan original posternya. Yang ada hanya postingan2 provokasi dari page-page provokasi salah satu kubu politik. Coba saya search namanya di google mungkin akun nya di privat... dan nihil 1G, twitter, facebook semua tak ada
nama itu. Tadi sore saya kembali dikagetkan dengan berbondong2 munculnya akun baru berumur 1 hari atas nama tersebut. Menurut saya selama ini, yang menjadi fokus sebenernya bukan di isi postingannya. Tapi ada apa dibaliknya.
Belakangan ini isu gesekan horizontal antar umat
beragama ataupun antar umat seagama beda aliran sudah sampai titik jenuh, malah terlihat sudah mulai adanya penurunan karena adanya musuh bersama (COVID19). Yang masih bergesek agak keras adalah kaum "scientific" vs kaum "konspirasi". Lah kok tiba2 ada postingan yang "nampol" kayak gini. Tujuannya apa??.
Saya pribadi sih yakin ini postingan fabricated content, sengaja dibuat untuk memancing pergesekan. Kenapa saya sampai yakin, karena bagi saya itu bukan sarkasme sama sekali, sebuah postingan sarkasme biasanya dibuat ada konteksnya, ada awalannya, entah itu diskusi ataupun postingan aslinya, dan lagi biasanya ada bau2 humor di sarkasme, sedangkan ini berbentuk postingan serius berani menyantummkan nama lagi.
Siapa yang buat?? Saya ga berani menjawab dan tidak tau, yang jelas saya yakin yang menyebarkan
mayoritas darimana. Ini yang harus disadari bersama, ternyata isue isue seperti ini masih mudah menghantam "kebhinekaan" yang katanya sudah berumur berabad2. Mayoritas kita masih malas, bahkan untuk membaca penuh sebuah artikel. saat membaca lengkap sebuah artikel saja malas maka mencari kebenaran artikel, omongan dll itu akhirnya kita juga malas. Hal inilah yang menyebabkan kita sampai sekarang mudah sekali di hantam2kan. Entah oleh kepentingan politik ataupun kepentingan lainnya. Hal inilah yang seharusnya menjadi fokus kita dan pemerintah. Mulai dari yang kecil, seringlah diskusi dengan keluarga, jangan ragu untuk memberi edukasi kalau sedang diskusi masalah2 kekinian. Berikan data, beri pengertian. Kalo ini dimulai dari unit terkecil, saya sih optimis kita bisa berubah. Pancasila dan Bhineka nggak akan cuman jadi jualan politisi dan jargon saja kayak saat ini. Kalo nggak bisa ya tinggal tunggu waktu saja kejadian2 pembakaran, pemerkosaan, perang saudara, itu terjadi lagi.