Kaskus

Entertainment

eriksebastian88Avatar border
TS
eriksebastian88
Benarkah COVID-19 menciptakan kemiskinan, kelaparan dan kebodohan? Komentar agan?
Awal Maret 2020 Indonesia digemparkan dengan diberlakukannya Lockdown dibeberapa daerah, kendati demikian sebagian penduduk negri +62  ini telah mencium dan mengetahui secara jelas lewat layar kaca bagaimana negara China berperang melawan COVID-19. Sebagian dari mereka menghujat dan memaki, bahkan menyumpah serapahi warga negara tersebut dengan lontaran - lontaran kalimat online mereka dengan nada dan bahasa yang tidak senonoh.  Tak sedikit yang mengatakan itu adalah karma dan balasan atas apa yang telah mereka perbuat. Mungkin sebelumnya telah terjadi beberapa fenomena di negara tersebut. TS tidak menutup mata tentang beberapa video yang di posting di media sosial tentang pembantaian - pembantaian yang mengatasnamakan warga muslim, sedang kebenarannya TS sendiri belum bisa memastikan, jika pun memang demikian, semoga saja yang menganiaya diberikan kesempatan untuk bertobat, jika pun berita itu tidak benar, semoga saja yang menyebarkan video atau gambar tersebut juga diberikan kesempatan untuk bertaubat. 


Lalu jika memang COVID-19 adalah karma untuk negara china, kenapa Indonesia juga terpapar? apakah ini juga karma untuk Warga Negara Indonesia? Lantas apa yang telah diberbuatnya  sehingga menjadi seperti ini? Entahlah, siapa yang benar dan mana yang kurang benar, pada dasarnya kita semua hidup di bumi yang sama dan di bawah sinar matahari yang sama, benar seperti yang dituliskan oleh Klaus Meine, Mark Hudson & Scott Geffery Fairbairn dalam salah satu lirik lagunya "Do you ever ask yourself, Is there a Heaven in the sky, Why can't we get it right, Cause we all live under the same sun, We all walk under the same moon, Then why, why can't we live as one" andai mereka yang menghujat dan memaki menelaah lirik ini mungkin sudah tidak akan ada lagi kebencian. 








Tapi TS tidak akan membahas itu terlalu jauh, karena TS ingin berdiskusi dengan agan sista semua tentang apa yang terjadi di negara kita tercinta ini. hampir 4 bulan kita melewati masa - masa sulit bersosial dan kini meski telah diberlakukan new normal tetap saja protokol kesehatan harus tetap dilaksanakan. Tahukah agan sista, banyak saudara - saudara kita diluaran yang berasumsi bahwa pandemi ini benar - benar telah hampir merenggut segalanya. 


Covid-19 Menciptakan Kemiskinan & kelaparan?

Benarkah COVID-19 menciptakan kemiskinan, kelaparan dan kebodohan? Komentar agan?
Sumber: Ibu Yuli Meninggal Karena Kelaparan Caused by COVID-19


Semenjak diberlakukannya Lockdown dan PSBB mereka yang bekerja hanya serabutan tidak lagi mendapatkan haknya, karena mendapatkan beberapa benturan, seperti ditutupnya akses jalan, dan dilarang keluar rumah. Meski pemerintah mengeluarkan sejumlah dana, tapi tahukah agan sista yang mendapatkan dana tersebut hanya orang - orang tertentu saja, tidak semua, contohnya di tempat ane tinggal, justru karyawan kelurahan mengajukan data yang sudah expired, yang nyata -nyata saat ane check data yang mendapatkan dana covid-19 beberapa sudah almarhum dan sudah pindah wilayah, dan sebagian warga bahkan tidak terdata. Dalam hal ini mereka yang kerjanya serabutan tidak mendapatkan upah karena ladang pekerjaannya dicegah demi terhentinya penyebaran covid-19. Lalu apakah mereka memiliki simpanan atau mereka bekerja hanya untuk mencukupi kebutuhan sehari - hari? ketika mereka memiliki simpanan, selamatlah mereka, tapi jika mereka bisa makan sehari dua kali kalo pencari nafkahnya bekerja bagaimana? Bukankah ini tidak hanya menciptakan kemiskinan tapi juga mengancam jiwa karena tidak bisa makan untuk waktu yang lama? Silahkan komentar gan.  

Covid-19 Menciptakan Kebodohan?



Pemberlakuan LOCKDOWN dan PSBB tidak hanya menghantam sektor ekonomi dan Bisnis juga merambah ke sektor Pendidikan, pada tahun ajaran 2018-2019 mereka yang mengikuti UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer) masih bisa melakukan ujian dengan khidmat, dan saat kemendikbud merancang strategi untuk menggantikan UNBK dengan cara yang lain pada tahun ajaran berikutnya, sektor pendidikan terpaksa harus dirumahkan terlebih dahulu, karena mencegah lebih baik daripada mengobati. Lalu diberlakukannya belajar Online (Daring & Luring). Meski sebagian siswa masih bisa mengikuti pelajaran dengan methode demikian, apakah tidak pernah terpikirkan bagaimana nasib mereka yang tinggal di pedesaan yang jarak sekolah dengan rumahnya jauh dan mereka tidak juga memiliki handphone serta orang tua yang pengetahuannya terbatas? Bahkan ada orang tua yang mampu memfasilitasi anaknya seperti smartphone tapi malah orang tua tidak memahami penggunaannya? Kendati demikian banyak teman -teman yang membuat video pembelajaran melalui media - media pengunggah video, tapi tidak semua orang tua mampu membelikan smartphone, ada orang tua yang mampu membeli smartphone tapi tidak mampu membelikan pulsa paket untuk anaknya belajar, sehingga smartphone jadi useless. Saat ada beberapa pemerhati pendidikan memberikan bantuan seperti membuat rumah belajar untuk anak-anak yang dirumahkan, khawatirnya saat anak-anak sudah menikmati belajarnya malah khawatir dibubarkan dan diperkarakan. Sehingga anak menjadi lebih tidak memahami harus berbuat apa dan bagaimana. 


Sumber: gagasan pribadi


0
632
19
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan