Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ribkarewangAvatar border
TS
ribkarewang 
Sahabatku Jadi Ibutiriku
Sahabatku Jadi Ibutiriku

SAHABATKU, JADI IBU TIRIKU



Rasanya masih tidak percaya, hari ini aku saksikan Ayah dan Diah sahabatku ada di pelaminan. Yah, walaupun seijin Bunda yang saat ini sedang terbaring sakit sudah lima tahun. Tapi kenapa harus Diah? Ayah juga kenapa tidak pilih wanita lain.

"Naura, kamu kenapa, bibir itu. Harusnya kamu bahagia, Bunda saja merestui," kata Bang Gilang dengan senyum palsunya.

Yah, aku bilang palsu, karena dia pun tidak setuju, awalnya Bang Gilang yang suka dengan Diah. Kurang apa coba, dia kerja, gajinya saja delapan juta coy sebulan. Ditolak mentah-mentah, katanya nggak mau pacaran. Trus sekarang tiba-tiba dia bisa datang ke rumah dan bilang sedang dekat sama Ayah? Nggak masuk akal.

Aku sama Diah memang nggak seumuran, selisih kami empat tahun, bahkan dengan Bang Gilang pun masih tua Diah dua tahun. Hari ini di ulang tahunnya yang ke dua puluh tujuh, ia resmi jadi ibu tiriku.

Aku dan Diah kenal dua tahun yang lalu, kami sama-sama kerja di perusahaan asing. Dia banyak membantu aku yang masih baru lulus kuliah dan tidak ada pengalaman kerja.

Awalnya hanya dekat sebagai teman kantor, lama-lama setelah satu tahun kerja, kami sering hangout bareng. Sering curhat-curhatan, bahkan kadang dia nginap di rumahku, atau pun sebaliknya. Dia pun dekat dengan Ayah dan Bunda, bahkan aku dan Bunda berencana menjodohkan Diah dengan Bang Gilang.

Tujuh bulan terakhir, aku selalu mengajak Bang Gilang biar tambah dekat sama Diah. Namun semua sungguh di luar dugaan, bukan hanya Bang Gilang yang suka, Ayah pun menyukainya. Herannya lagi Diah lebih memilih cinta Ayah daripada Bang Gilang.

Tiga bulan yang lalu, saat Ayah dan Dia minta restu, aku orang pertama yang menentang. Bahkan aku sampai membuat Diah harus resign dari tempat kerjanya karena selalu kusindir dan pernah kuludahin minumannya.

"Hei pramuria! Kamu sadar diri, ayahku itu masih ada istrinya, lagi sakit. Kamu itu harusnya pakai otak, pakai hati!" Bentakku di hadapan teman-teman kantor.

Aku tidak peduli lagi seperti apa perasaannya. Atau dia mau nangis, malu bodo amat, aku nggak peduli. Herannya, dia tidak pernah mengadu ke Ayah, entah apa tujuannya.

Pernah bulan kemarin, air panas sengaja aku tumpahkan ke pahanya, biar dia kapok dan tidak berniat tinggal dengan kami, andai mereka jadi menikah. Bunda memarahiku, dan Ayah pun malah merawat Diah, padahal mereka belum menikah, dasar brengsek!

"Naura, aku tahu rasa ini salah, tapi aku tulus mencintai ayahmu."

"Tulus? Yang namanya tulus itu, kalau ayahku kere, baru aku percaya. Tapi lihat, ayahku punya segalanya. Sudah mapan, kamu menolak Bang Gilang karena gajinya kecil kan? Beda sama Ayah!"

"Lima tahun lagi Ayah pensiun, apa yang kamu harap dari ayahku? Anak? Uang pensiun? Atau apa, ayoo bicara!" teriakku histeris. Saat Ayah dan Diah juga Bunda sudah tentukan tanggal pernikahan mereka.

"Naura, kamu nggak boleh bicara seperti itu, ini Bunda yang ijinkan Ayah menikah lagi."

Kulirik wajah Bunda tampak biasa, tak terlihat tertekan. Bang Gilang pun tampak biasa saja, dia pun setuju. Bahkan Ayah sudah membangun rumah mungil di belakang, untuk ditempati Diah nanti.

Kata Ayah, Bunda sudah tidak bisa merawat bunga, jadi taman itu sekarang Ayah sulap jadi paviliun untuk ditempati Diah kalau sudah resmi jadi istrinya.

Aku hanya mendengkus, menahan marah. Bang Gilang hanya tertawa melihat tingkahku. Dan hari ini, kusaksikan senyum lega di wajah Ayah, Bunda, juga Diah. Tapi tidak denganku, entah Bang Gilang.

Hari ini pertama kalinya Diah resmi jadi ibu tiriku. Malam setelah pernikahan, ia diboyong Ayah ke paviliun baru. Sementara aku temani Ibu yang menangis di kamar.

"Maap ya, Ra. Kamu harus saksikan ini semua. Andai Ibu tidak sakit, andai Ayah mau setia. Tapi kita tidak bisa menahan hawa nafsu manusia, Ra. Ayahmu lelaki normal, ia masih sehat. Sudah lima tahun dia menjaga Bunda, dari kamu SMA sampai kamu kerja kan? Sekarang ijinkan ayahmu rasakan bahagianya."

"Ayah bahagia, dan biarkan Bunda menangis, di sini? Kenapa cinta itu jahat, Bun. Hari ini aku kehilangan sahabat dan Ayah bersamaan."

Bunda hanya memelukku erat. Entah rasanya seperti apa, tak bisa kubayangkan. Saat di usia tua, sakit dan suaminya malah menikah lagi? Dengan perempuan yang pantas jadi anaknya? Huuh, Allah sungguh nggak adil.

Hari kedua, aku baru bangun, karena libur, aku biasa bangun jam delapan. Setelah salat, lanjut tidur lagi. Tampak di meja makan sudah ada sarapan, Ayah dan Bang Gilang tengah sarapan. Sementara Diah mendorong Bunda dengan kursi rodanya.

Yah, Bunda lumpuh, kedua kakinya tak bisa digerakkan. Akibat kecelakaan, menghindari anak kecil yang lari, Bunda banting stir, dan kakinya putus dua-duanya, terjepit di pintu. Karena menabrak bengkel las, dan saat itu tengah banyak besi lancip yang mau dipakai untuk pagar.

Dengan pelan, Diah menyuapi Bunda, ada rasa haru melihat cara Diah memperlakukan Bunda penuh kasih sayang.

"Pencitraan! Lihat saja bulan depan, paling berubah jadi macan. Bang Gilang, kumpulin duit, siap-siap jadi gembel nanti, ya," kataku dengan kasar. Tampak Ayah kesal, mau marah tapi Diah menyentuh tangannya. Ayah pun langsung diam dan melanjutkan sarapannya.

"Naura, kamu nggak boleh begitu. Diah ini baik," kata Ibu dengan lembut.

"Hadeeeh, kalian belum tahu saja, dia itu pencitraan, sebelum harta kita habiis dia ambil sedikit demi sedikit."

Dia hanya diam dan tersenyum mendengar ocehanku. Bang Gilang seperti malas tahu. Baginya percuma juga protes, sekarang dia fokus ke pekerjaan dan pekerjaan. Urusan cinta, buatnya itu hanya sampah yang berserakan dan butuh dipungut selanjutnya dibuang.

Ah, rumah ini serasa bagaikan neraka, tak ada lagi canda tawa antara aku dan bang Gilang. Dapur pun sudah dikuasai Diah. Sudah satu minggu ini, dia menyajikan menu-menu yang menjadi favoritku. Yah, harus kuakui, masakan Diah memang enak.

Bersambung
indrag057Avatar border
whypopAvatar border
jiyanqAvatar border
jiyanq dan 7 lainnya memberi reputasi
8
2.4K
14
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan