

TS
rastapramudya
PONDOK KAYU

Quote:
“Di! Main sepeda yuk!”
“OK, tunggu aku ambil sepedanya”
Adi dan Dafa berencana untuk bersepeda, karena memang saat itu tengah ramainya trend bersepeda untuk kesehatan atau hanya sekedar untuk pamer di social media
“Yuk gas! Tapi kenapa kita mainnya sore? BUkannya pagi lebih baik?”
“Ya, karena baru kepikiran, besok juga aku diajak jalan-jalan. Jadi lebih baik sekarang saja”
“Ya sudah. MA! Aku main sepeda dulu sama Dafa!” Teriak Adi
“Jangan lama-lama, udah mala mini” Kata mamanya Adi
Merekapun langsung mulai gowes disekitaran kampong. Tapi kemudian…
“Di…Bagaimana kalau kita menjelajah…?”
“Maksudmu?”
“Ituloo… kana da aplikasi yang popular itu, yang nunjukin lokasi misteri itu”
“Apaan?Jangan aneh-aenh deh…ini tuh udah hamper malam” Kata Adi menolak
“Justru karena ini malam, kan jadi makin seru”
Walaupun Adi terus-terusan menolak, tapi sebenarnya dia juga penasaran dengan aplikasi itu
“Ya sudah….janga lama-lama, entar ibuku marah lagi…”
“Tenang aja… Cuma sekali main doang, toh lokasinya nggak jauh-jauh amat”
“Memangnya kamu punya aplikasinya?” Tanya Adi
“Ya didownload dulu lah…”
Mereka meminggirkan sepeda mereka dan berhenti untuk mendownload aplikasi itu (Randonautica)
Beberapa saat kemudian…
“Udah selesai nih downloadnya”
“Buruan, sebelum malam”
“Iya-iya”
Merekapun mulai menjalankan aplikasinya
“Kita pilih yang anomaly saja, set radius 3000 m dan RNG ANU”
“Memangnya kamu ngerti cara mainnya?”
“Sedikit, Cuma liat-liat di youtube”
“Ya ampun……”
“Sekarang pikirkan tempat yang ingin kita kunjungi”
Saat mereka memejamkan mata dan memfokuskan pikiran mereka. Aplikasi itupun menentukan secara acak lokasi yang pantas. Terdengar seperti khayalan namun aplikasi itu katanya memang bisa membaca pikiran pemainnya
“Sudah dapat nih!”
Adi mengecek ponsel Dafa untuk melihat
“Sekitar 238 meter, lumayan dekat”
“Sudah kubilang kan? Ayo kita mulai!”
Merekapun kembali menaiki sepeda mereka dan memulai perjalanan menuju ketempat random yang ditunjukan
Ditengah perjalanan….
“Kok rasanya makin gelap ya?....”
“Ya iyalah Di…ini kan dah hamper malam”
“Tapi rasanya ini lebih gelap dari biasanya”
“Mungkin mendung”
“Daf…aku bisa bedain gelap mala mama gelap mendung, ini juga kan masih jam 6…”
Tiba-tiba mereka terhenti dengan kelapa yang menggelinding ke tengah jalan
“Daf…Kurasa ini peringatan untuk ki-“
“Halah…paling Cuma kebetulan. Lanjutin aja, siapa tau ada harta kan”
“Mana mungkin jaman sekarang ada yang masih nyimpen harta di sembarang tempat. Sekarang sudah ada yang namanya Bank”
“Siapa tau harta peninggalan. EH sepertinya tempatnya di pondok itu!”
*Wuuushhh
Angin tiba-tiba saja bertiup kencang, tepat mengenai muka mereka
“Ini bukannya angina kering…Jadi tidak mungkin ini mendung. Daf….kitasepertinya harus segera pergi dari sini”
Dafa hanya bengong. Tapi wajahnya seakan menatap kesatu titik”
“DAAF!!”
“DI! Kita harus balik sekarang juga!”
“Sudah kubilangka-“
.
.
“HIHIHIHI”
.
“Suara apa itu??”
“DI AWAS BELAKANG MU!!”
Sesosok Kuntilanak tiba-tiba muncul tepat dibelakang Adi. Dengan kain serba putih dan wajah hancur dengan bola mata yang hamper keluar. Dia mencegat kedua anak itu untuk pergi dari sana
“Cepat lari kepondok itu!!”
Tanpa berpikir panjang mereka langsung saja menghampiri pondok kayu itu
“Kamu yakin kita aman disini?”
“Aku juga tidak tau”
“Memangnya tadi kamu mikirin apa saat nyari lokasinya?”
“Mikirin makanan. Siapa tau ada tempat makan enak, kamu sendiri?”
“Aku mikirin orang. Biar tempatnya rame”
Dan mereka menarik kesimpulan
“Makanan dan manusia…..Tunggu dulu….Itu artinya…”
“Ho ternyata ada tamu ya?”
Nenek-nenek tiba-tiba muncul didepan mereka tanpa diketahui
“Bagaimana kalau kita makan dulu”
“HAAAAAAAA!!!!!”
“OK, tunggu aku ambil sepedanya”
Adi dan Dafa berencana untuk bersepeda, karena memang saat itu tengah ramainya trend bersepeda untuk kesehatan atau hanya sekedar untuk pamer di social media
“Yuk gas! Tapi kenapa kita mainnya sore? BUkannya pagi lebih baik?”
“Ya, karena baru kepikiran, besok juga aku diajak jalan-jalan. Jadi lebih baik sekarang saja”
“Ya sudah. MA! Aku main sepeda dulu sama Dafa!” Teriak Adi
“Jangan lama-lama, udah mala mini” Kata mamanya Adi
Merekapun langsung mulai gowes disekitaran kampong. Tapi kemudian…
“Di…Bagaimana kalau kita menjelajah…?”
“Maksudmu?”
“Ituloo… kana da aplikasi yang popular itu, yang nunjukin lokasi misteri itu”
“Apaan?Jangan aneh-aenh deh…ini tuh udah hamper malam” Kata Adi menolak
“Justru karena ini malam, kan jadi makin seru”
Walaupun Adi terus-terusan menolak, tapi sebenarnya dia juga penasaran dengan aplikasi itu
“Ya sudah….janga lama-lama, entar ibuku marah lagi…”
“Tenang aja… Cuma sekali main doang, toh lokasinya nggak jauh-jauh amat”
“Memangnya kamu punya aplikasinya?” Tanya Adi
“Ya didownload dulu lah…”
Mereka meminggirkan sepeda mereka dan berhenti untuk mendownload aplikasi itu (Randonautica)
Beberapa saat kemudian…
“Udah selesai nih downloadnya”
“Buruan, sebelum malam”
“Iya-iya”
Merekapun mulai menjalankan aplikasinya
“Kita pilih yang anomaly saja, set radius 3000 m dan RNG ANU”
“Memangnya kamu ngerti cara mainnya?”
“Sedikit, Cuma liat-liat di youtube”
“Ya ampun……”
“Sekarang pikirkan tempat yang ingin kita kunjungi”
Saat mereka memejamkan mata dan memfokuskan pikiran mereka. Aplikasi itupun menentukan secara acak lokasi yang pantas. Terdengar seperti khayalan namun aplikasi itu katanya memang bisa membaca pikiran pemainnya
“Sudah dapat nih!”
Adi mengecek ponsel Dafa untuk melihat
“Sekitar 238 meter, lumayan dekat”
“Sudah kubilang kan? Ayo kita mulai!”
Merekapun kembali menaiki sepeda mereka dan memulai perjalanan menuju ketempat random yang ditunjukan
Ditengah perjalanan….
“Kok rasanya makin gelap ya?....”
“Ya iyalah Di…ini kan dah hamper malam”
“Tapi rasanya ini lebih gelap dari biasanya”
“Mungkin mendung”
“Daf…aku bisa bedain gelap mala mama gelap mendung, ini juga kan masih jam 6…”
Tiba-tiba mereka terhenti dengan kelapa yang menggelinding ke tengah jalan
“Daf…Kurasa ini peringatan untuk ki-“
“Halah…paling Cuma kebetulan. Lanjutin aja, siapa tau ada harta kan”
“Mana mungkin jaman sekarang ada yang masih nyimpen harta di sembarang tempat. Sekarang sudah ada yang namanya Bank”
“Siapa tau harta peninggalan. EH sepertinya tempatnya di pondok itu!”
*Wuuushhh
Angin tiba-tiba saja bertiup kencang, tepat mengenai muka mereka
“Ini bukannya angina kering…Jadi tidak mungkin ini mendung. Daf….kitasepertinya harus segera pergi dari sini”
Dafa hanya bengong. Tapi wajahnya seakan menatap kesatu titik”
“DAAF!!”
“DI! Kita harus balik sekarang juga!”
“Sudah kubilangka-“
.
.
“HIHIHIHI”
.
“Suara apa itu??”
“DI AWAS BELAKANG MU!!”
Sesosok Kuntilanak tiba-tiba muncul tepat dibelakang Adi. Dengan kain serba putih dan wajah hancur dengan bola mata yang hamper keluar. Dia mencegat kedua anak itu untuk pergi dari sana
“Cepat lari kepondok itu!!”
Tanpa berpikir panjang mereka langsung saja menghampiri pondok kayu itu
“Kamu yakin kita aman disini?”
“Aku juga tidak tau”
“Memangnya tadi kamu mikirin apa saat nyari lokasinya?”
“Mikirin makanan. Siapa tau ada tempat makan enak, kamu sendiri?”
“Aku mikirin orang. Biar tempatnya rame”
Dan mereka menarik kesimpulan
“Makanan dan manusia…..Tunggu dulu….Itu artinya…”
“Ho ternyata ada tamu ya?”
Nenek-nenek tiba-tiba muncul didepan mereka tanpa diketahui
“Bagaimana kalau kita makan dulu”
“HAAAAAAAA!!!!!”
Diubah oleh rastapramudya 21-07-2020 08:46


genos98 memberi reputasi
1
428
Kutip
4
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan