

TS
Djamboel79
Penguasa Istanbul, The New King of Turkey !!!
Cemilan nikmat yang disediakan ‘Si Nyonya Besar’ alias istri tercinta menemani saya menulis artikel sore ini. Ketika kita memiliki kesempatan berkunjung ke sebuah negara apalagi untuk pertama kalinya, rasanya banyak dari kita akan menemukan suatu hal yang baru. Misalnya saja seperti budayanya, cara dan logat bicaranya, ataupun juga kulinernya. Seperti halnya di Turki.

Jika ditanyakan apa yang terlintas dalam pikiran kalian tentang Turki ?? Mungkin ada yang menjawab Turki adalah negara anggun di antara dua dunia, Asia dan Eropa. Atau ada yang celetuk tentang balon udara di Cappadocia. Bisa juga ada yang teringat dengan Sang Presiden Turki saat ini Reccep Tayyip Erdogan. Yang paling hangat, mungkin diantara kalian akan menjawab Hagia Sophia.
Lalu, jika kepada pecinta sepakbola ditanyakan apa yang teringat dari sepakbola Turki ?? Saya pikir beragam pula jawabannya !!
Bicara tentang tim nasional, bagi kalian yang satu generasi dengan saya, Piala Dunia 2002 boleh jadi mengingatkan kita pada sepakbola Turki. Pada Piala Dunia yang digelar pertama kali di Benua Asia itu, Hakan Sukur dkk berhasil membuat kejutan dengan lolos hingga babak semifinal. Mengakhiri turnamen di peringkat ketiga tersebut, Turki hanya kalah dari Brasil (dua kali, babak penyisihan grup dan semifinal) yang akhirnya keluar sebagai juara dunia.

Selain pencapaian di atas, timnas Turki juga pernah menduduki posisi ketiga pada pagelaran Piala Konfederasi yang dilangsungkan di Prancis, 2003. Satu lagi prestasi membanggakan ialah saat negara ini lolos sampai babak semifinal Piala Eropa 2008 yang digelar di Austria dan Swiss, sebelum akhirnya kalah dari Jerman.
Sementara cerita apa yang bisa kita dapat ketika berbicara kiprah klub Turki di kompetisi antarklub Eropa ?? Tak banyak memang !!
Galatasaray mungkin menjadi representasi Turki. Dua trophy di Eropa menjadi prestasi bagi tim yang bermarkas di Stadion Turk Telekom, Istanbul hingga saat ini.
Trophy perdana mereka raih pada ajang Piala UEFA. Setelah hanya menduduki peringkat ketiga babak penyisihan Grup H, Liga Champion musim 1999-2000, Hakan Sukur dkk memiliki kesempatan berlaga dengan turun kasta ke kompetisi Piala UEFA.
Dalam fase knock-out, Galatasaray sukses menyingkirkan Bologna (Italia), Borussia Dortmund (Jerman), Real Mallorca (Spanyol) dan Leeds United (Inggris) untuk meraih tiket ke final.
Dalam partai final yang digelar di Stadion Parken, Conpehagen (17/5/2000), Galatasaray berhasil mengalahkan Arsenal (Inggris) lewat drama adu penalti, setelah kedua tim bermain imbang kacamata dalam laga 120 menit.

Sebagai pemilik gelar Piala UEFA musim 1999-2000, Galatasaray berkesempatan untuk bermain di ajang Piala Super Eropa menghadapi Real Madrid yang merupakan juara Liga Champions musim 1999-2000.
Di Stadion Stade Louis II, Monaco, Okan Buruk dkk akhirnya berhasil meraih trophy kedua mereka di Eropa setelah mengalahkan Real Madrid melalui gol emas yang diciptakan Mario Jardel di babak perpanjangan waktu.
Galatasaray memang menjadi tim terkuat di Turki. Berbicara tentang kompetisi tertinggi antarklub di Turki yang bertajuk ‘Super Lig’, torehan 22 gelar yang diraih Galatasaray bisa jadi menggambarkan kehebatan klub asal kota Istanbul ini.
Walau demikian, Istanbul bukan hanya Galatasaray !! Jika Ankara adalah Ibukota Negara, maka Istanbul boleh dibilang sebaga ibu kota sepakbola Turki.
Dominasi klub-klub Istanbul hampir setiap tahun terjadi dimana klub asal Istanbul selalu bergantian menjadi kampiun Liga Super Turki.
Sejak Liga Super Turki dihelat untuk pertama kalinya pada 1959, tercatat baru 7 kali gelar juara lepas dari Istanbul. Enam kali direbut Trabzonspor dengan terakhir terjadi pada musim 1983-1984 serta sekali menjadi milik Bursaspor, saat mereka menjadi yang terbaik pada akhir kompetisi musim 2009-2010.
Sementara kota Istanbul sudah 56 kali menggelar pesta juara. Selain Galatasaray dengan 22 gelar, wakil Istanbul lainnya ialah Fenerbache yang sudah 19 kali merengkuh titel juara, serta Besiktas yang memiliki 15 gelar kampiun.
Istanbul memang tidak pernah berhenti menyajikan cerita-cerita menarik. Pengamat sepakbola mengatakan bahwa menguasai Istanbul berarti merajai Turki. Belum selesai dengan dominasi Galatasaray, Fenerbache dan Besiktas, kini calon raksasa baru bernama Istanbul Basaksehir pun hadir.
Klub ini memang belum terlalu akrab dengan telinga kita. Namanya mungkin baru terdengar pada tahun 2014, tepatnya saat perusahaan bernama Medipol Egitim ve Saglik Grubu menjadi sponsor tim.
Sejak saat itu berbicara tentang pencapaian sebenarnya tidaklah buruk. Basaksehir lebih sering finish di posisi empat besar klasemen Liga Super Turki.
Apabila Felipe Melo, Lukas Podolski, Hamit Altintop, hingga Maicon adalah nama-nama yang pernah memperkuat Galatasaray, lalu Fenerbahce pernah diisi oleh nama-nama sekelas Luis Nani, Robin van Persie, hingga Mathieu Valbuena, serta Ryan Babel, Pepe, Ricardo Quaresma, Mario Gomez merupakan sejumlah pemain yang pernah bermain untuk Besiktas, bagaimana dengan Istanbul Basaksehir ?
Emannuel Adebayor, Cengiz Under, Arda Turan, Gokhan Inler, Gael Clichy, Eljero Elia, Martin Skrtel, Robinho dan Demba Ba, merupakan nama-nama beken yang pernah atau kini mengenakan jersey oranye, warna kebesaran Basaksehir.
Saya setuju plus mengamini bahwa kesuksesan memang membutuhkan proses. Saat artikel ini saya tulis Basaksehir masih belum pernah menjuarai Liga Super Turki. Prestasi tertinggi mereka pun hadir pada musim 2016-2017 dan 2018-2019.
Pada dua musim tersebut, Basaksehir menduduki posisi runner-up di akhir kompetisi. Mereka hanya berselisih empat poin dengan Besiktas yang menjadi juara pada musim 2016-2017 dan hanya tertinggal dua poin saat Galatasaray menjadi juara musim lalu.
Masih ingat dengan peristiwa “Istanbul Miracle” yang terpatri pada final Champions League musim 2004-2005 ?? Kalian pasti tahu detail bagaimana Liverpool akhirnya menjadi juara mengalahkan AC Milan melalui drama adu penalti.
Jika pada musim 2019-2020 Liverpool sudah berhasil mengakhiri penantian 30 tahun akan gelar juara Premier League, maka tengah malam nanti, keajaiban dan kesuksesan Liverpool itu bisa saja menjelma di Istanbul tepatnya dalam diri klub Istanbul Basaksehir !!!
Mengawali musim ini dengan dengan dua kekalahan saat ditekuk Yeni Malatyaspor dan Fenerbache, arsitek tim, Okan Buruk segera membenahi permasalahan yang terjadi pada timnya. Selebihnya tim yang memiliki kapten bernama Mahmut Tekdemir ini tampil padu dan baik sepanjang musim.

Ditambah penampilan inkonsisten yang ditampilkan para raksasa Istanbul macam Galatasaray, Fenerbache dan Besiktas, saat ini Basaksehir bertengger di puncak klasemen. Mengemas 66 poin, Basaksehir sudah empat poin di depan Trabzonspor yang menguntit di posisi kedua.
Perlu dicatat, kompetisi hanya menyisakan dua laga saja. Itu artinya dahaga panjang untuk menjadi yang terdepan di Istanbul serta yang terbaik di Turki hanyalah berjarak satu kemenangan bagi Basaksehir.
Pasukan Okan Buruk ini sebenarnya punya kesempatan untuk menyegel gelar juara pada 14 Juli 2020 lalu bila saja mereka meraih kemenangan. Namun sayang, pada gelaran pekan ke-32 tersebut, Demba Ba dkk menderita kekalahan, 3-4 dalam laga ketat menghadapi tuan rumah, Konyaspor.

Tengah malam nanti, Istanbul Basaksehir akan berusaha mewujudkan impian juara mereka saat merumput di kandang sendiri. Di Stadion Fatih Terim Basaksehir yang merupakan stadion kebanggaan, Mahmut Tekdemir dkk akan menjamu Kayserispor.

Walaupun diunggulkan untuk memenangi pertandingan, para punggawa Istanbul Basaksehir harus tetap waspada menghadapi perlawanan tim tamu. Kayserispor saat ini berada di peringkat 17 alias berada di zona degradasi. Sudah barang tentu pasukan Robert Prosinecki ini akan bermain mati-matian untuk bisa mencuri poin atau mengalahkan Istanbul Basaksehir demi menjaga peluang bertahan di kasta tertinggi sepakbola antarklub Turki.

Ceroboh sedikit saja maka akan fatal ceritanya bagi Tim Oranye, mengingat di laga lainnya Trabzonspor yang menjamu Konyaspor diprediksi akan meraih kemenangan.
Apabila Istanbul Basaksehir kalah sementara Trabzonspor meraih poin sempurna, maka laga pamungkas di pekan ke-34 menjadi kesempatan terakhir bagi Istanbul Basaksehir.
Namun dalam hemat saya, sulit untuk tidak melihat Istanbul Basaksehir gagal menang atas Kayserispor pada laga pekan ke-33 ini. Saya memperkirakan Istanbul Basaksehir akan menang dengan selisih dua gol.
Seperti nikmatnya kebab buatan istri tercinta yang sudah habis saya makan, rasanya begitu pula nikmatnya menjadi juara untuk kali pertama bagi Istanbul Basaksehir tengah malam nanti.
Last but not least, saya belum pernah menjejakan kaki di Turki apalagi di Istanbul. Siapa tahu di antara kalian ada yang punya rejeki dan mengajak serta mentraktir saya plesiran ke Turki suatu hari nanti, Amin !!!
Hai Dunia, inilah sang penguasa Istanbul yang baru, Raja Turki terkini, Istanbul Basaksehir !!!
#RinganJari

Jika ditanyakan apa yang terlintas dalam pikiran kalian tentang Turki ?? Mungkin ada yang menjawab Turki adalah negara anggun di antara dua dunia, Asia dan Eropa. Atau ada yang celetuk tentang balon udara di Cappadocia. Bisa juga ada yang teringat dengan Sang Presiden Turki saat ini Reccep Tayyip Erdogan. Yang paling hangat, mungkin diantara kalian akan menjawab Hagia Sophia.
Lalu, jika kepada pecinta sepakbola ditanyakan apa yang teringat dari sepakbola Turki ?? Saya pikir beragam pula jawabannya !!
Bicara tentang tim nasional, bagi kalian yang satu generasi dengan saya, Piala Dunia 2002 boleh jadi mengingatkan kita pada sepakbola Turki. Pada Piala Dunia yang digelar pertama kali di Benua Asia itu, Hakan Sukur dkk berhasil membuat kejutan dengan lolos hingga babak semifinal. Mengakhiri turnamen di peringkat ketiga tersebut, Turki hanya kalah dari Brasil (dua kali, babak penyisihan grup dan semifinal) yang akhirnya keluar sebagai juara dunia.

Selain pencapaian di atas, timnas Turki juga pernah menduduki posisi ketiga pada pagelaran Piala Konfederasi yang dilangsungkan di Prancis, 2003. Satu lagi prestasi membanggakan ialah saat negara ini lolos sampai babak semifinal Piala Eropa 2008 yang digelar di Austria dan Swiss, sebelum akhirnya kalah dari Jerman.
Sementara cerita apa yang bisa kita dapat ketika berbicara kiprah klub Turki di kompetisi antarklub Eropa ?? Tak banyak memang !!
Galatasaray mungkin menjadi representasi Turki. Dua trophy di Eropa menjadi prestasi bagi tim yang bermarkas di Stadion Turk Telekom, Istanbul hingga saat ini.
Trophy perdana mereka raih pada ajang Piala UEFA. Setelah hanya menduduki peringkat ketiga babak penyisihan Grup H, Liga Champion musim 1999-2000, Hakan Sukur dkk memiliki kesempatan berlaga dengan turun kasta ke kompetisi Piala UEFA.
Dalam fase knock-out, Galatasaray sukses menyingkirkan Bologna (Italia), Borussia Dortmund (Jerman), Real Mallorca (Spanyol) dan Leeds United (Inggris) untuk meraih tiket ke final.
Dalam partai final yang digelar di Stadion Parken, Conpehagen (17/5/2000), Galatasaray berhasil mengalahkan Arsenal (Inggris) lewat drama adu penalti, setelah kedua tim bermain imbang kacamata dalam laga 120 menit.

Sebagai pemilik gelar Piala UEFA musim 1999-2000, Galatasaray berkesempatan untuk bermain di ajang Piala Super Eropa menghadapi Real Madrid yang merupakan juara Liga Champions musim 1999-2000.
Di Stadion Stade Louis II, Monaco, Okan Buruk dkk akhirnya berhasil meraih trophy kedua mereka di Eropa setelah mengalahkan Real Madrid melalui gol emas yang diciptakan Mario Jardel di babak perpanjangan waktu.
Galatasaray memang menjadi tim terkuat di Turki. Berbicara tentang kompetisi tertinggi antarklub di Turki yang bertajuk ‘Super Lig’, torehan 22 gelar yang diraih Galatasaray bisa jadi menggambarkan kehebatan klub asal kota Istanbul ini.
Walau demikian, Istanbul bukan hanya Galatasaray !! Jika Ankara adalah Ibukota Negara, maka Istanbul boleh dibilang sebaga ibu kota sepakbola Turki.
Dominasi klub-klub Istanbul hampir setiap tahun terjadi dimana klub asal Istanbul selalu bergantian menjadi kampiun Liga Super Turki.
Sejak Liga Super Turki dihelat untuk pertama kalinya pada 1959, tercatat baru 7 kali gelar juara lepas dari Istanbul. Enam kali direbut Trabzonspor dengan terakhir terjadi pada musim 1983-1984 serta sekali menjadi milik Bursaspor, saat mereka menjadi yang terbaik pada akhir kompetisi musim 2009-2010.
Sementara kota Istanbul sudah 56 kali menggelar pesta juara. Selain Galatasaray dengan 22 gelar, wakil Istanbul lainnya ialah Fenerbache yang sudah 19 kali merengkuh titel juara, serta Besiktas yang memiliki 15 gelar kampiun.
Istanbul memang tidak pernah berhenti menyajikan cerita-cerita menarik. Pengamat sepakbola mengatakan bahwa menguasai Istanbul berarti merajai Turki. Belum selesai dengan dominasi Galatasaray, Fenerbache dan Besiktas, kini calon raksasa baru bernama Istanbul Basaksehir pun hadir.
Klub ini memang belum terlalu akrab dengan telinga kita. Namanya mungkin baru terdengar pada tahun 2014, tepatnya saat perusahaan bernama Medipol Egitim ve Saglik Grubu menjadi sponsor tim.
Sejak saat itu berbicara tentang pencapaian sebenarnya tidaklah buruk. Basaksehir lebih sering finish di posisi empat besar klasemen Liga Super Turki.
Apabila Felipe Melo, Lukas Podolski, Hamit Altintop, hingga Maicon adalah nama-nama yang pernah memperkuat Galatasaray, lalu Fenerbahce pernah diisi oleh nama-nama sekelas Luis Nani, Robin van Persie, hingga Mathieu Valbuena, serta Ryan Babel, Pepe, Ricardo Quaresma, Mario Gomez merupakan sejumlah pemain yang pernah bermain untuk Besiktas, bagaimana dengan Istanbul Basaksehir ?
Emannuel Adebayor, Cengiz Under, Arda Turan, Gokhan Inler, Gael Clichy, Eljero Elia, Martin Skrtel, Robinho dan Demba Ba, merupakan nama-nama beken yang pernah atau kini mengenakan jersey oranye, warna kebesaran Basaksehir.
Saya setuju plus mengamini bahwa kesuksesan memang membutuhkan proses. Saat artikel ini saya tulis Basaksehir masih belum pernah menjuarai Liga Super Turki. Prestasi tertinggi mereka pun hadir pada musim 2016-2017 dan 2018-2019.
Pada dua musim tersebut, Basaksehir menduduki posisi runner-up di akhir kompetisi. Mereka hanya berselisih empat poin dengan Besiktas yang menjadi juara pada musim 2016-2017 dan hanya tertinggal dua poin saat Galatasaray menjadi juara musim lalu.
Masih ingat dengan peristiwa “Istanbul Miracle” yang terpatri pada final Champions League musim 2004-2005 ?? Kalian pasti tahu detail bagaimana Liverpool akhirnya menjadi juara mengalahkan AC Milan melalui drama adu penalti.
Jika pada musim 2019-2020 Liverpool sudah berhasil mengakhiri penantian 30 tahun akan gelar juara Premier League, maka tengah malam nanti, keajaiban dan kesuksesan Liverpool itu bisa saja menjelma di Istanbul tepatnya dalam diri klub Istanbul Basaksehir !!!
Mengawali musim ini dengan dengan dua kekalahan saat ditekuk Yeni Malatyaspor dan Fenerbache, arsitek tim, Okan Buruk segera membenahi permasalahan yang terjadi pada timnya. Selebihnya tim yang memiliki kapten bernama Mahmut Tekdemir ini tampil padu dan baik sepanjang musim.

Ditambah penampilan inkonsisten yang ditampilkan para raksasa Istanbul macam Galatasaray, Fenerbache dan Besiktas, saat ini Basaksehir bertengger di puncak klasemen. Mengemas 66 poin, Basaksehir sudah empat poin di depan Trabzonspor yang menguntit di posisi kedua.
Perlu dicatat, kompetisi hanya menyisakan dua laga saja. Itu artinya dahaga panjang untuk menjadi yang terdepan di Istanbul serta yang terbaik di Turki hanyalah berjarak satu kemenangan bagi Basaksehir.
Pasukan Okan Buruk ini sebenarnya punya kesempatan untuk menyegel gelar juara pada 14 Juli 2020 lalu bila saja mereka meraih kemenangan. Namun sayang, pada gelaran pekan ke-32 tersebut, Demba Ba dkk menderita kekalahan, 3-4 dalam laga ketat menghadapi tuan rumah, Konyaspor.

Tengah malam nanti, Istanbul Basaksehir akan berusaha mewujudkan impian juara mereka saat merumput di kandang sendiri. Di Stadion Fatih Terim Basaksehir yang merupakan stadion kebanggaan, Mahmut Tekdemir dkk akan menjamu Kayserispor.

Walaupun diunggulkan untuk memenangi pertandingan, para punggawa Istanbul Basaksehir harus tetap waspada menghadapi perlawanan tim tamu. Kayserispor saat ini berada di peringkat 17 alias berada di zona degradasi. Sudah barang tentu pasukan Robert Prosinecki ini akan bermain mati-matian untuk bisa mencuri poin atau mengalahkan Istanbul Basaksehir demi menjaga peluang bertahan di kasta tertinggi sepakbola antarklub Turki.

Ceroboh sedikit saja maka akan fatal ceritanya bagi Tim Oranye, mengingat di laga lainnya Trabzonspor yang menjamu Konyaspor diprediksi akan meraih kemenangan.
Apabila Istanbul Basaksehir kalah sementara Trabzonspor meraih poin sempurna, maka laga pamungkas di pekan ke-34 menjadi kesempatan terakhir bagi Istanbul Basaksehir.
Namun dalam hemat saya, sulit untuk tidak melihat Istanbul Basaksehir gagal menang atas Kayserispor pada laga pekan ke-33 ini. Saya memperkirakan Istanbul Basaksehir akan menang dengan selisih dua gol.
Seperti nikmatnya kebab buatan istri tercinta yang sudah habis saya makan, rasanya begitu pula nikmatnya menjadi juara untuk kali pertama bagi Istanbul Basaksehir tengah malam nanti.
Last but not least, saya belum pernah menjejakan kaki di Turki apalagi di Istanbul. Siapa tahu di antara kalian ada yang punya rejeki dan mengajak serta mentraktir saya plesiran ke Turki suatu hari nanti, Amin !!!
Hai Dunia, inilah sang penguasa Istanbul yang baru, Raja Turki terkini, Istanbul Basaksehir !!!
#RinganJari
Diubah oleh Djamboel79 19-07-2020 18:42






tien212700 dan 6 lainnya memberi reputasi
7
2.2K
7


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan