

TS
si.matamalaikat
Kenangan Pahit Final UCL, Dua Kali Salah Mendukung Klub Saat Laga Final

Bulan Juli normalnya liga sepakbola Eropa memasuki awal musim baru dan sedang ramai pembicaraan masalah transfer pemain, biasanya. Tapi ini lagi diluar kebiasaan karena ada pandemi Covid 19, sepakbola pun ikut diliburkan gan. Salah satu kompetisi elite yang terkena dampaknya adalah Liga Champions Eropa.
Kompetisi dari benua biru yang paling dinanti diseluruh dunia, biasanya bulan Mei sudah digelar final Liga Champions. Karena ada pandemi, maka final pun mundur jauh, dan untuk babak 16 besar UCL musim ini baru akan dimulai kembali 8-9 Agustus 2020 nanti. Bicara soal final, ane mengalami hal apes saat ikut taruhan final UCL, bukan taruhan uang atau judi bola. Tapi taruhan kali ini, yang kalah akan mentraktir makan.
Ane pun setuju melakukan taruhan ini bareng teman, kejadiaan saat final 2014. Lagi derby Madrid yang dilaksanakan di Estadio Da Luz, Lisbon, Portugal. Waktu itu CR7 dan Di Maria masih berseragam El Real, final ini dilaksanakan pada tanggal 24 Mei 2014, di Indonesia kikc off dimulai sekitar pukul setengah 1 dinihari gan. Ane pun rela begadang, karena ane pikir Atletico lagi bagus-bagusnya waktu itu, apalagi mereka sudah dipastikan juara Liga Spanyol musim itu.

Sumber
Sempat ragu antara pilih ATM atau Madrid, ane pun pilih ATM karena Diego Costa lagi gacor waktu itu. Setengah satu dinihari laga pun dimulai, ane sempat senang saat Real Madrid tertinggal 1-0 pada menit 35 lewat gol sundulan Diego Godin. Pertengahan babak pertama striker yang ane harapkan gacor, malah ditarik keluar akibat cidera lutut. Costa digantikan Adrian kala itu, ane pikir masih ada harapan, mengingat ATM tim yang punya pertahanan bagus.
Namun harapan ane ambyar, saat menit 92 sundulan Sergio Ramos menyamakan kedudukan. Kedua tim hrus rela mengikuti extra time yang menguras stamina, setelah imbang diwaktu normal, ATM malah luntur semangat juangnya di extra time. Menit 109, Real Madrid balik unggul lagi-lagi lewat sundulan kepala Gareth Bale, hasil umpan crossing Di Maria. Duel udara jadi momok menakutkan ATM kala itu, menit 118 Madrid memperbesar keunggulan melalui Marcelo. Gol pelengkap datang lewat tendangan gledek CR7 dari luar kotak pinalti, ia juga sukses jadi pemenang Ballon d'Or 2014.
Ane cuma bisa terdiam dan bersiap mentraktir makanan untuk teman ane, padahal ane berharap banyak sama ATM buat bisa menang. Mungkin begini perasaan ketika kita menyatakan cinta pada seseorang tapi orang itu menolak kita. Gak ada drama sinetron maupun percintaan yang lebih tragis daripada drama dilapangan bola, unggul lebih dulu, tapi justru harus kalah diakhir. Ane pun mentraktir teman ane waktu itu gan sesuai janji.

Sumber
Dua musim berlalu, ternyata ATM mampu ke final lagi, ane pun menjagokannya lagi buat juara. Apesnya lawan mereka Real Madrid lagi, seolah gak kapok ane pun lebih milih dukung ATM waktu itu. Tapi kali ini ane gak ikut taruhan seperti final pertama, karena teman dekat ane ditempat kerja sudah pindah, jadi gak ada lagi yang diajak taruhan atau diskusi bola.
Ane yakin kali ini ATM bakal menang, mereka udah move on dari Costa yang pindah ke Chelsea. Kali ini mereka punya Griezzman, dan salah satu penjaga gawang terhebat di Eropa, Jann Oblak. Final ke dua terjadi di Stadion San Siro, Milan. Tanggal 28 Mei 2016, seperti biasa kick off di Indonesia dimulai pukul setengah satu dinihari, dan ane begadang lagi.
Final ini giliran Madrid unggul lebih dulu, sontekan Ramos dimenit 15 sukses membobol gawang Oblak. Sampai babak pertama usai, skor gak berubah, jadi tegang ane kala itu. Baru pada menit 79 giliran Yannick Carrasco sukses menyamakan kedudukan, dia berlari ke tribun penonton dan mencium kekasihnya. Momen tak terlupakan buat ane gan. Meski saling jual beli serangan, namun sampai peluit akhir dibunyikan skor masih sama kuat 1-1. Lanjut extra time lagi, tapi ane lebih PD karena ada nama Jann Oblak dibawah mistar gawang.
Dan benar saja, sepanjang extra time, gak terjadi gol sama sekali, meski Madrid punya peluang mencetak gol lewat Bale dan Ronaldo. Peluang mereka berhasil digagalkan Oblak. ATM mampu menahan Madrid lebih lama kali ini, sayangnya pada menit 116. ATM harus kehilangan gelandang tengah mereka (Koke) karena cidera, pertandingan pun lanjut ke adu penalti.
Dipihak Madrid, mulai dari Lucas Vazquez, Marcelo, Gareth Bale, dan Sergio Ramos sukses menjalankan tugasdengan baik. Sementara itu Atletico Madrid, mulai Antoine Griezmann, Gabi dan Saul juga mampu menjalankan tugasnya dengan sukses. Sedangkan satu algojo gagal dari ATM adalah Juanfran, setelah tendangannya membentur tiang gawang, penendang terakhir Madrid adalah CR7. Dan dia sukses eksekusi penalti, sehingga Madrid pun meraih gelar ke 11. Ane pun cuma bisa rebahan sambil berkata, 'kalah lagi'.

Sumber
Dua kali ane salah pilih tim saat final, ane pikir dukung tim yang bergelimang bintang sudah terlalu mainstream. Dan ane gak menyesali pilihan itu, final ke 2 agak nyesek, karena adu penalti. Lagi-lagi final ini diwarnai drama, berhasil menyamakan kedudukan. Dan bertahan di extra time, belum cukup buat ATM untuk menjadi juara, faktor keberuntungan juga berpengaruh disepakbola. Sayangnya keberuntungan itu bukan untuk ATM.
Menang kalah sudah biasa dalam sepakbola, dan ATM ane rasa memang gak benar-benar beruntung karena 2 kali kalah dalam final. Namun kebiasaan bangun tengah malam, dan mengatur alarm di HP, adalah hal yang ane rindukan. Satu lagi, final UCL itu identik dengan bulan Mei. Tapi Mei sudah terlewat, ane harap sih final tahun ini ada penontonnya gan. Gak bisa bayangin sekelas final UCL tanpa penonton kan ? Semoga saja semua cepat membaik, agar kita semua bisa kembali hidup normal dan nonton bola seperti dulu.
Referensi: sinisini dan sini
Ilustrasi: google image


indrag057 memberi reputasi
1
158
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan