Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

mpmedianewsAvatar border
TS
mpmedianews
Mengintip Dunia Basket dan Musik Dirut IBL Junas Miradiarsyah


BolaSkor.com - "Saya percaya, apa yang saya dapatkan sekarang karena track record yang saya miliki. Kemudian juga effort saya selama berkarier sebagai profesional," - Junas Miradiarsyah.

Nama Junas Miradiarsyah tidak asing rasanya bagi pencinta basket di Indonesia, terutama penggemar IBL. Pun demikian band Stepforward bagi penikmat musik keras di tanah air.

Sebagai Direktur Utama IBL, nama Junas kerap disebut-sebut dalam perkembangan kompetisi basket paling bergengsi di Indonesia itu. Menjabat sejak 2019, dia menggantikan Hasan Gozali.

Lantas, apa hubungan Junas dengan Stepforward? Di sela kesibukannya sebagai sosok penting di IBL, rupanya pria berusia 40 tahun itu juga merupakan pembetot bass di band asal Jakarta tersebut.

Tentunya tidak mudah bagi Junas untuk membagi waktu terhadap dua dunia yang dicintainya tersebut. Ketika dihubungi BolaSkor.com, dia menceritakan peran musik dan basket dalam hidupnya.

"Saya main basket dari SD kelas lima mulai intens nya. Dulu kakak saya sudah SMP, dia yang mengajari. Terus keterusan, kalau pulang sekolah main basket," kenang Junas.

"Setelah itu mencari klub sendiri, sempat main di Citra Satria. Saya ketemu sama Bayu Radityo yang umurnya di atas saya dan masuk SMA 3. Saya diajak masuk SM junior, sekolahnya lalu bareng."

"Saya sempat ikut SEABA 1997, lalu wakili Indonesia 3 on 3 Adidas di Taiwan pada 1999. Begitu kuliah, waktunya lebih fleksibel, jadi latihan sama tim Kobatama," Junas melanjutkan.

Tidak sekadar hobi, ternyata filosofi dalam dunia basket juga diterapkannya di kehidupan sehari-hari. Apalagi, Junas memutuskan berhenti sebagai pebasket profesional setelah lulus kuliah.

Pasalnya, dia mengaku ingin fokus di karier yang didapatnya setelah lulus kuliah. Terlebih, Junas menghabiskan masa mudanya untuk bermain basket, kuliah, bekerja, dan bermusik.

"Pagi kuliah, siang kerja sambilan, lalu jam 2 sudah mulai latihan. Jadi terbawa sampai sekarang soal membagi waktu. Ditambah ngeband, kalau dipikir, waktu itu bisa ya," ujar Junas sembari tertawa.

Multi tasking, mungkin itu yang terlintas ketika mendengar kisah Junas. Tetapi, dia mengaku tidak terbebani dengan rutinitas tersebut saat itu.

Hebatnya, meski tetap berhenti main basket untuk fokus di pekerjaan, dia tetap menjalani sembari berkarya di dunia musik. Junas menjalani kariernya di dunia musik bersama Stepforward.


Bahkan Stepforward sampai merilis piringan hitam pada Mei silam. Hal itu berdasarkan keputusan bersama dengan anggota band yang lain untuk tetap berkarya di tengah pandemi virus corona.

"Sebelum pandemi, manggung tetap jalan. Tetapi tidak tur sampai berbulan-bulan. Kalau manggung di luar kota biasanya akhir pekan dan saat tidak ada kegiatan di kantor," ungkap Junas.

"Kami latihan selalu malam, jam 9 ke atas karena saya juga kerja. Anggota lain juga profesinya beragam, vokalis penyiar, gitaris juga di Seringai, dan drummer juga di Alexa," tambahnya.

Bagi musisi yang juga memiliki pekerjaan, Junas menyebutkan tips dirinya bisa bertahan di tiga dunia berbeda. Menurutnya, harus bisa menentukan mana prioritas jangka panjang.

"Menurut saya, kita tidak bisa melakukan semuanya bersamaan dengan prioritas yang sama. Melakukan banyak hal pada saat yang sama bisa, tetapi melakukan hal yang banyak dengan prioritas sama, tidak bisa," kata Junas.

"Jadi ditentuin dulu, mana yang mau jadi prioritas jangka panjang. Kemudian komitmen, terhadap interest dan paling penting soal waktu. Karena mengenai waktu, dengan tiga dunia berbeda itu."

"Misal habis ini harus ke sini lalu ke sini. Jadi tidak boleh terlambat dan menghabiskan waktu. Belum lagi istirahatnya. Kemudian harus enjoy. Bisa dipaksain atau tidak, kalau saya karena dari kecil sudah begitu," bebernya.

Junas menilai, itu merupakan konsekuensi yang harus dia jalani. Pasalnya, dia memiliki pekerjaan dengan IBL serta hobi yang memiliki komitmen untuk dijalani.

Menariknya, setelah pensiun sebagai pebasket, Junas sebenarnya tidak pernah merencanakan untuk kembali ke dunia yang membesarkan namanya. Tetapi takdir berkata lain, kini dia justru menjadi Dirut IBL.

"Setelah lulus, masuk ke bidang media karena kuliah hubungan internasional. Awalnya masuk majalah, lalu pindah ke radio. Saya habis itu pindah lagi ke Grup Mahaka, di corporate media," ungkap Junas.

"Selama lebih dari satu dekade, saya lebih banyak di industri media. Kan namanya track record sampai kapan pun akan terbawa. Saya pernah menjadi atlet sehingga mengenal dunia olahraga."

"Waktu ada Asian Games, saya diminta bantu di kepanitiaan karena punya pengalaman di media dan olahraga. Saya tiga tahun sebagai panita, Alhamdulillah sukses," imbuh Junas.

Dari situ, Junas mendapat kepercayaan untuk menjadi Dirut IBL, lebih kurang karena memiliki pengalaman juga sebagai pebasket. Selain itu, dia juga mengurus Liga Mahasiswa.

Junas Miradiarsyah membuktikan sukses akan datang kepada mereka yang mau berusaha dan bekerja keras. Junas juga menjadi bukti tidak perlu membuang satu mimpi ketika bisa berjuang untuk meraih semua mimpi.


Sumber: Link
HernandezJoeAvatar border
HernandezJoe memberi reputasi
1
387
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan