- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Hati-hati, Dolar Sudah di Atas Rp 14.600 di Kurs Tengah BI!


TS
perojolan13
Hati-hati, Dolar Sudah di Atas Rp 14.600 di Kurs Tengah BI!

Jakarta, CBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Rupiah juga merana di perdagangan pasar spot.
Pada Rabu (15/7/2020), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.616. Rupiah melemah 0,72% dibandingkan posisi hari sebelumnya.
Sementara di pasar spot, rupiah juga merah. Pada pukul 10:04 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.490 di mana rupiah melemah 0,8%.
Kala pembukaan pasar spot, rupiah masih stagnan di Rp 14.375/US$. Tidak butuh waktu lama bagi rupiah untuk masuk jalur merah, bahkan depresiasinya semakin dalam seiring perjalanan pasar.
Mata uang Asia lainnya bergerak variatif di hadapan dolar AS. Selain rupiah, mata uang yang melemah adalah yen Jepang, rupee India, peso Filipina, dan dolar Taiwan. Namun depresiasi 0,8% membuat rupiah jadi yang terlemah di Asia.
Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 10:07 WIB:
Sentimen Positif Ada, Tapi Negatif Juga Ada
Investor dibuat galau karena ada sentimen positif dan negatif yang beredar di pasar. Sentimen positifnya adalah perkembangan uji coba vaksin virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19).
Uji coba vaksin tahap pertama oleh Moderna, perusahaan farmasi asal AS, menunjukkan hasil positif. Sejauh ini, belum ada tanda-tanda efek samping yang signifikan terhadap para relawan. Sebagian memang mengalami gejala ringan seperti sakit kepala, demam, dan nyeri sendi, tetapi itu adalah yang umum terjadi setelah imunisasi.
"Ini adalah kabar baik. Jika vaksin sukses menghasilkan respons, maka Anda berhasil. Itulah mengapa kami sangat puas dengan hasilnya," kata Anthony Fauci, Direktur US National Institute of Allergy and Infectious Disease, seperti dikutip dari Reuters.
Baca: 'Tuah' Vaksin Moderna, IHSG Sukses Tembus 5.100
Namun ada sentimen negatif yang datang dari perseteruan AS-China. Presiden Donald Trump menegaskan bahwa status daerah istimewa terhadap Hong Kong resmi berakhir setelah pemberlakuan UU keamanan yang lebih represif.
"Tidak ada lagi perlakuan khusus, tidak ada lagi hak istimewa di bidang ekonomi, tidak ada lagi ekspor teknologi. Hari ini saya menandatangani aturan dan perintah untuk mendesak China bertanggung jawab atas perilaku agresif terhadap rakyat Hong Kong. Sekarang Hong Kong diperlakukan sama seperti China," ungkap Trump dalam konferensi pers, seperti diberitakan Reuters.
Beijing tentu tidak terima dengan perlakuan Washington. Dalam keterangan tertulis, Kementerian Luar Negeri China menyatakan AS harus berhenti mencampuri urusan 'rumah tangga' negara lain. Bahkan China mengancam akan balik memberlakukan sanksi bagi individu dan lembaga yang terlibat dalam penyusunan UU baru di AS tersebut.
Baca: Damai Dagang AS-China Sudah Mati?
Sementara dari dalam negeri, investor menantikan rilis data perdagangan internasional periode Juni 2020. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekspor akan terkontraksi -7,765% year-on-year (YoY). Sementara impor terkontraksi -16,455% YoY dan neraca perdagangan surplus US$ 1,1 miliar.
Jika nanti realisasinya sesuai dengan ekspektasi pasar, maka akan terjadi perbaikan dibandingkan Mei 2020. Kala itu, kontraksi ekspor mencapai -28,95% dan impor anjlok -42,2%.
Kinerja ekspor-impor pada Juni yang membaik menunjukkan ada harapan bahwa ketika social distancing dikendurkan maka ekonomi bisa pulih dengan relatif cepat. Permintaan akan meningkat seiring masyarakat yang kembali berkegiatan.
Baca: Singapura Resesi, Harapan RI Tinggal Satu: China!
link
Pada Rabu (15/7/2020), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.616. Rupiah melemah 0,72% dibandingkan posisi hari sebelumnya.
0
657
7


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan