Geram nan sedih. Itulah yang dirasakan TS saat baca berita ada seorang cewek bernama Ince Ni'matullah di Makassar yang melempar kitab suci Al-Qur'an. Ironinya lagi, dia itu adalah seorang muslimah. Yang artinya dia melempar kitab suci agamanya sendiri.  TA tahu kasus ini sejak jumat kemarin atau sehari setelah pelaku melakukan aksi konyolnya.

Gan-sis semua, dari kasus ini kita bisa melihat betapa hilang akalnya manusia kalau sudah dikuasai perasaan amarah. Tidak bisa lagi membedakan kebaikan dan keburukan, hilang kemampuan mengenali mana yang benar dan salah.

Seperti si Ince, entah apa yang merasukinya, dia seolah kerasukan, tidak sadar betapa fatalnya yang diperbuat. Sampat nekat dan tega melempar kitab suci agamanya sendiri.

Sepengetahuan TS bila kita dilanda amarah, jin bersifat setan memang gampang memengaruhi akal sehat. Jin bersifat setan sangat senang dengan orang yang gampang emosian. Jin bersifat setan memang kerjaannya menggoda manusia dari berbagai arah dengan berbagai cara.

Lebih jauh kita lihat contoh-contoh lain, TS pernah membaca berita ada bapak yang tega menghabisi anak kandungnya sendiri lantaran emosi, ada pula ibu yang tega menikam suaminya juga karena emosi yang memuncak. Silahkan cari di google, niscaya kita akan gampang menemukan kasus semacam itu. Inilah bukti nyata bahwa saat emosi jiwa manusia gampang ditempeli-dipengaruhi oleh jin bersifat setan untuk melakukan hal-hal biadab.

Dari sini kita bisa melihat betapa pentingnya pengendalian diri, mengenali emosi dan meredakannya. Sayangnya keahlian ini tidak kita dapatkan secara intens di sekolah-sekolah formal, sebab dulu sepengalaman TS sistem pendidikan di sekolah terlalu banyak mengajarkan hal-hal untuk mengasah IQ (intelligence quotient) tetapi minim sekali untuk EQ (emotional quotient). Apalagi tentang SQ (Spiritual quotient).

Ah sudahlah, tak ada guna menyalahkan sistem pendidikan. Itu di luar kendali kita. Namun lewat thread ini setidaknya TS mau mengajak kita semua untuk lebih mengasah EQ dan SQ. Kita senantiasa belajar bagaimana caranya agar tetap bisa BERPIKIR sebelum berucap, BERPIKIR sebelum bersikap, dan BERPIKIR sebelum bertindak. Serta BERPIKIR sebelum memasukan sesuatu ke dalam hati. Dan yang paling penting adalah senantiasa merasa takut dan merasa diawasi oleh Tuhan, sehingga bikin kita selalu sadar dengan apa-apa yang diperbuat dan tidak salah jalan.